Happy reading🌷🌷🌷
"Jadi, kita masih sembunyi-sembunyi dari orang tua kamu?"
Lidah merah yang masih menjilati sepotong es krim itu beralih menyapu permukaan bibirnya. Nara mengangguk tanpa mengganggu aktivitasnya menelan es krim itu.
"Cih, apa bedanya sama dulu kalau sama-sama backstreet gini? Tau gitu dari dulu aja pacarannya", Aidan berdecak sebelum berceloteh.
"Hilih, dulu kan masih polos. Mana berani nekat macam kawin lari kayak gini".
Nara menelan suapa terakhir dari es krimnya. "Lagian sekarang Bunda udah tau. Dia bilang mau bantu ngomong sama Ayah buat izinin kita pacaran. Siapa tau kalau sama Bunda luluh. Doi bucin soalnya".
Seringai keterkejutan sekaligus keceriaan terbit di bibir laki-laki itu.
"Beneran Bunda udah tau?"
"Heem".
Aidan mengepalkan tangannya di udara. "Yes! Setidaknya ada salah satu yang restuin. Tinggal yang satunya lagi".
"Berani emang, Dan?" Nara terkikik, meremehkan.
"Eitss, meragukan banget ya. Kalau soal hati apapun aku lakuin Ra. Kecuali kamu mau diajak kawin lari, gimana?"
Nara menggeleng. "Moh".
"Yaudah makanya. Selagi kita masih punya prinsip yang sama buat naklukin khodamnya Ayah Arkan, kita bakal bisa. Cuman maut yang boleh misahin kita!"
Semua terdengar jenaka di telinganya. Tapi Nara yakin Aidan bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Sehingga ia tidak terlalu khawatir dengan apapun masalah yang akan mereka hadapi nantinya.
Iya, pikiran posistif akan menciptakan hal-hal yang positif pula. Namun, berpikiran posistif tanpa mempertimbangkan resiko yang bisa saja datang, akan membuat kita kewalahan dan merasa semua terjadi secara tiba-tiba. Aidan dan Nara hanya percaya mereka akan melewati semua hari-hari mereka dengan mulus tanpa halang rintang apapun. Apalagi hal yang dianggap sepele seperti Chalisa, yang siapa tahu menjadi bom waktu bagi mereka.
Srashhh
Hujan turun tanpa permisi.
"Yah, tadinya mau pulang", bibir mungil itu mengerucut.
Aidan menengadah ke luar jendela, barangkali langit pun tahu kalau dirinya masih ingin berada di sisi Nara untuk hari spesial mereka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty After All
Teen Fiction"Pikun". Satu kata favorite Nara untuk Aidan. "Nyebelin". Kata kedua. "Bodo". Kata ketiga. "Tapi gue suka". Tiga kata penutup. Cerita si Pikun bertemu si Galak, dan segala lika-likunya. ~ Nara & Aidan ~