11. Apapun Untuk Bunda
tok tok tok
"Masuk!!" suruh Rey.
Sekretaris Rey 'pun masuk.
"Permisi Pak Rey, ini saya mau menyerahkan berkas yang harus di tandatangi sekarang Pak." katanya.
"Oh, mana sini?" pinta Rey.
Sekretaris Rey yang bernama Nadia itu 'pun lalu menyerahkan berkas tersebut "ini Pak."
Rey memandang sejenak berkas yang kini berada pada tangannya lalu sedetik kemudian Rey langsung menandatangani berkas tersebut. "Ini sudah, sekarang kamu boleh keluar dan kembali bekerja." ujarnya menyerahkan kembali berkas tersebut pada Nadia untuk di urus olehnya.
Nadia mengangguk lalu sebelum ia kembali ke ruangannya Nadia ingin mengingatkan sesuatu pada atasanya itu.
"Oh iya Pak! Saya cuma mau ngasih tau ke bapak takutnya bapak lupa kalo nanti jam dua siang Pak Rey ada meeting bersama klien." katanya.
Rey mengangguk ingat. "Oh iya, makasih ya udah ngingetin saya."
Nadia mengangguk. "Iya Pak, yaudah kalo gitu saya permisi." Nadia'pun melenggang keluar dari ruangan CEO tersebut.
Sejenak Rey kembali menyibukkan diri dengan berkas lainnya. Lalu tak lama kemudian datang lagi seseorang yaitu Gavin seorang sahabat sekaligus manajer perusahaannya.
"Permisi!" ucapnya yang tengah berdiri di ambang pintu.
Rey mendongak. "Apa lagi sih Nad—" ucapan Rey terhenti kala ia melihat Gavin yang berdiri di ambang pintu.
"Gavin!"
Gavin berjalan mendekat sambil mengatakan. "Hadeh Rey lo ngga bisa bedain suara cewek sama cowok apa? Masa gue lo kira Nadia." katanya seraya menduduki pantatnya di kursi yang menghadap Rey.
"Sorry-sorry Vin ... gue tadi lagi ngga fokus." kata Rey yang dapat Gavin paham.
"Iyaiya gue paham, lo pasti kebanyakan kerjaan jadinya ngga fokus 'kan?"
Rey mengangguk benar. "Ya gitu deh Vin, kerjaan numpuk kalo ngga di kerjain nanti tambah numpuk."
Gavin menepuk pelan bahu Rey. "Gue ngerti Rey, tapi gue cuma mau ngingetin walaupun kerjaan lo banyak tapi jangan sampe itu ngeganggu kesehatan tubuh lo. Lo 'kan bilang acara pernikahan lo sebentar lagi, jadi lo jangan sampe kecapean terus sakit." kata Gavin.
"Iya Vin, thanks ya lo selalu ingetin gue."
Gavin mengangguk. "Udah seharusnya gue ngingetin lo sebagai sahabat." katanya seraya mengembangkan senyum.
"Oh iya Rey!"
"Kenapa Vin?"
"Gue izin nanti meeting jam dua siang ngga bisa ikut ya?"
"Loh kenapa?"
"Gue harus jemput adek gue keluar dari Rumah Sakit." kata Gavin.
Rey ber'oh'ria. "Ohh yaudah gapapa, lagian ini cuma meeting sama klien yang kemarin."
"Thanks Rey." kata Gavin, lalu Gavin melirik jam yang melingkar di tangan kanannya. "Udah waktunya makan siang, lo mau makan siang dimana Rey?"
Rey 'pun melirik jam di tangannya. "Kayanya di Caffe biasa."
"Oh oke lah, sekarang ayok?"
Rey mengangguk lalu beranjak. "Ayok!"
**
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 [𝐎𝐧-𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠]
Teen Fiction𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 - 𝐹𝑂𝐿𝐿𝑂𝑊 𝐵𝐼𝐿𝐴 𝐵𝐸𝑅𝐾𝐸𝑁𝐴𝑁 - 18+ diharapkan bijak dalam membaca ( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ^-^ ) Vanessa Asya Maudi. Sosok gadis berumur 20 tahun berstatus sebagai pela...