"Lah, saya 'kan bos. Ngapain jadi sekertaris?" ucap Nafa bingung.
"What!?" kaget Andi dan Dafa berbarengan. Pasalnya yang mereka kenal Nafa itu gadis biasa yang suka menghambur hamburkan uang orang tuanya, namun ternyata mereka salah! Nafa berbeda dari mereka.
"Tapi ... gapapa lah, Nafa mau. Itung itung gabut, yakan Om?" tanya Nafa.
Gabut? Ya. Tidak digajih pun dia tidak keberatan. Toh dia dah punya segalanya, uang? Ada [hasil dakwah, sama jadi dosen selama di Bandung ditambah hasil dari perusahaan yang dia miliki] rumah? Ada [hasil kerja sendiri].
"Om, Nafa izin pulang ya, soalnya ada jadwal khitobah," ucap Nafa.
"Oh iya, sekali lagi makasih ya nak," ucap Andi. Lalu Nafa pun tersenyum lalu mengangguk. Dia tidak menyalami Andi karena bukan mahramnya.
"Mau gw anter?" tanya Dafa.
"Nggak usah, Deket kok," jawab Nafa.
"Maksud gw, gw anterin Lo ke tempat kerja Lo," ucap Dafa.
"Oh emang gapapa?" tanya Nafa.
"Gapapa kok, itung itung tanda terimakasih gw." ucap Dafa.
Lalu meraka pergi naik mobil Dafa. Nafa sudah izin terlebih dahulu pada ibunya.
"Dimana?" tanya Dafa saat menyetir.
"Lurus, belok kiri." ucap Nafa. Lalu Dafa pun mengikuti arahan dari Nafa.
Setelah beberapa menit, merekapun sampai di sebuah masjid yang sangat megah.
"Lah, masjid? Ngapain ke masjid? Mau solat? 'kan belum azan?" tanya Dafa nyeroscos.
"Ih, emang ini pekerjaan aku, aku suka jadi pemberi materi gitu ... 'kan lumayan bisa memberikan ilmu kepada yang lain," ucap Nafa lalu melepas sepatunya dan masuk. Dafa lebih baik tunggu di luar saja.
Nafa pun mulai memberikan materi dengan sangat baik. Dengan suara yang lantang tetapi tatap enak didengar. Nafa memberikan materi tentang 'susahnya menjaga pandangan dari lawan jenis'.
Dafa yang diam diam memperhatikan Nafa pun tam sadar dia tersenyum.
'bener bener tuh cewek, segala bisa! Kagum gw,' batin Dafa. Tanpa disadari pengajian pun selsai dan semua orang pun keluar.
"Hey! Ternyata kamu nunggin aku?" tanya Nafa.
"Ah nggak kok, aku nungguin tukang somay itu." ucap Dafa sambil menghampiri tukang somay. Lalu Nafa pun mengikuti langkah Dafa.
"Waduh, ustazah muda dah nikah ya, mana suaminya ganteng lagi," ucap si mang somay yang selalu stay disana.
Ya. Memang Nafa tidak mau pacaran jadi setiap ada orang yang nanya, 'kapan sama lakinya?' Nafa selalu jawab 'kalau suatu saat saya sama laki laki, berarti itu sama suami saya kelak,'
KAMU SEDANG MEMBACA
About Nafa [TERBIT]
Ficção AdolescenteJangan lupa vote ya, terimakasih 🥰🍭 Seorang gadis cantik dan manis, yang berasal dari keluarga sederhana, namun mampu membuktikan, bahwa dia bisa sukses, bahkan pada umurnya yang masih terbilang muda. Namun sayangnya, gadis cantik ini sudah tidak...