21. Never Gone

527 87 7
                                    

Happy Reading

Sunghoon menatap keramaian dengan sendu, ia sedang berada di sungai han, ntah kenapa hari ini banyak orang yang berkunjung ke sana padahal sunghoon butuh waktu untuk sendiri, menenangkan pikirannya. Ia melihat layar phonselnya, 57 panggilan tak terjawab dari sunoo.

''Hahhh..'' sunghoon menghembuskan napasnya ''kenapa cerita kita jadi begini sian? Aku pengen cerita kita berakhir happy ending''

Drtttt....

Drtttt...

Drtttt...

Sunghoon melihat phonselnya lagi, itu sunoo. Sunghoon mengsilent kan phonselnya, netranya beralih ke sungai han yang tampak tenang.


''Gimana caranya aku untuk lupain kamu sian? Bahkan aku gak bisa seharipun tanpa kamu'' sunghoon menunduk, air matanya lagi lagi turun dengan deras.

''Kenapa orang selalu nilai sisi buruk hubungan kita sian? Kenapa mereka gak liat pas kita bahagia bareng, ketawa bareng?'' sunghoon mendongkak, menyeka air matanya yang sudah membasahi pipinya, sunghoon mengeratkan mantel berwarna hitam miliknya, udara di malam hari semakin dingin itu menembus kulit sunghoon.

Setelah selesai dengan acara merenungnya, sunghoon pulang kerumahnya, seperti biasa rumahnya dalam keadaan sepi karna orang tuanya tinggal di luar negri.

Sunghoon memasuki kamarnya, ia menatap beberapa potonya dengan sian yang terpajang di dinding kamarnya, sunghoon berjalan perlahan, jemarinya menyentuh bingkai poto itu dengan gemetar.

''Rasanya sakit banget di saat aku semakin cinta sama kamu, di saat itu juga aku harus ngelepas kamu, sian'' dada sunghoon bergemuruh hebat, ia merasakan sesak yang luar biasa.

''Bahkan di setiap langkah aku selalu nemuin kenangan bersama kamu sian'' sunghoon berhenti di bingkai poto besar dirinya dengan sian ''bahkan ngelepas kamu aja bisa sesakit ini''

Sunghoon mundur perlahan, matanya masih menatap bingaki besar itu dengan sendu, sunghoon terduduk di kasur kingsizenya.

''Apa aku kuat jalanin ini semua?'' sunghoon menunduk, ia mengambil phonselnya dan mengecek phonselnya.

Ada 91 panggilan tak terjawab dari sunoo, 378 chat wa dari sunoo, sunghoon malas membukanya ataupun menelpon sunoo kembali, ia ingin benar benar melupakan sian.

Brakkkk...

Pintu kamar sunghoon terbanting dengan sangat kencang, nampak pria dengan mata sembab, baju dan rambut acak acakan sedang menatapnya tajam.

Bughhh..

Bughh..

Sunoo menonjok wajah sunghoon dengan berutal, sunoo seperti kemasukan setan, ia melupakan fakta bahwa sunghoon adalah idolanya dan juga orang yang lebih tua darinya.

''Noo'' sunghoon menyerit bingung, mengapa sunoo ke rumahnya dengan sangat tidak sopan dan dengan penampilan yang berantakan.

''Kenapa?'' sunghoon melotot saat sunoo menarik kerah kemejanya, menatapnya dengan mata melotot.

''KENAPA? KENAPA LU BILANG? SIAN NUNNA LAGI SEKARAT DI RUMAH SAKIT GARA GARA LU BRENGSEK!!'' sunoo berteriak di hadapan sunghoon, wajah sunoo sangat merah karna marah.

''Lu gak tau? Pas lu ngejenguk sian nunna, jaitan di punggungnya kebuka darahnya keluar lagi, tapi kali ini lebih banyak'' sunoo gemetar, ia mencoba menahan semuanya.

''Dia sekarat! Dia lagi sekarat di rumah sakit... Hikss.. Apa yang lu lakuin sama sian nunna'' cengkraman pada kemeja sunghoon meluruh, sunoo terduduk di lantai sambil terisak.

