4) AKIBAT MALAS

1.6K 354 109
                                    

SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA

Don't forget to give us rate / star and comment , thank you dear! ♡

Ayo spam vote dan komen di setiap paragraf! 🐱

Hai, nama aku Thalia bukan thor. Kalian bisa panggil aku Thalia atau Lia, wokey? Bukan thor! 😸😸

Ayo semangat bacanya! Jangan lupa vote ya sayang!! 😊

                 
                               • • • ✤ • • •
                         HAPPY READING

Saat ini Mega melewati koridor yang lumayan sepi, hanya terdengar suara guru mengajar di sepanjang koridor. Ia berjalan cepat tapi mata-nya selalu melihat sekeliling, takut ketahuan. 

"Pusing saya ngurusin anak-anak bandel seperti mereka,"

"Ngelawan aja terus, mereka bener-bener suka mencari masalah dengan saya!"

Suara berisik dari ujung koridor, membuat Mega menghentikan langkahnya. Seketika matanya membola melihat Bu Dessi berjalan ke arahnya sambil marah-marah sendiri.

"Mampus, si besi datang lagi," ujar Mega langsung bergerak mencari tempat persembunyian. Ia bersembunyi di balik tembok dekat dengan perpustakaan.

"Siapa itu?!" teriak Bu Dessi marah ketika mendengar suara berisik lalu beliau berjalan mendekat ke arah perpustakaan.

Disisi lain Mega yang bersembunyi dibalik tembok, kini panik ketika mendengar suara langkah kaki mendekat dengan refleks ia membekap mulutnya.

Ah, semoga besi ga kesini plisss

Bu Dessi berjalan mendekat dengan sorot mata tajam, "Siapa disana?!"

"Keluar kamu atau saya seret sekarang juga!"

Mega meneguk ludahnya pelan. Kenapa Bu Dessi seseram ini? Padahal dirinya sudah terbiasa mendengar ancaman yang lebih menakutkan.

"SIAPA DISANA?!" bentak beliau dengan wajah memerah menahan amarah. Seperti banteng yang siap menyerbu.

Meow.. Meooww...

Suara kucing itu mengalihkan pandangan Bu Dessi pada kucing berwarna oren itu keluar dari semak-semak, "Ternyata kucing, saya kira setan."

Mendengar itu, Mega melotot terkejut. "Secantik dan seseksi gue dikira setan?!"

                           *********

Caramel, gadis itu menatap Mega dengan ekspresi dinginnya, "Telat lagi?"

Mega, gadis itu cengengesan, "Hehe, biasa, lo tau kan?"

Caramel hanya memutar bola mata malas.

Caramel Bagaskara, gadis yang sangat terkenal dengan mulut pedasnya itu dan termasuk jajaran murid berprestasi.

Saat ini kelas 11 IPA 2 tidak ada guru yang mengajar, mungkin telat masuk. Untung saja hari ini guru yang mengajarnya telat masuk. kalau tidak, pasti Mega akan di hukum membersihkan toilet.

Awan dan Mega (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang