Sebelum masuk bulan desember aku coba kejar 10 chapter yaaa. Soalnya bulan desember aku bener bener mau revisian skripsi huhu. Takutnya gak terlalu ada banyak waktu buat nulis. Tapi bakal aku usahain update 3 hari sekali di bulan desember. Oke cuuusss langsung aja. Happy reading ^^
—————————————
#WARNING! BXB, TYPO, KATA KATA KASAR DAN MASIH BANYAK LAGI!!!#
—————————————
Mentari pagi telah memunculkan cahaya yang siap menghangatkan tubuh siapa pun yang menerimanya. Suara burung berkicau merdu menyambut hari baru di bumi.
Pagi ini Renjun merasa sangat nyaman dengan tidurnya. Dia merasa sangat lelap. Dia tidak ingin terbangun dengan cepat dari tidurnya yang nyaman.
Dari pucuk kepalanya, Renjun merasakan hembusan angin lembut, seperti hembusan nafas seseorang.Renjun mengeratkan pelukannya pada objek yang ia peluk. Ada rasa hangat yang bisa Renjun rasakan pada tubuh bagian depannya. Renjun mendusel dusel kepalanya. Dia bisa mencium aroma khas yang pernah ia cium. Ini bukan aroma yang sering Renjun cium, tapi dia merasa pernah mencium aroma tersebut.
Renjun membuka matanya karena penasaran. Sebenarnya objek apa yang sedang ia peluk ini. Renjun membuka matanya dan mendongakan kepalanya.
"Good morning Renjun"
Otak Renjun masih lola untuk memproses apa yang dia lihat dan apa yang barusan ia dengar. Dia melihat seorang lelaki tampan yang tersenyum sangat manis mengucapkan kata 'selamat pagi' ke dirinya. Apa dia masih mimpi?
"Udah bangun jun?"
Dengan segenap usaha untuk mengumpulkan nyawanya kembali, Renjun kembali melihat objek yang sebenarnya sudah dia lihat tadi. Renjun mengucek matanya untuk lebih menjelaskan pandangannya. Dia tidak salah lihat kan?
"HAH?! LEE JENO?!!!"
Renjun langsung mendorong tubuh Lee Jeno karena begitu terkejut. Jeno yang terdorong cukup keras pun jatuh dari tempat tidur Renjun. Kini pantatnya sangat sakit karena terbentur ubin yang keras.
"Aw! Huang Renjun!"
Jeno sedikit kesal karena dia di dorong dan menyebabkan pantatnya sakit. Bisa bisanya Renjun melakukan hal tersebut padahal dia semalam memohon untuk menemaninya tidur dan minta di peluk.
"Eh so-sorry jen" Renjun langsung bangun dan membantu Jeno berdiri.
"Aawhh sakit jun" Jeno memasang muka cemberut.
"Ya lu lagian ngapain tidur di kamar gua? Segala peluk peluk lagi. Modus lu ya?!"Sepertinya Renjun memiliki ingatan yang terbatas saat dia mau tidur. Buktinya pada saat Seungyoun dan Jeno menginap pun Renjun tak ingat kalau mereka berdua sudah izin. Lalu sekarang? Dia bahkan tidak ingat kejadian tadi malam. Jeno yang melihat Renjun panik pun punya pikiran licik untuk mengerjai Renjun karena telah membuat pantatnya sakit.
"Lu gak inget jun? Gak inget apa yang terjadi semalem?" Jeno menatap Renjun serius.
"E-emang semalam ke-kenapa?" muka Renjun sudah memerah. Sial, Jeno hampir saja tertawa.
"Semalem jun. Hujan hujan, dingin dingin. Lu beneran gak inget?"
"APA SIH LEE JENO?! JANGAN NGADI NGADI LU YE HEH!" Renjun semakin memerah karena dia malu plus kesal sama Jeno.
"Jadi–" Jeno mendekatkan tubuhnya ke tubuh Renjun "–semalem kita pas hujan hujan–" Jeno menatap Renjun dalam. Renjun yang di tatap hanya bisa menelan ludah kasar "–semalem kita. Kitaaaaa. Eummm kitaaaa–"
"BERISIK AH LEE JENO! GUA GAK MAU DENGER!" Renjun menutup telinganya. Jeno yang melihat hal tersebut hanya bisa tertawa lepas.
"GAK USAH KETAWA LO YA HEH!" Renjun semakin kesal yang malah membuat Jeno semakin keras tertawanya.
"LEE JENOOOO!!!" Hap! Jeno menutup mulutnya dengan gestur seperti menutup resleting ke samping di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love U [Jeno x Renjun]
FanfictionKehidupan perkuliahan Huang Renjun dan teman-temannya serta kisah percintaannya dengan Lee Jeno sang pangeran Fakultas Teknik