17

19.1K 2.4K 784
                                    

Suara pintu terbuka diiringi dengan masuknya seorang anak dan ibu sembari membawa tas besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pintu terbuka diiringi dengan masuknya seorang anak dan ibu sembari membawa tas besar. Jaemin masih menangis sesenggukan namun dia mencoba menahan tangisnya agar suaranya tidak membuat Yoona marah. Jaemin lupa kapan terakhir ibunya bisa semarah ini, tapi kali ini Jaemin benar-benar takut dengan ibunya.

Tidak ada suara yang keluar dari mulut Jaemin, tapi air matanya mengalir dengan deras. Dia meletakkan tas berisi pakaiannya di sofa lalu duduk di sofa, Jaemin menundukkan kepalanya. Yoona berjalan menuju dapur mengambil segelas air meneguknya untuk meredakan emosi, lalu mengambil segelas lagi untuk di berikan kepada Jaemin.

“Minumlah..” ucapnya.

Mereka berada di apartemen milik Yoona dulu ketika sebelum menikah dengan Donghae. Terpaksa Yoona dan Donghae pisah terlebih dahulu, menyelesaikan permasalahan anak-anak mereka ini. Jaemin meneguk air itu hingga habis, Yoona duduk di sebelahnya dan memeluknya dengan erat.

“Maafkan ibu..” kata Yoona.

Jaemin hanya bisa mengangguk, “Tapi ibu, ini semua juga salahku, bukan hanya Jeno. Kami hiks, kami berdua melakukannya bersama..” Jaemin mencoba menjelaskannya kepada ibunya.

Yoona mengangguk, “Kalian berdua melakukan kesalahan, dan sudah tugas ibu sebagai orang tua memperbaiki kesalahan yang kalian buat. Jaemin, ibu dan ayah juga terpaksa melakukan hal ini. Kami tidak mau kalian bergerak terlalu jauh, kami tidak mau kalian menjadi salah dan menyimpang. Ibu tidak mau kalian menjadi mahluk yang hina!”

Jaemin terhenyak, di dalam dadanya terasa sesuatu menggerogoti hingga tenggorokannya panas dan ia tidak bisa berkata-kata. Menjadi salah adalah hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Jaemin. Dia tidak mengerti mengapa perasaannya pada Jeno justru didefinisikan sebagai perasaan yang salah. Selama Jaemin hidup, dia tidak pernah merasakan peran berdebar dan menyenangkan kecuali dia bersama Lee Jeno. 

Pun mereka baru saja memulai sebuah perasaan dan cerita yang baru mereka ketahui eksistensinya. Kenapa Tuhan tidak membiarkan mereka untuk menjalin kasih sedikit lebih lama lagi.

“A-apa menurut ibu, karena aku menyukai kakak laki-lakiku, aku menjadi salah dan menyimpang seperti yang ibu katakan. Apakah aku terlihat menjijikan di matamu sekarang, Bu?” Jaemin menatap ibunya tidak percaya, dia langsung berlari keluar dari unit apartemen itu.

Yoona tidak mengejar, dia tertegun dengan apa yang dia katakan. Sepertinya Yoona mengambil kalimat yang salah. Perempuan yang tak lagi muda itu kembali menangis, menyalahkan dirinya sendiri telah menyakiti hati putranya.


***

Beberapa hari yang lalu masih ada kehangatan di kamar ini. Tanpa balutan busana mereka berpelukan setelah menyampaikan cinta satu sama lain, jika Jeno tau hal ini akan terjadi ia akan memeluk Jaemin lebih erat lagi. Namun yang tersisa saat ini hanyalah ruangan gelap dan Jeno yang berusaha mengendus spreinya berharap sisa wangi Jaemin masih menempel disana.

brother | nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang