Axel mengajak Kenzo ke minimarket terdekat dari rumah, sebab cemilan anak itu sudah habis dan mengharuskannya untuk pergi. Kenzo merengek ingin ikut terpaksa Axel mengajaknya.
Dengan menggandeng Kenzo sambil membawa keranjang, Axel menuju ke cemilan sehat.
Dia memasukkan biskuit berserat sayuran dan buah-buahan. Dia juga mengambil mie untuk anak agar Kenzo tidak bosan dengan makanan yang biasa dia makan.
"Susu Kenzo habis tidak ya? Apa beli saja? Kemarin pulang apa bibi sudah belikan?" Batin Axel.
Axel tak menyadari jika genggamannya pada Kenzo terlepas, anak itu berjalan menjauh menuju rak yang lain. Netranya berbinar ketika melihat bungkusan yang sangat menggiurkan.
"Ken mau ini, cepelti yang di makan abang lomeo." Gumam Kenzo.
Kenzo berbalik kembali ke arah Axle sambil memasukkan empengnya kembali ke dalam mulutnya yang tadi sempat ia lepas. Dengan tangan mungilnya membawa snac ciki yang terlihat besar di tangannya.
"Yayah." Panggil Kenzo setelah melepas pacifiernya.
"Iya sebentar nak, ayah lagi pilihkan makanan yang bagus untukmu." Ujar Axel yang masih memperhatikan makanan bayi.
"YAAAH!!" Teriak Kenzo.
"Iya apa baby?"
Axel mengernyitkan alisnya saat melihat ciki yang di pegang oleh Kenzo. Dari mana anaknya ini dapat, bisa-bisa nya Kenzo melihat ciki itu.
"Sayang, baby. Kembalikan yah, itu gak sehat." Pinta Axle membujuk putranya.
Pegawai market yang sedang menata makanan tampak tertarik dengan perbincangan ayah dan anak itu.
"Ken mau." Ujar Kenzo sambil memeluk ciki nya.
"Ken." Axel memanggil namanya dengan penuh penekanan.
SREEKK!!
Axel benar-benar terkejut dengan apa yang Kenzo lakukan, putra bungsunya memiliki cara yang benar-benar luar biasa.
Bagaimana tidak? Demi mendapatkan ciki yang ia mau, Kenzo merobek bungkus ciki itu di depan pegawai market.
"Kenzo." Cicit Axle melirik pegawai market yang tengah menatapnya.
"Saya akan membayarnya." Putus Axel yang akhirnya membeli ciki itu juga.
.
.
.
.
Kenzo masuk ke rumah dengan ciki di pelukannya, sepanjang jalan dia memakan ciki itu dengan perasaan senang.
"Ken, dari mana kau mendapatkan racun itu?!"
Langkah Kenzo terhenti, mendadak tubuhnya terasa kaku saat matanya menatap kakak pertamanya yang sedang menatapnya tajam sambil berdiri di hadapannya.
"Da-dali ayah!" Pekik Kenzo menuduh Axel yang baru saja masuk dengan membawa dua kresek besar.
Tatapan mata Kevan menajam menatap sang ayah yang merasa tersalahkan.
"Kenapa melotot pada ayah? Tanyakan pada adikmu apa yang sudah dia lakukan? Cepat, tanyakan dia. Banyak sekali akalnya." Gerutu Axel berjalan masuk menghiraukan tatapan putra sulungnya.
Kevan beralih menatap Kenzo yang beringsut takut, ciki adalah makanan yang paling di hindari oleh keluarga itu. Terutama untuk kesehatan Kenzo, mereka tidak ingin Kenzo mengenal makanan yang banyak mengandung micin itu.
"Kenzo mengerti makanan ini dari siapa?" Tanya Kevan dengan nada dingin.
"Dali bang Meo." Cicit Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't you miss me?
Teen Fiction"Tuan kau yakin? Dia putramu, apa kau tega menaruhnya di tengah hutan seperti ini?" Tanya asisten pribadi Alexander Matteo. "Yah, setidaknya dia tak akan hidup menderita lebih lama." Jawab Seorang pria, Alexander Matteo. "Tapi tuan, disini banyak he...