"Nyari siapa, Youn?"
Seungyoun yang baru selesai mandi dan daritadi celingak-celinguk melihat Eunbi yang memanggilnya.
"Renjun. Lu liat dia gak?"
"Kayanya tadi pergi sama Jeno deh"
"Kemana?"
"Gatau. Gak bilang mau kemana mereka" Eunbi mengangkat kedua bahunya dan pergi meninggalkan Seungyoun ke dapur untuk mengambil minum.
Di malam yang cukup dingin ini, Jeno mengajak Renjun untuk pergi makan bakso bersama. Untuk pergi ke jalan besar tidak telau jauh hanya perlu 10 menit menggunakan motor.
"Gelap banget Jen"
"Hah?" Jeno yang tidak terlalu mendengar ucapan Renjun hanya bisa ber-hah saja.
"Gelap banget!" ucap Renjun ulang yang kini sedikit berteriak.
"Iya Njun, dingin emang. Namanya juga malem"
Renjun memutar kedua bola mata malas karena Jeno tidak nyambung di ajak ngobrol.
"Lu kedinginan, Njun?"
"Kagak. Kan gua udah make dua lapis ini gila"
"Hah? Kue lapis? Lu mau kue lapis?"
Renjun menjitak kepala Jeno sebal. Ya tidak salah sih. Suara deru angin malam yang kencang membuat suara Renjun yang lembut itu terbawa angin. Jangankan malam hari, kalian pasti pernah merasakan 'kan saat di bonceng motor dan terkadang di ajak ngobrol hanya kata 'hah?' yang sering terucap? Begitulah kondisi Jeno dan Renjun saat ini.
Setelah 15 menit menerjang dinginnya angin malam, dua insan berbeda umur 1 bulan itu sudah sampai di tempat makan bakso rekomendasi pemuda karang taruna Dewi Peri. Katanya sih bakso di sini enak banget. Sekalian menghangatkan tubuh, Jeno kan ingin berduaan sama Renjun. Uhuk.
"Bakso spesialnya dua ya pak"
NoRen mencari tempat duduk yang masih kosong. Tempat ini cukup ramai ternyata. Tidak sedikit pula pengendara yang dalam perjalanan ke suatu tempat tujuan mampir ke tempat makan bakso ini.
"Rame ya Njun?" Jeno menyesap es jeruk peras pesanannya yang sudah tersedia di atas meja mereka.
"Iya rame. Kebanyakan keluarga yang lagi mudik kali ye, atau lagi mau kemana gitu. Kita doing yang berdua" jawab Renjun yang ikutan meminum es lemon the pesanannya.
"Yaudah nanti kita kesini lagi aja sebagai keluarga"
Uhuk!
Renjun terbatuk karena tersedak setelah mendengar perkataan Jeno. Apa maksudnya dengan 'sebagai keluarga'?
"Monggo mas baksonya" pria paruh baya dengan apron yang ia kenakan menaruh dua mangkuk bakso pesanan pelanggannya.
Renjun dan Jeno menyantap bakso yang terlihat sangat enak. Mereka pun makan dengan tenang. Sesekali mereka ngobrol random, mulai dari kucing peliharaan Jeno, masalah perkuliahan, masalah KKN dan topik pembicaraan lainnya.
"Kenapa?" Renjun yang merasa dari tadi diperhatikan Jeno intens merasa agak aneh.
"Gapapa. Lo lucu kalo lagi makan. Pipinya ngembung-ngembung gitu"
Deg!
Renjun hanya bergeming dan mencoba melanjutkan makannya untuk menutupi rasa malunya. Tapi kekehan kecil terdengar dari sebrang Renjun.
Jeno masih saja sering memperhatikan Renjun secara intens. Bagi Jeno, Renjun yang sedang makan bakso ini sangat mengemaskan. Di tambah lagi dengan semburat merah di pipi Renjun setelah Jeno bilang lucu ke Renjun. Pengen Jeno gigit itu pipi rasanya. Gemas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love U [Jeno x Renjun]
FanfictionKehidupan perkuliahan Huang Renjun dan teman-temannya serta kisah percintaannya dengan Lee Jeno sang pangeran Fakultas Teknik