7. Tak Terduga
"Rey!" panggil Gavin.
Rey mendongak.
"Udah nunggu lama ya?" Tanyanya.
Rey menggeleng pelan. "Ngga. Gue juga baru sampai dua menit yang lalu kok." kata Rey.
"Ohh ... sorry ya Rey gue lama, soalnya tadi di jalan macet banget."
"Iya santai aja, Vin."
Lalu Gavin 'pun duduk di kursi.
"Oh iya Rey, Selamat ya sekarang lo udah sukses jadi CEO dan selamat atas ulang tahun Perusahaannya." kata Gavin mengucapkan selamat seraya mengulurkan telapak tangannya kepada Rey.
Rey membalasnya. "Thanks bro. Tapi kenapa waktu itu lo ngga dateng?"
"Nah itu dia Rey, sorry banget waktu itu gue ga dateng,"
"Malem itu gue udah niat dateng, tapi tiba-tiba aja gue dapet telfon dari Rumah Sakit kalo kondisi adek gue nge-drop, jadi gue buru-buru ke Rumah Sakit." ujar Gavin.
Rey sangat terkejut. "Astaga! Terus sekarang kondisi adek lo gimana? Dia baik-baik aja 'kan?
"Alhamdulillah Rey, sekarang kondisi adek gue udah mulai membaik,"
Rey bernafas lega. "Syukurlah kalo kaya gitu," ucap Rey.
"Oh iya katanya lo ada sesuatu yang mau kasih tau ke gue, apa?" tanya Gavin.
Sebelum menjawab Rey dengan perlahan merubah posisi duduknya menjadi agak tegap. Ia menatap Gavin dengan serius.
"Jadi gue mau ngasih tau ke lo, kalo gue ... gue di jodohin Vin," ucap Rey.
Hening sejenak sebelum akhirnya sedetik kemudian Gavin tersentak.
"H-ha lo di jodohin?"
Rey mengangguk.
"Perasaan baru beberapa minggu ini gue ngga ketemu sama lo dan tiba-tiba lo ngasih kabar kalo lo udah mau di jodohin?"
"Sama siapa sih lo di bakal di jodohin?"
"Lo tau Om Varro 'kan?"
Gavin berfikir sejenak untuk mengingat. "Om Varro?"
Sedetik kemudian Gavin mengingatnya.
"Oh Om Varro temen bokap lo itu 'kan? Yang waktu itu dateng ke Perusahaan buat meeting penting?"
Rey mengangguk. "Iya, gue bakal di jodohin sama anaknya," ucapnya.
"Emangnya Om Varro punya anak cewek?"
"Kalo ngga punya ngapain orang tua gue ngejodohin gue sama anaknya Om Varro, Vin."
"Eh iya juga ya,"
"Tapi nih ya, Vin. Kata Bunda sih cewek yang bakal di jodohin sama gue ini dia itu gadis kecil yang katanya temen lama gue, tapi gue ngga inget siapa."
Ada kerutan tipi di dahi Gavin. "Lha kok bisa?"
Rey mengangkat kedua bahu acuh. "Ya mungkin karena dulu gue lebih banyak waktu di Amerika. Dan dulu temen kecil cewek gue banyak, bukan cuma satu."
"Ohh. Yaudah lah, ngga usah dipikirin. Nanti juga bakal inget dengan sendirinya." kata Gavin, Rey mengangguk.
Sejenak Rey dan Gavin menikmati chocolatte hangatnya.
"Oh iya, Rey! Lo masih inget sama Vallen 'kan?" tanya Gavin tiba-tiba.
Rey mendongak, lama menatap Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 [𝐎𝐧-𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠]
Teen Fiction𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 - 𝐹𝑂𝐿𝐿𝑂𝑊 𝐵𝐼𝐿𝐴 𝐵𝐸𝑅𝐾𝐸𝑁𝐴𝑁 - 18+ diharapkan bijak dalam membaca ( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ^-^ ) Vanessa Asya Maudi. Sosok gadis berumur 20 tahun berstatus sebagai pela...