0. Prolog

106 10 20
                                    

🌷🌷🌷

"Pacaran yuk, kayak mereka".

Suara bocah laki-laki itu kembali terngiang di telinga Nara saat bis yang ditumpanginya melewati taman, menyuguhkan beberapa pasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu pulang sekolahnya di sana.

"Emangnya boleh? Kita kan masih kecil". Nara masih ingat jawaban yang dilontarkannya dulu.

"Boleh. Main-main aja kok".

"Yaudah, aku minta izin dulu sama Ayah Bunda".

"Jangan!"

Sudut bibir Nara terangkat saat kembali mengingat segelintir percakapan khas bocah dulu, "kenapa?"

"Ayah kamu galak". Bisik bocah laki-laki itu di telinga Nara.

"Terus? Masa gak bilang dulu sama Ayah Bunda. Nggak mau ah, takut kualat".

"Yaudah deh. Nanti aja kalau udah besar pacarannya".

"Beneran?"

Bocah laki-laki itu mengangguk.

"Janji ya?" Nara kecil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji".

Bunyi rem bis berdecit, dibarengi suara knalpot yang mengeluarkan kentutnya. Nara segera merapikan barang-barang bawaannya untuk turun.

Namun karena terlalu tergesa-gesa, ia tersandung kakinya sendiri dan..

Brugh

Ia hampir tersungkur jika saja seseorang yang baru menaiki bis tidak menahannya. Namun barang bawaannya seperti tumbler dan buku nota kecil jatuh.

"Eh!"

Nara segera mengambil barangnya di bawah, dibantu oleh laki-laki yang ditabraknya tadi.

"Maaf Kak, saya kurang hati-hati-"

Karena tingginya hanya sebatas dada laki-laki itu, yang pertama kali Nara lihat adalah name tag yang tertera di atas saku seragamnya.

Aidan Nathanael

Nara terpaku selama benerapa detik.

Kemudian melihat wajah si laki-laki itu, lalu kembali lagi ke name tagnya.

"Gapapa. Lain kali hati-hati", ucap laki-laki itu, sebelum pergi ke belakang bis meninggalkan Nara yang masih cengo menatap punggungnya.

"Neng? Mau turun gak nih?"

Nara terperanjat. "Eh, iya Pak, sebentar".

Bis melaju dengan kecepatan sedang, memberikan embusan angin yang membelai rambut Nara hingga menutupi sebagian pipinya.

Nara masih mematung di halte.

Laki-laki tadi...

Nara memperhatikan seragam sekolahnya sendiri yang baru ia pakai dua hari itu. Dan menyadari bahwa mereka memakai satu almamater yang sama.

"YESS!!"

Wajah penuh kemenangan menyelimutinya. Kemudian remaja perempuan itu berjalan sambil melompat-lompat kecil menuju rumah, tak henti tersenyum sumringah.

"Gue tagih janji lo, Dan. Awas aja!"

 Awas aja!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

To Be Continued

.

.

.

Who's excited?😍

Vote dan komen biar aku semangat updatenya🙌

Selamat berkenalan dengan Nara dan Aidan
🌸🌷🦩🍧💞

18 Maret 2024

Beauty After AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang