Kana berjalan keluar kelas, melangkah kakinya dengan cepat. Dia tidak mau bertemu dengan Clarke, laki laki aneh itu. Kana menyusuri koridor, tidak peduli dengan teriakan Effa, yang pasti gadis itu sedang menyumpah serapahi Kana. Kana tetap fokus, dia harus cepat sampai parkiran dan menemukan taksi atau gojek untuk mengantarkannya pulang.
Bukan apa apa, Kana tidak suka Clarke. Cowok itu aneh bagi Kana, tiba tiba saja mengklaim dirinya sebagai pacarnya. Lalu.. mengajak nya untuk pulang bersama tanpa suka Kana menolaknya. Kana sangat tidak menyukai Clarke, Kana juga harus hati hati pada Clarke, bukan apa apa. Hanya perlu waspada itu perlu, manusia yang tadinya cuek akan hal yang ada disekitar kini tiba tiba peduli dan berbanding terbalik siapa yang tidak takut?
Sesekali Kana melihat kebelakang, memastikan tidak Clarke disana. Siapa tau, cowok itu mengikuti Kana, lalu membawa Kana pulang dan menculiknya? Ah, Kana tidak mau. Kana masih belum mendapatkan cintanya Athares, Kana masih ingin di Indonesia. Dia tidak mau dijual ke luar negri, menyeramkan baginya. Karna katanya, penculikan gadis remaja itu untuk dijual keluar negri. Entah Kana tidak tahu itu benar atau tidak.
Bruk!
Kana menabrak dada bidang seorang, gadis dengan tinggi 155 cm itu mendongkakkan kepalanya. Menatap siapa yang ada didepannya, membuat Kana berdecak sebal, itu Clarke. Ia yang Kana kini didepan Kana adalah Clarke, Clarke tau Kana akan menjauh dan pulang terlebih dahulu, laki laki itu sudah sangat hafal bagaimana Kana. Sedari tadi Clarke hanya mengikuti Kana sesekali jika Kana melihat kebelakang, Clarke bersembunyi, entah bagaimana caranya tiba tiba dia ada didepan Kana.
"Hey, mau kemana lo?" tanya Clarke, bibirnya menyunggingkan senyuman smirk.
Kana berdecak, mendorong tubuh Clarke.
"Minggir lo!" sanggah Kana, matanya menatap tajam Clarke, sebelum itu dia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Enggan menatap Clarke.
Clarke geleng geleng kepala. Dia mencekal pergelangan tangan Kana, namun. Clarke kalah cepat, Kana menepisnya, lalu mendorong nya hingga terhuyung ke dinding besar sekolah.
"Rasain lo!" ucap Kana, dia meninggalkan Clarke yang masih meringis, karna kakinya di injak oleh Kana.
"Sialan lo, Na." ringis Clarke, tangannya mengusap ngusap kakinya yang terasa perih.
°°°°°
"Pahh?" panggil Kana, tangannya meraih knop pintu kerja milik Martin. Katanya hari ini, Martin sedang ada dirumah, pekerjaan yang membuat dia sibuk dan jarang sekali ada waktu untuk Kana.
Terlihat disana, pria paruh baya dengan setelan jas dan kemeja kerja, sedang duduk di atas kursi putar matanya fokus menghadap laptop yang didepannya. Kini fokusnya, teralih pada Kana-putrinya. Yang baru saja masuk kedalam ruangannya.
"Ada apa, Kanayla?" tanya Martin pelan namun terdengar sangat tegas, dia melepas kacamatanya. Lalu beralih menatap Kana yang tengah berdiri di ujung meja kerjanya.
Kana menghela nafas pelan."Mama mana? gak pulang?" Kana berucap pelan namun dari suara nya gadis itu tengah menahan tangisnya. Karna Seren-ibunya sangat sibuk sekali dengan dunianya.
Martin meneguk kopi disampingnya.
"Mama mu sibuk Kana." jawab Martin, dia membuka jas kerjanya menaruh di belakang kursi kerjanya itu.
Kana berdecak." Kana mau ketemu mama, susah banget ya dia untuk pulang?"
Martin hanya menggendikan bahu, dia juga tidak tahu. Mengapa Seren sama sibuknya dengan dirinya, sampai tidak waktu dirumah. Hal wajar jika yang melakukan itu laki laki, karena memang sudah kewajibannya untuk mencari nafkah. Tapi bagi perempuan itu tidak, Martin sempat melarang Seren untuk tidak lagi kerja. Namun, lagi lagi dia kalah telak, sifat Seren yang keras kepala, apapun yang dia mau harus dia miliki. Susah untuk diimbangi oleh Martin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah untuk Kana [On going]
RomantizmKarya ke 5 dari gadis yang hobby overthinking Update slow<<<< Diharap jika sehabis membaca kasih apresiasi berupa vote atau komentar ya! Follow juga lebih bagus hehe Dia menghilang, tanpa kabar dan pesan apapun, dia tidak tahu bahwa ada seseorang ya...