''Kenapa sian nunna itu bodoh banget, kenapa dia mau aja pacaran sama orang yang gak pernah ngertiin dia'' sunoo menatap sunghoon sambil terisak, air matanya hanya tinggal sedikit karna ia sudah puas menangis histeris tadi.

''Walaupun gua gak deket sama sian nunna.. Hiksss.. Gua suka baca buku hariannya, lu egois hoon!!'' sunoo menunjuk sunghoon dengan kejam, ia bangkit dari duduknya.

''Lu selalu pengen di ngertiin sama sian nunna, tapi lu gak pernah bisa ngertiin dia. Dia selalu ngedukung lu dengan rencana bodoh lu itu, tapi apa? Bahkan pas ulangtahunnya aja lu gak ngucapin ke dia, sedih gua liatnya, itu namanya bukan pacaran yang buat bahagia, tapi pacaran yang ngebuat sian nunna kesiksa batinnya'' sunoo menatap tajam sunghoon.

''Kalo lu masih punya malu, lu harus minta maaf sama sian nunna dan pergi tinggalin dia sejauh mungkin'' sunoo menetralkan degup jantungnya.

''Itupun kalo sian nunna bisa bertahan'' pandangan sunoo mendadak kosong, ia berjalan keluar rumah sunghoon seperti mayat hidup.

Sunghoon meremat badcovernya kuat, ia kembali menangis lagi. Benar, mereka berdua memang tidak di takdirkan bersama, sunghoonlah yang paling bersalah.

''Aku bahkan gak punya nyali untuk bilang maaf sama kamu''




👓👓👓

Sunghoon menundukan kepalanya, sunghoon mengecek keadaan sekitar, tidak terlalu ramai di sini mungkin mereka semua sedang pergi entah kemana.

Sunghoon memasuki kamar itu dengan perlahan, ia sedikit mengintip di pintu memastikan tidak ada siapapun di sana.

''Sian'' sunghoon merasa hatinya sangat teriris melihat sian terbaring dengan banyak alat medis yang menancap di tubuhnya, kali ini lebih banyak dari yang tadi pagi.

Mata sian membuka perlahan, netranya bergerak ke arah sunghoon ''hoon'' sian tersenyum tipis.

''Maafin aku.. Karna aku kamu jadi kaya gini'' bahu sunghoon meluruh dan bergetar hebat, pria itu tak sanggup menatap mata sian.

''Maaf untuk apa?'' ucap sian dengan suara seraknya.

''Maaf untuk semuanya.. Aku mencintaimu, tapi maaf sikapku gagal membuktikan itu. Aku gak bisa lepas dari kamu sian, aku gak bisa. Aku gak mau kehilangan kamu'' sunghoon menggengam lengan sian, pria itu menangis.

''Seberapa keraspun aku memilih untuk pergi, tapi aku gak bisa karna kamu adalah tempat berpulangnya aku'' sunghoon menghujani kecupan di lengan sian.

''Hoon stop nyalahin diri kamu sendiri, kamu gak salah apa apa kok'' sian mempererat gengaman tangannya pada sunghoon.

''Aku salah sian, aku gak mau lagi kehilangan kamu, aku gak bisa, aku gak mau kamu ninggalin aku kaya sungji, aku gak mau'' sunghoon menempelkan lengan sian di pipinya, menggengam lembut lengan itu.

''Aku juga gak mau kehilangan kamu'' sian mengusap lembut rambut sunghoon ''tetep jadi sunghoon yang aku kenal ya''

''Aku membutuhkanmu sian, lebih dari apapun. Tidak ada yang lain, aku tidak bisa menggantikanmu, aku masih membutuhkanmu'' sunghoon menatap sian lalu mengecup kening gadis itu.

''Aku akan menjadi musim semi mu, di musim dingin manapun'' sunghoon tersenyum, begitupula sian.

Tamattt

Tamatin aja ye
Aku mau garap cerita satu lagi..

Ntr ada bonus chapter kok..

Makasih ya udah baca dan vote cerita ini apa lagi sampe coment huhuhu

Seneng bnget aku

Maaf ya kalo endingnya belum jelas..

Ntar di chapter selanjutnya kita berlayar siansung

Hehhehehhe

Babay👋👋

My Nerd Boyfriend : Park sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang