"Ciiieee yang semalem abis melakukan hal yang iya iya di dapur" Haechan menyambar gorengan yang baru saja di beli oleh Seungyoun.
Pagi hari di weekend yang cerah ini seluruh anggota KKN kelompok Jeno sedang menikmati gorengan hangat yang baru saja di beli oleh Seungyoun. Sebenarnya hampir setiap hari Seungyoun membawakan gorengan setelah dia jalan sehat pagi hari di sekitar posko.
"Apaan sih, Chan? Gajelas banget lo!" Renjun yang baru bangun ikutan duduk makan gorengan. Pria bermarga Huang itu tidak ingin pagi harinya kecolongan gorengan seperti lusa kemarin.
"Yeeuuhh saksi mata noh si Eunbi. Ya gak, Bi?" pria berkulit tan itu mengedipkan mata mengkode Eunbi untuk meng-iya-kan perkataan nya.
"Ngadi ngadi lu, Chan. Gak kok. Emang dasarnya Jeno aja yang kagak waras" Eunbi membela Renjun.
Betul. Memang Jeno saja yang tidak waras semalam. Jadi tuh insiden begini, semalem tuh sebenarnya cuma dari ketidakwarasan Jeno. Kalian jangan berfikir yang iya iya ya! Jeno hanya mengemut telunjuk Renjun yang terus mencoba mencolek wajah Jeno dengan tepung. Bukan hal yang lain kok. Uhuk.
Hari ini hari sabtu. Artinya kegiatan KKN akan libur selama 2 hari. Beberapa anggota ada yang pulang ke rumah, balik ke kostan, maupun yang stay di posko sekedar menjaga posko mereka. Walaupun sebenarnya posko ini akan tetap aman meskipun ditinggalkan satu atau dua hari saja. Toh warga sekitar sudah tahu menahu kalau rumah dengan warna putih gading tersebut yang biasa menjadi tempat singgah karang taruna desa telah menjadi posko oleh mahasiswa yang datang ke desa mereka untuk pengabdian.
"Gua mau balik aja deh. Nanti minggu malem baru ke sini lagi" ujar Seungyoun.
"Jadi yang gak balik cuman Renjun, Jisung, Chenle sama Haechan dong ya?" Mina yang baru dari dapur ikutan nimbrung. Sepertinya Mina habis mandi di kamar mandi samping dapur.
"Iya nih, Min. itung itung jagain posko lah ya" jawab Renjun. Awalnya Renjun berniat balik ke kostan, tapi Chenle memaksanya untuk menemani dirinya stay di posko.
"Kade yeuh aya jurig (hati-hati ada setan)" Guanlin nyeletuk.
"Yaelah. Si Renjun mah kagak takut sama setan. Dia mah takutnya sama petir geludug noh" jawab Jeno yang membuat semuanya mengangguk.
.
.
.
.
Jisung, Chenle, Haechan dan Renjun. Hanya mereka ber-empat yang stay di posko. Sebenanya Jisung dan Chenle bisa saja pulang, tapi teman mereka, Haechan, meminta untuk tetap di posko menemani dia dan akhirnya Renjun pun jadi kena imbasnya untuk tetap di posko.
Posko tampak sepi. Renjun dan lainnya sedang asik menonton drama korea. Sebenarnya mereka ingin keluar. Tapi kemageran menyelimuti tubuh mereka. Jadi ya gini, nobar drakor di bawah selimut. Mereka pun nontonnya di kamar darurat. Malas di ruang tengah katanya. Kamar ini lebih nyaman untuk nobar di bawah selimut.
"Gua mau beli cemilan dulu ya di Bu Sarmi. Udah abis nih cemilan kita" Chenle keluar dari selimut. Saking asiknya nobar ber-episode episode mereka sampai kehabisan stock camilan.
"Ikut dong, Le" Jisung mengikuti Chenle.
"Cih. Dasar bucin" Haechan berdecih pelan agar tak terdengar oleh Jisung. "Sisa kita berdua doang dong, Njun. Gimana kalo kita gosip aja?" lanjut Haechan.
"Gosipin siapa anjir?"
"Elu sama Jeno. Heheehehhe"
Jitakan berhasil didaratkan di kepala Haechan. Bisa bisanya dia mau bergosip di depan orangnya langsung. Eh tapi itu bagus, bukan? Tidak ngomongin orang di belakang? Haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love U [Jeno x Renjun]
FanfictionKehidupan perkuliahan Huang Renjun dan teman-temannya serta kisah percintaannya dengan Lee Jeno sang pangeran Fakultas Teknik