Maaf apabila ada kesamaan alur, tempat, nama, tokoh, karakter, ataupun dengan cerita lain
SEBAGIAN CERITA AKAN DIPRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA
Don't forget to give us rate / star and comment , thank you dear! ♡
Ayo spam vote dan komen di setiap paragraf! 🐱
Hai, nama aku Thalia bukan thor. Kalian bisa panggil aku Thalia atau Lia, wokey? Bukan thor! 😸😸
Ayo semangat bacanya! Jangan lupa vote ya sayang!! 😊
• • • ✤ • • •
HAPPY READINGSMA TRI SAKTI, sekolah swasta yang memiliki nilai terbaik dan masuk dalam daftar tiga sekolah bergengsi di kota Jakarta. Bangunan yang lebih dominan berwarna putih dan coklat itu terlihat sangat indah dengan pemandangan taman bunga di sekelilingnya. SMA Tri Sakti juga memiliki lapangan utama yang sangat luas dan juga digunakan untuk ajang bergengsi berbagai perlombaan antar sekolah tiap tahun. SMA ini sudah sangat terkenal sebab sering mendapatkan juara lomba dan olimpiade tingkat nasional.
Saat ini, seluruh murid SMA Tri Sakti berhamburan keluar kelas sebab bel istirahat telah berbunyi. Kantin di SMA ini juga sangat rapi dan bersih, sangat indah dipandang terutama pada aneka ragam makanan dan minuman membuat perut pun bergetar.
"YAAH, BANGKUNYA PENUH DONG, TERUS KITA DUDUK DIMANA?"
Seketika Mega menutup telinga karena suara sahabatnya itu sangat mengalahkan suara toa. Gadis itu langsung menatap pemilik suara itu dengan kesal, "Embun! Ini masih pagi loh, plis deh."
Saat namanya disebut, gadis berbando warna pink itu hanya cengengesan. Embun Sanjaya, namanya saja yang kalem, tapi tidak dengan kelakuannya yang diluar nurul. Super duper cerewet dan sering ceplas ceplos itulah dia. Yang perlu kalian ingat, gadis ini sangat menyukai yang namanya Bando. Ia selalu memakai aksesoris pada rambutnya kemanapun ia pergi, sudah menjadi ciri khasnya seorang Embun.
"Udahlah, mending kita cari bangku yang kosong dulu. Siapa tahu ada, ya, kan?" ucap gadis dengan almamater OSIS itu seraya merangkul bahu Mega.
Bunga Garendra, seperti namanya Bunga, tentu saja sudah cantik dan pintar terutama sekarang ia menjabat sebagai sekretaris OSIS. Bunga itu yang paling sibuk dari yang lainnya dan Baginya ruang OSIS adalah rumah keduanya. Gadis ini sangat menyukai yang namanya bola Voli. Ah, tentu saja sejak dulu ia adalah seorang atlet. Bunga dan Mega itu sudah bersahabat sejak kecil.
"Pinter juga lo!" sahut Oliv dengan senyum jahilnya.
Gadis dengan almamater itu mengangkat dagunya angkuh, "Yoi dong, bro. Bunga gitu loh!"
Seketika mereka tertawa terbahak-bahak kecuali Caramel, gadis itu hanya menanggapinya dengan senyum tipis saja. Sangat sederhana tapi mereka menyukainya.
Tapi tawa itu terhenti ketika ada seorang gadis yang menghampiri mereka dengan kacamata bulat di matanya dan beberapa buku tebal di tangannya.
"Emm ... p-permisi, kak," gugupnya seraya membenarkan posisi kacamatanya.
Mega, gadis dengan jepit berbentuk bintang keemasan itu tersenyum manis, "Iya, ada apa, ya?"
Gadis berkacamata itu membasahi bibirnya yang kering, "Emm ... Kalian semua dipanggil sama mereka," tunjuknya lewat mata ke arah anak Arcturus.
Ingat lewat mata, jika ia menunjuknya dengan tangan jelas tidak sopan, ah bukan tidak sopan. Tetapi tidak ada yang berani menunjuk Arcts.
Mega yang mengikuti arah pandang itu langsung menyerit alis bingung, "Cowok sinting itu lagi?" batinnya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan dan Mega (revisi)
Teen FictionDua remaja yang memiliki luka yang sama tapi dengan cara yang berbeda, Awan dan Mega. - Awan dan Mega, cerita anak remaja yang mengisahkan seorang ketua geng motor yang sangat terkenal akan kekejamannya dan berbakat dalam bela diri membuat ia dikag...