Beku

387 58 9
                                    

IU POV

Salju tidak menghalangi usahaku mencari Lisa, satu-satu tempat yang aku tuju adalah tempat dimana kedua orang yang kusayangi di istirahatkan. Aku bersyukur setahun ini ekonomi keluargaku membaik dan kami bisa memiliki mobil meskipun hanya bekas, pikiran tentang mimpi ku menghantuiku sekarang. Hal buruk terus datang silih berganti padaku, memenuhi likiranku

Aku mencintai Lisa

Itu adalah hal yang aku sadari sejak kami tidak lagi bertemu atau lebih tepatnya aku menghindarinya, Mungkin aku mendukung Victoria yang menyukai Lisa tapi membayangkan mereka bersama membuat airmataku terbit begitu saja

Victoria mendatangiku satu minggu pertama aku mebghibdari Lisa, dia menanyakan banyak hal padaku termasuk apakah aku memiliki hubungan lebih dengan Lisa yang langsung aku jawab dengan terburu-buru bahwa kami hanya berteman

Victoria mengakui jika dia menyukai Lisa, aku tersenyum karenanya. Banyak sekali yang mengatakan itu padaku dan memintaku mendekatkan Lisa dengan mereka, senyumku luntur saat Victoria mengatakan akan menjadikan Lisa kekasihnya saat dia sudah yakin jika dia mencintai Lisa

Aku kembali ingat pada apa yang dikatakan oleh Lisa padaku, senyumannya, tatapan matanya yang sendu, pelukan bahkan ciumannya. Aku tidak bisa membayangkan jika nantinya semua hal itu akan Lisa berikan hanya kepada Victoria, selama satu tahun aku tak pernah melihat Lisa dekat dengan seseorang kecuali

Rosè

Gadis itu , gadis bertalenta dengan suaranya yang merdu. Hanya dia sahabat Lisa yang ku tau, dan Lisa membenarkan jika Rosè adalah sahabatnya satu-satunya sebelum aku menjadi temannya tapi lewat tatapan mataku Rosè menyimpan sebuah ketidak sukaannya padaku yang aku tidak tau apa itu. Rosè memang baik padaku, ada atau tidaknya Lisa hanya saja aku tetap merasa dia tidak suka padaku

Aku membelokkan mobil ke area pemakaman, salju hampir lebat sekarang. Aku membuka pintu mobil dan menutupnya dengan kasar, aku berlarian menuju makan sahabat-sahabatku

Mataku membulat melihat sesosok tubuh tergeletak dengan salju menutupi mantelnya, aku berlari kencang dan bersimpuh dibelakang sosok tubuh itu

Kedua tangannya memeluk nisan kedua sahabatku, a-apa benar? A-apa benar Lisa mengenal Sulli dan Hara? Aku memangku kepala Lisa. Tubuhnya sangat dingin, aku menempelkan kedua tangan berbalut saring tangan tebal ke wajahnya berusaha memberinya kehangatan

"Lisa-ya  , bangun Lisa-ya"

"Lisa"

"Lalisa"

"Hei bangun"

Tidak ada reaksi apapun, aku mengguncang tubuhnya dan mencibiti pipinya tapi masih tak ada respon aku meraba nadinya dan mendapati dia masih dalam keadaan ah- dia pingsan

Bagaimana ini? Bagaimana aku bisa mengangkatnya kedalam mobil? Jika aku memaksa, Lisa bisa saja jatuh ditengah jalan tapi jika kami terus disini kami akan mengalami hipotermia

"Kamu mau bunuh Lisa? Hah?!"

Teriakan marah itu membuat IU menatap siapa pemilik suara itu, Rosè gadis itu dengan cepat meraih tubuh Lisa dan menopang tubuh Lisa dengan dirinya

Aku berdiri cepat tapi Rosè menatapku dengan sinis

"Brenti! Kamu yang buat Lisa celaka, aku nggak tau ternyata kamu gadis kejam. Harusnya Lisa nggak usah kenal sama kamu bahkan sampai jatuh cinta sama kamu"

Aku tertegun , jadi Rosè tau?

"Biar aku ikut"

Rosè mendelik tak percaya saat menatapku

Namamu IU (IU x Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang