✨ Pertemuan Kedua ✨

1.1K 96 3
                                    

*
*
*

Gak nyangka ada yang baca 😭😭😭
Semoga kalian enjoy ya sama cerita aku 🤗
Feel free buat nerima masukan dan saran oke? Yosh! Kita lanjut duluuuu.
——————————————————
#WARNING!! BXB, TYPO, KATA-KATA KASAR DAN MASIH BANYAK LAGI#

*
*
*

Sinar matahari memasuki kamar kostan pemuda manis bernama Huang Renjun. Pemuda manis yang lahir di tangerang tersebut memiliki darah keturunan Indonesia - China.

Saat ini, pemuda manis tersebut sedang berkuliah di salah satu universitas di Kota Bandung. Udaranya yang sejuk membuat pemuda ini memilih untuk menikmati masa mudanya di kota ini. Berteman, nongkrong, jalan-jalan bersama teman-temannya, bersenang-senang, itulah yang diinginkan seluruh pemuda saat masih muda, begitu pula dengan Renjun.

KUKURUYUUUUUKKKK
KUKURUYUUUUUKKKK

Bunyi alarm yang bersuara ayam tersebut mengganggu tidur Renjun. Dia pun meraih handphonenya untuk melihat sudah jam berapa sekarang sampai-sampai alarm berisik tersebut berbunyi.

"HAH ANJIR! UDAH JAM SEGINI AJA?!"

Renjun langsung terbangun setelah melihat jam digital di handphone nya yang menunjukan jam 07.45. Dia ada kelas perpajakan jam 08.00. Renjun bergegas ke kamar mandi hanya sekedar untuk cuci muka dan sikat gigi, iya, dia tidak mandi.

Dengan tergesa-gesa Renjun keluar kamar kostan yang tidak lupa untuk menguncinya. Waktu sudah menunjukan jam 07.48. Sekitar 12 menit lagi kelasnya akan mulai. Biasanya, kelas ada toleransi telat maksimal 15 menit, akan tetapi tidak berlaku untuk mata kuliah ini. Dosen perpajakan yang terkenal akan disiplin waktu dan killer membuat seluruh mahasiswanya untuk sebisa mungkin tepat waktu. Telat 1 menit saja mahasiswa nya tidak boleh masuk kelas dan di anggap tidak hadir dalam perkuliahan.

Renjun yang terburu-buru pun menggerutu karena track kampusnya. Kampusnya ini terletak di daerah pegunungan, oleh karena itu jalanan pada kampusnya naik turun. Di tambah lagi mahasiswanya tidak boleh membawa motor ke jalanan kampus, hanya boleh diparkirkan di parkiran yang telah disediakan, kalau mobil masih boleh diparkirkan di depan fakultas masing-masing. Apesnya lagi karena Renjun mendapatkan kostan daerah bawah, sedangkan fakultasnya terletak di puncak dari kampus tercintanya ini.

'Ini kenapa kampus gue jalannya begini sih?! Gak tau apa kalo naik turun gini lebih capek. Coba kalo jalanannya rata, udah sampe gua di kelas' kesal Renjun dalam hati.

*TIIINN TIIINN*

Renjun tersentak dan kesal karena suara klakson mobil yang tiba-tiba membuatnya kaget. Padahal jelas-jelas dia jalan di trotoar bukan di tengah jalan.

Mobil tersebut berhenti dan membuka kacanya.
"Renjun!"
Renjun yang melihat si empu mobil langsung nambah kesal. Siapa lagi kalo bukan Jeno. Entah kenapa semenjak kejadian kemarin Renjun sedikit kesal ketika melihat Jeno.

Jeno yang tidak mendapat jawaban pun memanggil pemuda manis tersebut sekali lagi dengan sedikit keras.
"RENJUN!"
Renjun yang jengah pun akhirnya berhenti.
"Apa sih? Gue lagi buru-buru!" ketus Renjun.
"Mau ikut sama gua aja gak? Lo kalo jalan kaki juga gak akan keburu. Fakultas lo di atas. Gua sih gak yakin kalo lu kuat" Jeno menawarkan tumpangan yang rasanya malah membuat Renjun kesal.
"Gak butuh" final Renjun dan langsung melangkahkan kakinya kembali.

Jeno yang sudah kepalang tanggung pun masih berusaha untuk membujuknya.
"Renjun sayaaannggg" ucap Jeno yang membuat Renjun otomatis berhenti. Bukan hanya Renjun yang awalnya sibuk berjalan atau hal lainnya langsung menghentikan aktifitasnya. Ada beberapa mahasiswa/i lain yang tertarik akan ucapan Jeno tadi.
"Ayoo dong kamu jangan ngambek terus. Aku minta maaf ya?" Jeno tersenyum menggoda dengan ekspresi liciknya.
"Maksud lu apa?!" Renjun langsung menghampiri mobil tersebut "Lu gak liat sikon sekitar?" bisik Renjun dengan hati-hati.
"Loh kenapa? Kan kamu PACAR aku" kata 'pacar' yang ditekankan semakin membuat bertambahnya eksistensi sekitar kepada kedua pemuda tersebut.
Renjun yang tidak ingin membuat perhatian lebih langsung masuk ke mobil Jeno dan menaikan kaca mobil.
"Nah gitu dong. Kalo ditawarin tuh ya nurut, gak usah sok jual mahal" kata Jeno yang langsung mengubah ekspresinya menjadi datar kembali. Cih! Muka dua sekali anak ini, batin Renjun.

Still Love U [Jeno x Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang