17. Before The Wedding
H-2 before the wedding.
Rey merenggangkan otot-otot tangan-nya yang terasa sangat pegal. "Akhirnyaaaa ... kerjaan gue beres juga," ucapnya.
"Karena meeting juga udah selesai, terus juga kerjaan gue udah beres semua, mending gue sekarang makan dulu deh, udah waktu nya jam makan ini." Rey beranjak dari kursinya.
Sebelum ia akan keluar makan siang terlebih dahulu ia harus membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja nya.
Setelah ia beres merapikan meja nya, Rey 'pun segera keluar dari ruangan nya. Namun, hendak ia keluar matanya melirik ponsel nya yang di atas meja terlihat ada orang yang menelfon. Dan ternyata benar ada sang Bunda menelfon nya.
Rey mengangkat nya.
"Assalamualaikum Bunda, ada apa?"
"Wa'alaikumsalam. Rey! Kamu sama Vanessa mana kok belum dateng-dateng?"
"Hah? Bunda nungguin aku sama Vanessa mau ngapain?"
"Rey!! Jangan bilang kamu itu lupa kalo sekarang kalian harus fighting baju pengantin?!"
jeda.
Rey menepuk dahi.
"Astaga Bunda maaf, Rey kelupaan!"
"Tuh 'kan! Terus kamu tadi kemana dari tadi Bunda telfonin baru angkat sekarang?"
"Tadi hp nya Rey silent Bund."
"Pantesan! Yaudah kalo gitu kamu sekarang cepat berangkat ke Butik sama Vanessa. Kamu jemput dia! Lokasi nya udah Bunda kirim lewat chat ya"
"I-iya Bunda, Rey kesana sekarang"
Sebelum ia menjemput Vanessa, Rey terlebih dahulu mengecek lokasi yang di kirim 'kan oleh Bunda. Tanpa Rey duga di saat ia sedang mengecek ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dari Vanessa.
"Gawat! Vanessa nelfon gue dari sejam yang lalu, berarti dia udah nungguin gue satu jam?!"
Rey bergegas keluar dari ruangannya.
Saat ini perasaan Rey sedang dilanda kepanikan, ia merasa sangat bersalah karena sudah membuat Vanessa menunggu terlalu lama. Lalu Rey 'pun segera menjalankan mobil nya menuju kediaman rumah Vanessa.
**
Di sisi lain Vanessa sedang bersandar di tembok depan pintu gerbang rumah nya. Ia sangat bosan dari tadi menunggu orang yang tak kunjung datang.
"Sumpah ya ini si Rey kemana sih?! Gue udah lebih dari satu jam nungguin dia di sini udah kaya ikan asin lagi di jemur!!" gerutu-nya sangat kesal.
Vanessa mengecek jam ditangan-nya. "Liat sekarang udah hampir mau sore, tuh anak belum dateng juga?! Awas aja ya lo Rey, kalo lo udah sampe pokok nya gue ngga bakal mau ngomong sama lo, kalo perlu gue bakal diemin lo selama sebulan!"
Tak lama kemudian mobil Rey sampai di depan gerbang rumah Vanessa.
Vanessa yang melihat mobil Rey yang sudah sampai, tanpa menunggu Rey keluar mobil ia 'pun langsung saja masuk ke dalam karena ia sudah terlalu lama menunggunya sampai kepanasan.
Vanessa sudah mengenakan Seat Belt tapi Rey belum menjalankan mesin mobil nya.
"Nes—" panggil Rey. Vanessa tak menjawab, ia sudah terlanjur sangat kesal pada nya.
Rey menghela nafas. "Nes! maafin saya—" ucapnya. Vanessa masih diam. Sekarang ia menyibukkan diri nya dengan bermain ponsel.
"Jangan buat Bunda nunggu juga! Cukup gue aja. Jalanin mobil nya sekarang." Titah Vanessa yang masih setia pada ponsel nya, berbicara tanpa menatap lawan bicaranya.
Untuk sekarang Rey hanya bisa mengangguk dan segera melajukan mobil nya.
Rey tau pasti sekarang Vanessa sangat marah pada nya. Rey terima itu. Tapi, mau bagaimana 'pun Rey nanti harus mencari cara agar bisa dimaafkan oleh Vanessa.
Sesampai nya mereka di sebuah Butik yang tempat nya cukup mewah, pemilik Butik ini adalah teman SMA Bunda dulu yang konon katanya Butik ini adalah tempat terbagus untuk mencari baju pengantin dengan model yang sangat unik dan menarik.
Tanpa berbasa-basi Vanessa langsung keluar dari mobil tanpa menunggu Rey. Vanessa masuk terlebih dahulu ke dalam Butik. Sedangkan Rey masih di dalam mobil.
Rey menghela nafas. "Vanessa kayanya marah banget sama gue." gumam nya.
Setelah itu Rey segera keluar dari mobil dan menyusul Vanessa.
"Assalamualaikum," ucap Vanessaa ketika masuk ke dalam Butik.
"Wa'alaikumussalam." Jawab Bunda dan para pekerja Butik yang ada di situ.
"Lho kok kamu dateng sendiri? Rey mana?" tanya Bunda.
"Ada kok Bund, masih di mobil" ucap-nya singkat.
"Kamu kenapa? lagi berantem sama Rey?" tanya Bunda. Bunda dapat melihat dari raut wajah Vanessa yang seperti memendam amarah.
Vanessa tersenyum tipis "Ngga kok Bund, Vanessa cuma lagi capek aja." katanya.
"Oh yaudah kalo gitu, kamu duduk dulu di sini ya sambil nunggu Rey dateng"
"Assalamualaikum," ucap Rey datang.
"Wa'alaikumussalam"
Pandangan Rey langsung tertuju pada Vanessa yang duduk menunduk.
"Rey! kamu duduk dulu di sini ya sama Vanessa, Bunda mau panggil teman Bunda yang pemilik Butik ini dulu." kata Bunda.
Rey mengangguk "iya Bund." ucapnya.
keduanya terdiam tidak ada yang membuka suara, sampai akhirnya Rey memberanikan diri untuk memegang tangan Vanessa.
Perlahan Rey menarik lengan Vanessa namun pergerakan itu langsung di tepis oleh Vanessa.
Rey menghela nafas. "Nes ... maafin saya, saya tau saya salah udah buat kamu nunggu. Tapi itu saya ngga sengaja, tadi itu soal nya saya lagi banyak kerjaan dan saya lupa kalo sekarang ki—"
"Ga perlu di jelasin, semuanya udah terjadi!" potong Vanessa cepat.
"Tapi kalo saya ngga jelasin ke kamu, mau sampe kapan kamu diemin saya?"
Vanessa menolehkan kepalanya menatap Rey. "Gue diemin lo karena gue cuma mau nenangin diri gue biar gue sama lo ngga adu bacot nanti nya, PAHAM?!"
Nyali Rey menciut ketika Vanessa sudah menggunakan suara tinggi. "I-iya saya paham."
"Rey, Vanessa! ngobrol nya udah dulu ya, sekarang ayo ikut Bunda kita cari baju yang cocok buat kalian. Ayo sini." ajak Bunda.
Rey dan Vanessa mengangguk. Mereka mengikuti Bunda masuk ke dalam ruangan khusus mencoba baju-baju pengantin.
Setelah dua jam Rey dan Vanessa mencari baju pengantin untuk mereka yang akhirnya pas untuk mereka.
"Akhirnya ya kalian udah dapet baju pengantin yang cocok buat kalian." kata Bunda.
"Iya Bunda. Bunda kalo emang udah selesai semua, Vanessa pamit langsung pulang ya?"
"Oh iya-iya yaudah, kalian berdua langsung pulang aja. Lagian Bunda liat muka Vanessa kaya nya lagi kurang vit gitu, kamu sakit, Nes?" tanya Bunda seraya menempelkan punggung tangan nya di dahi Vanessa.
"Iya Bund, kayanya Vanessa lagi ngga enak badan deh."
"Aduh, yaudah kalo gitu nanti kamu jangan lupa beli obat terus banyakin istirahat ya biar pas acara pernikahan kamu udah sehat lagi." perintah Bunda. Vanessa mengangguk.
"Yaudah Rey, sekarang kamu mending cepetan antar Vanessa pulang, takut kemalaman."
Satu anggukan. "iya Bunda. Kalo gitu Rey sama Vanessa pamit pulang dulu ya, assalamualaikum." kata Rey di susul Vanessa.
"wa'alaikumussalam."
==
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 [𝐎𝐧-𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠]
Teen Fiction𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐕𝐀𝐍𝐄𝐒𝐒𝐀 - 𝐹𝑂𝐿𝐿𝑂𝑊 𝐵𝐼𝐿𝐴 𝐵𝐸𝑅𝐾𝐸𝑁𝐴𝑁 - 18+ diharapkan bijak dalam membaca ( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ^-^ ) Vanessa Asya Maudi. Sosok gadis berumur 20 tahun berstatus sebagai pela...