Terima kasih yang sudah vote!
Selamat membaca
🌷🌷🌷
"Nara".
Satu kata. Bukan sapaan, melainkan penekanan.
Nara membalikkan tubuhnya.
"Paan?"
Chalisa melangkahkan kaki dengan penuh keangkuhan menghampiri Nara.
"Gue gak tau kenapa lo bisa secepet itu deket sama Aidan".
Lisa melirik Nara dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Not bad".
Nara mengernyit, "dih?"
"Stop deketin Aidan".
Nara mengembuskan nafas panjang. "Gue cuma sekali ngajak Aidan bicara duluan. Itu pun gak lama karena lo keburu dateng. Selebihnya Aidan sendiri yang datang ke gue".
"Ya lo menghindar!" Sewot Lisa.
Dikira Nara akan takut? Nara menyidekapkan tangannya di dada. Terlihat menerima tantangan Lisa.
"Atas dasar apa lo nyuruh gue menghindar? Lo siapanya Aidan?"
Lisa menyeringai. "Lo gak tau apa-apa, bitch!"
Nara mendengus penuh amarah. Kemudian mengeluarkan cermin kecil miliknya dari saku rok. "Nih, ngaca!"
"Lo yang kayak jalang. Menel-menel gak tahu malu ke cowok yang udah jelas-jelas gak suka sama lo!"
Lantas, Nara meninggalkan Chalisa yang mematung syok dengan perlakuan Nara. Ia baru pertama kali diperlakukan rendah seperti ini. Hanya Nara yang berani melakukannya.
"Anjing!"
Chalisa menghentakkan kakinya. "Awas aja lo, pelakor".
🌷
"Danantya Ainara. Baru pindah ke sini seminggu yang lalu".
Petugas tata usaha itu mencari data yang disebutkan oleh Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty After All
Teen Fiction"Pikun". Satu kata favorite Nara untuk Aidan. "Nyebelin". Kata kedua. "Bodo". Kata ketiga. "Tapi gue suka". Tiga kata penutup. Cerita si Pikun bertemu si Galak, dan segala lika-likunya. ~ Nara & Aidan ~