Part 6

199 20 0
                                    

"Kamu tau nama aku dari siapa?" tanya Dafa yang membuat Nafa gegelapan. 

"E-eee a-anu ii--" ucapan Nafa terpotong.

"Kalo ada tamu itu disuruh masuk .... Dafa ..." ucap seseorang yang tak lain adalah Andi~Papa Dafa.

"Eh itu Pa, tadi a-aaa--" ucapan Dafa terpotong.

"Oh sudahlah, ayo masuk Nak," ucap Andi kepada Nafa. Lalu Nafa, Dafa, dan Andi pun masuk dan duduk di sofa.

"Kamu yang tadi pagi 'kan? Em ... siapa namanya, Nafa. Ya, Nafa." ucap Andi.

"Iya Om, saya disuruh Mama buat nganterin kue sama puding ini, tapi ... pudingnya udah dimakan sama dia," ucap Nafa merasa malu.

"Tak apa, kok kamu bisa tau rumah saya?" tanya Andi yang mulai mencicipi kue yang berwarna warni itu.

"Saya baru tau Om, kalo kita tetangga'an," ucap Nafa.

"Wah ... yang benar? Memang sih sebelumnya saya dan anak saya tengah liburan ke luar kota, jadi saya gak tinggal seminggu ini dirumah ini," ucap Andi yang mendapat anggukan dari Nafa.

"Puding nya enak, makasih ya nak, ah jadi merepotkan," ucap Andi.

"Sama sama Om, nggak sama sekali, hhe," ucap Nafa.

"Ya udah, Om mau bersih bersih dulu. Dan Dafa, kamu kerjain berkas ini." ucap Andi yang memberi beberapa kertas kepada Dafa.

"Yayaya," ucap Dafa malas.

Hanya ada mereka berdua diruang tamu itu, rasanya canggung sangat canggung.

"Ehem ... btw tadi Lo belum jawab pertanyaan gw," ucap Dafa.

"Eee aku tau nama kamu dari ... dari ... aaa itu, dari foto itu. Itu foto kamu 'kan yang bernamakan Dafa?" tanya Nafa sambil menunjuk sebuah foto yang beralaskan nama 'The King Of Dafa'.

"Loh, bukannya tadi--"

"Ah, sudahlah lupakan. Bagaimana rasanya puding itu? Enakan?" tanya Nafa mengalihkan pembicaraan.

"Em ... ya, sangat enak, beli dimana?" tanya Dafa.

"Enak aja, itu buatan aku tau!" ucap Nafa kesal.

"Oh, baiklah. Lain kali buatan lagi untuk gw," ucap Dafa dengan entengnya.

Lalu Dafa mulai mengerjakan berkas itu. Nampak dari raut wajahnya kalo dia sangat kesulitan.

"Sini biar aku aja," ucap Nafa gereget sambil membawa berkas itu. Lalu dengan cepat dan teliti Nafa mengerjakan berkas itu.

"Nih, udah." ucap Nafa.

'wah wah wah, ni cewek emang jenius ya otaknya, segala bisa.' batin Dafa kagum.

"Oh iya makasih," ucap Dafa.

"Kamu sangat pintar Nak, apakah kamu mau jadi sekertaris Dafa?" tiba tiba Andi datang.

"Hah!?" kegat Nafa dan Dafa kompak.

"Lah, saya 'kan bos, ngapain jadi sekertaris?" tanya Nafa polos.

About Nafa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang