5 tahun kemudian.
"Adeeekkk!! Jangan lari!" Teriak Romeo mengejar adiknya itu.
Baby Ken kini tumbuh dengan baik, anak yang Alex buang itu hidup dengan nyaman dan aman bersama keluarga Axel.
HAP!
"KENA KAU!" Seru Romeo saat mendapat adiknya.
"LEPAC! LEPACIN ABANG HUAAAA!! NDA MAUU!!"
Romeo menggendong adiknya itu ala Koala, dia membawa Kenzo masuk ke kamar dan kembali menutup pintunya.
"Tidur siang! Habis ini abang masih harus les, cepat tidur sebelum bunda pulang!" Titah Romeo sambil berjalan ke arah kasur.
Romeo menidurkan adiknya di kasur, dia pun ikut merebahkan dirinya juga. Kenzo, anak tampan dan menggemaskan itu mengerucutkan bibirnya lucu.
"Jangan seperti itu, cepatlah tidur atau bunda akan marah," ujar Romeo yang sudah merasa gemas dengan sang adik.
Romeo memeluk tubuh kecil adiknya, dia melayangkan ciuman ke pipi bulat sang adik. Kenzo membalas pelukan abangnya, tangan kanannya menggapai telinga sang kakak dan memainkannya.
Romeo tersenyum tipis, jika sudah begini tak lama adiknya itu pasti akan mengantuk.
Benar saja, Kenzo sudah menguap. Matanya menatap sang abang dengan sayu.
Romeo menepuk bokong adiknya agar cepat tertidur, setelahnya dia akan bergantian menjaga sang adik dengan sang bunda yang pulang arisan.
Cklek!
Mata Kenzo yang tadinya sudah akan tertutup kembali terbuka lebar, Romeo pun mejadi kesal dan melihat siapa yang membuka pintu dengan keras.
"Berisik lo bang! Adek gue bangun bang ...,"
"Jaga ucapannya!" Peringat Kevan.
Kevan kini tengah kuliah jurusan kedokteran, sebentar lagi ia lulus dan menjalani koas nya.
Kevan berjalan mendekat, dia melihat Kenzo yang menatapnya dengan pandangan sayu. Adiknya itu sudah akan tertidur, dan karenanya dia menjadi bangun.
"Sana, buatkan Baby Ken susu. Aku yang akan menemaninya." Titah Kevan.
Romeo merengut, dia ingin melawan tetapi pada abangnya yang satu ini dirinya tak mampu. Bisa-bisa koleksi game nya habis di basmi oleh sang abang.
Dengan wajah di tekuk kesal Romeo pun keluar kamar dan menuju dapur untuk membuatkan sang adik susu. Sementara Kevan ikut berbaring di samping sang adik.
"Tidurlah, kau melewatkan jam tidur siangmu," ujar Kevan.
Kenzo benar-benar di anak emaskan, bahkan kedua mertua Axel sangat menyayanginya.
Kevan mengusap rambut kecoklatan adiknya, sementara Kenzo sibuk mencari letak telinga sang abang.
"Jangan lakukan itu, dan cepat lah tidur!" ujar Kevan.
Kenzo membuka matanya, dia menatap sang abang dengan netra yang berkaca-kaca. Sang abang menolak dirinya yang ingin memegang telinga, kebiasaannya sebelum tidur.
Bibir Kenzo melengkung, tak lama isakan lirih pun keluar.
"Hiks .. Hiks .. Abang nakal! Abangna nakal! Huaaaa!!"
Dengan tampang datarnya, Kevan hanya menatap Kenzo yang menangis tanpa membujuk apapun.
"Astagaa ... Lo apain adek unyu gueee!!" Seru Romeo yang panik saat melihat adiknya sudah duduk sambil menangis.
Kevan berdiri, dia mengambil botol susu yang berada di genggaman Romeo dan mendorong adiknya untuk menjauh.
Kevan membawa Kenzo ke gendongannya, dia memasukkan ujung dot pada mulut Kenzo sehingga adik bungsunya itu terdiam dan hanya sesenggukan akibat menangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/275982375-288-k258769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't you miss me?
Fiksi Remaja"Tuan kau yakin? Dia putramu, apa kau tega menaruhnya di tengah hutan seperti ini?" Tanya asisten pribadi Alexander Matteo. "Yah, setidaknya dia tak akan hidup menderita lebih lama." Jawab Seorang pria, Alexander Matteo. "Tapi tuan, disini banyak he...