Malam hari, Kenzo terbangun dari tidurnya. Dia mendadak sangat haus, di lihatnya botol susunya yang tergeletak di sampingnya telah kosong.
kenzo pun mendudukkan dirinya, dia menggaruk pipi putihnya sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan.
"ken mau mimi." Gumam Kenzo.
Kenzo menetap ke samping, di lihatnya Romeo tertidur dengan pulas. Kenzo tak ingin membangunkan abangnya itu, dengan mandiri dia turun dari ranjangnya.
Kenzo menarik selimut kecilnya, dia membawa selimut itu keluar. langkah kakinya mengarahkannya menuju dapur.
"Ken mau mimi, hauc kali lacana." Cicit Kenzo.
Sesamlianya di depan kulkas, Kenzo menggeletakkan selimutnya begitu saja. lalu, kedua tangannya membuka kulkas dengan sekuat tenaga.
"EUNGHH!!!"
Kulkas berhasil di buka, Kenzo segera melihat isi dalam kulkas itu dengan tatapan berbinar.
"Banyak kali jajanna, Ken mau ini. ini telus ini."
di saat Kenzo asik mengobrak-abrik isi kulkas, seorang pria dengan wajah bantal mendatangi dapur.
"Aku haus sekali." Gumamnya.
Pria itu yang tak lain dan tak bukan adakah Alex, dia terbangun karena merasa snagat haus.
Alex berjalan menuju kulkas, dia belum menyadari Kenzo yang setengah badannya masuk ke dalam kulkas.
Krett!!
Kenzo terkejut, mulutnya penuh dengan permen jelly. Dia mendongak menatap Alex yang terfokus dengan kaleng soda lalu mengambilnya.
"Tumben sekali Axel menyimpan soda." Lirih Alex, pria itu masih merasa sangat mengantuk.
Alex meraih pintu kulkas, dia pun menutup kulkas itu. Namun, pintu kulkas itu tak bisa tertutup. Seperti ada yang mengganjal, Alex berusaha menutupnya.
Bruk!!
"Kenapa gak bisa? Aapa ada yang menggan ... Loh. kenzo?!"
Kenzo berjongkok sembari memegangi kepalanya, dia mengeluarkan kepalanya dari dalam kulkas. Mata jernihnya berkaca-kaca, bibirnya melengkung ke bawah bersiap untuk menangis.
"Ekhe ... Cakit hiks ... Cakit."
Alex buru-buru meletakkan kaleng sodanya, dia berjongkok di hadapan Kenzo dan membuat anak itu berdiri.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Alex sembari mengusap kepala Kenzo.
Kenzo tak memjawab, dia menyodorkan susu kotak di hadapan Alex.
"Kau haus rupanya," ujar Alex yang kini sudah mengerti.
"kemarilah." Alex memgakat Kenzo ke gendongannya, dia meletakkan Kenzo di meja pantry.
Dengan telaten, Alex menusukkan sedotan pada susu kotak itu. Lalu, memberikannya pada Kenzo.
"Sudah?" Tanya Alex ketika Kenzo memberikan bungkus susu kotak yang sudah habis.
Kenzo mengangguk, tangan mungilnya mengusap matanya. Tatapan matanya berubah sayu, pertanda dia sudah mengantuk.
"Ayo, kembalilah tidur." Ajak Alex.
Ketika Alex memggendong Kenzo, bocah itu langsung menjatuhkan kepalanya di bahu Alex.
DEGH!!
Jantung Alex berdebar keras, seperti ada gelanyar aneh yang memasuki relung hatinya.
Perlahan, tangan Alex mendekat sosok mungil itu. Kenzo bahkan sampai menduselkan wajahnya di leher Alex, mencari kenyamanan.
"Janan bawa ke abang Ken, nanti cuntik lagi cama dia." Lirih Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't you miss me?
Novela Juvenil"Tuan kau yakin? Dia putramu, apa kau tega menaruhnya di tengah hutan seperti ini?" Tanya asisten pribadi Alexander Matteo. "Yah, setidaknya dia tak akan hidup menderita lebih lama." Jawab Seorang pria, Alexander Matteo. "Tapi tuan, disini banyak he...