Setelah beberapa jam semenjak ustad itu kecelakaan, polisi mulai menemukan ustad itu yang sudah terbujur kaku di dalam mobilnya.
Polisi juga langsung menghubungi kerabat dekat nya yaitu ustad Jefri untuk segera ke lokasi tempat kejadian kecelakaan terjadi.
Jefri yang mendengar soal kecelakaan itu tanpa basa basi langsung menuju TKP untuk melihat langsung ke tempat terjadinya peristiwa.
Jefri sampai hanya dalam kurun waktu sepuluh menit dia memacu kendaraan nya dengan kecepatan tinggi.
Sesampai nya di TKP Jefri sempat terkejut karena melihat wajah temannya yang sudah tidak berbentuk karena kecelakaan itu.
"Innalilahi wa innailaihi roji'un... maaf pak punten, ini jasad teman saya bukan?"
"Iya pak benar, bapak ini pak Jefri kan anggota keluarga nya?" tanya polisi itu pada ustad Jefri.
"I-iya pak, benar."
"Baik, kami akan membawa jasad korban ke rumah sakit cemerlang kasih, untuk melakukan otopsi lebih lanjut pada jasad korban."
"Baik pak terimakasih."
Jefri menutup hidung nya rapat rapat karena bau darah segar yang sangat terasa di sana.
Di tempat hanya ada para polisi yang sedang memasukan dan membungkus jasad ustad itu untuk selanjutnya di bawa untuk di otopsi.
Karena kondisi yang memasuki jam 04:15 jadi tidak ada masyarakat sama sekali di di sana.
Angin sepoi-sepoi yang dingin berhembus lembut menerpa dedaunan pohon yang ada di sekitar.
Jefri tidak diam saja, dia memutuskan untuk menyisir tempat kejadian untuk ikut mencari penyebab kematian temannya itu.
Kondisi mobil ringsek parah karena menabrak pohon dan terjepit di batang batang nya jadi wajar saja bila jasad ustad itu sudah sangat sulit diidentifikasi karena wajah nya yang sudah hancur.
Namun Jefri menemukan sesuatu saat dia sedang menyisir lokasi tempat terjadinya peristiwa.
Tepat di samping pohon tempat tabrakan terjadi, Jefri melihat sebuah benda yang sangat antik.
Tanpa pikir panjang Jefri langsung mengambil nya.
"Charlie? kenapa benda berbahaya seperti ini ada di sini."ucap Jefri, dia mengingat kembali saat temannya itu menelfon dirinya sesaat sebelum terjadi nya kecelakaan.
"Mungkin ini ada kaitannya dengan kematian Abdullah."
Abdullah adalah nama ustad yang sudah meninggal barusan.
Setelah menemukan permainan Charlie itu, Jefri tidak langsung kembali ke padepokan, dia ikut ke rumah sakit bersama dengan polisi dan juga Jefri menghubungi pak kyai dan kerabat kerabat dekat Abdullah yang lain untuk menginfokan jika Abdullah telah wafat.
Tepat pada pagi harinya Abdullah di makam kan dan banyak orang orang yang mengenal dirinya datang menuju pemakaman, begitu juga dengan kedua orang tua Bayu, mereka sama sekali tidak menyangka jika ustad Abdullah telah wafat karena saat tadi malam padahal mereka sempat bertemu.
Saat pemakaman telah selesai pak kyai beserta Jefri dan santri santri yang lain, mulai kembali ke padepokan.
Sesampainya di sana, Jefri mulai menceritakan tentang benda temuan nya itu yaitu permainan Charlie yang dia temukan pada saat menyisiri tempat kecelakaan Abdullah berada.
"Kyai, bisa saya bicara sebentar?" ucap Jefri dengan berbisik kecil pada kyai.
Meski Jefri sudah bicara dengan pelan dan berbisik bisik, namun ada satu ustad lain yang mendengar percakapan mereka yaitu ustad Daffin.
Dia langsung mendatangi Jefri dan bertanya padanya soal itu.
"Jefri, apa yang ingin kamu bicarakan dengan kyai?"
Sebelum kyai menjawab ustad Daffin bertanya terlebih dahulu pada Jefri.
Karena sudah terlanjur mendengar akhirnya ustad Daffin ikut diajak dan Jefri mulai berbicara secara terus terang pada pak kyai dan ustad daffin.
Para santri yang lain sudah pergi masuk ke dalam pondok sehingga mereka bisa lebih leluasa dalam berbicara.
Pak kyai mulai bertanya pada Jefri terkait yang dia ingin katakan barusan.
"Jefri, gimana, kamu mau bicarain apa sampe bisik bisik segala." tanya pak kyai dengan cara bicaranya yang khas.
Sambil menundukan kepalanya dengan sopan, Jefri lalu membalas pertanyaan kyai.
"Gini kyai, saya mau cerita sedikit tentang Abdullah, sebelum dia meninggal sekitar jam dua dini hari beliau menelfon saya sambil terburu buru dia bilang akan memberitahu soal penting yang harus dia katakan ke kyai, dan setelah itu beliau menutup telefon nya, selang beberapa jam saya dikabarkan oleh pihak polisi kalau bang Abdullah mengalami kecelakaan dan meninggal."
"Saya langsung menuju TKP untuk melihat nya secara langsung, tapi pas saya lagi menyusuri lokasi kecelakaan, saya menemukan ini di samping mobil."
Jefri mengeluarkan permainan Charlie yang sebelumnya dia tutupi oleh kantong plastik putih.
Kyai tampak terkejut dengan barang temuan Jefri itu, begitu juga dengan Daffin.
"Astagfirullah... gimana bisa benda seperti ini kamu temukan di mobil almarhum Abdullah." ucap pak kyai dengan kaget.
"Saya juga tidak tau kenapa ada benda seperti ini di mobil almarhum bang Abdul, tapi pada saat di pemakaman saya berbicara dengan sepasang suami istri yang terlihat sedang membicarakan almarhum bang Abdullah, mereka berkata kalau pas malem bang Abdullah sehabis membantu anak mereka yang kemasukan dan bang Abdul nemuin benda ini di rumah mereka, bang Abdulloh berniat untuk ngebawa itu ke padepokan tapi sebelum sampai beliau sudah wafat karena kecelakaan yang terjadi tadi malam."ucap ustad Jefri, membeberkan semua yang dia ketahui, ustad Daffin dan pak kyai tampak memperhatikan dan mendengarkan dengan sangat fokus.
Di saat ustad Jefri sudah selesai menjelaskan, pak kyai langsung angkat bicara soal kejadian itu.
"Masyaallah.... kalau memang sudah separah itu, bisa di artikan kalau benda ini sudah memakan banyak korban, sesungguhnya syaitan sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk mencelakakan manusia jika manusia itu sendiri bertawakal pada Allah, tapi lain halnya dengan manusia yang bersekutu dengan syaitan itu sendiri, mereka akan lebih leluasa dalam mencelakakan kaum kaum muslimin yang lain." ucap pak kyai sambil duduk mengusap dadanya.
Ustad Jefri dan ustad Daffin mengangguk merespon perkataan kyai.
Dan tak berselang lama ustad Daffin ikut mengeluarkan pendapat nya juga.
"Mungkin almarhum Abdullah mengetahui itu dan ingin langsung menuju padepokan untuk memberitahu soal ini."
"Kyai, saya sudah menyampaikan amanah yang seharusnya diberikan oleh almarhum bang Abdullah untuk disampaikan kepada pak kyai, jadi saya dan bang Daffin saja yang akan menyelesaikan perkara ini." ucap ustad Jefri dengan menepuk pundak ustad Daffin.
Ustad Daffin ikut merespon soal keputusan temannya itu.
"Iya kyai, saya setuju dengan apa yang Jefri katakan tentunya masalah ini pasti akan menjadi lebih besar jika tidak di usut secara tuntas kan."
Pak kyai mengangguk kecil kepada mereka berdua seraya berkata.
"Daffin, Jefri, tugas ini bisa jadi lebih berbahaya dari yang kalian duga, berhati hatilah dan memohon perlindungan lah kepada Allah SWT."ucap kyai mengingat kan kepada mereka berdua.
Orang orang padepokan sangatlah menghormati pak kyai, karena yang mengajarkan akidah akidah tentang Islam adalah beliau.
Sebenarnya pak kyai sendiri saat dulu sering membantu orang orang yang mengalami hal serupa, namun saat ini kondisi nya sangat tidak memungkinkan, usia nya sudah tua sekarang jadi dia sudah tidak bisa seaktif dulu lagi.
••••
Bab selanjutnya adalah mulai memasuki ke dalam kawasan Desa Kapuk Jati
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbal Desa Kapuk Jati
HororPada tahun 2009 terjadi kebakaran yang sangat besar di dalam pabrik kopi yang ada di dalam desa kapuk jati serang Banten. Namun dalam peristiwa yang terjadi itu tidak ada jejak sama sekali yang ditemukan bekas mayat para korban yang meninggal. Tapi...