28. Rumah Baru Kita

263 39 7
                                    

28. Rumah Baru Kita

tap bintangnya dulu Pren sebelum baca, okay ^-^

Vanessa membuka pintu rumah baru nya. Ia terkejut serta kagum, rumah besar ini sungguh di luar dugaannya.

Vanessa mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah. Rumah itu luas, rumah itu megah dan terlihat sangat elegan. Rumah itu sudah lengkap dengan berbagai fasilitas.

Vanessa melirik Rey.

"Rey!"

Rey menoleh.

"Kenapa?"

"Ini ngga salah, rumah segede ini cuma kita yang nempatin?"

Rey mengangguk pelan.

"Iya. Memangnya kenapa? kamu ngga suka ya? atau kamu takut kesepian?"

"Ha?"

"Kalo emang kamu takut kesepian, nanti saya bisa adopsi anak-anak biar rumah ini rame,"

Vanessa terbelalak. "Ngadi-ngadi lo! Kalo adopsi anak, ntar siapa yang mau ngurus, ha? sedangkan gue masih harus kuliah, mau lo yang urus? lo juga 'kan sibuk kerja."

"Ya gampang, saya tinggal cari orang yang mau urus anak"

Vanessa mendelik sinis. "Gausah aneh-aneh. Gue nanya begitu, ya gue ngerasa aneh aja gitu, gue belum terbiasa kalo nanti gue harus tinggal berdua cuma sama lo."

"Kamu tenang aja seiring berjalan nya waktu nanti juga bakal terbiasa, Nes."

Vanessa menghela nafas, yang di bilang Rey ada benarnya juga.

"Oh iya, terus kamar kita dimana?" tanyanya.

"Tuh di atas"

Rey menunjukkan kamar di lantai atas menggunakan kode mata.

Ada kerutan tipis di dahinya. "Lho itu kok ada dua kamar, satu lagi buat siapa, Rey?"

Rey menggaruk tengkuknya.

"Yang satu itu buat ... kamar anak kita nanti," ucapnya menampilkan barisan gigi rapinya.

Vanessa melotot. Ia terkejut mendengar ucapan Rey.

"What?!"

"Rey! Kita aja belum punya anak, kenapa lo malah udah buat kamar untuk mereka?"

Rey menjawab santai. "Ya buat persiapan aja, emangnya salah?"

Vanessa menepuk dahinya. Ia memejamkan mata sejenak, bicara dengan Rey cukup membuatnya sedikit lelah.

"Ya emang ga salah sih, tapi 'kan? ntar kalo tuh kamar ngga ada yang ngehuni, bisa-bisa nanti kamar itu malah di huni sama makhluk yang ngga-ngga"

Rey tertawa kecil. "Yang benar saja kamu, Nes. mana mungkin seperti itu,"

Vanessa mendesis. "Ish! tapi kalo emang itu terjadi gimana, hayo?"

Rey memegang puncak rambut Vanessa. "Itu ga bakal terjadi, udah ah, kamu jangan berfikiran kaya gitu, ga baik." ucapnya mengacak puncak rambut Vanessa.

"Udah ayok kita liat kamar kita di atas."

Rey menarik koper menuju kamar.

Vanessa berdecak. "His! Rey, tungguin gue!" Vanessa menyusul Rey di belakang.

**

Vanessa baru saja selesai merapikan rak untuk segala keperluan kecantikannya.

𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 [𝐎𝐧-𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang