Happy Reading 💙
beberapa menit mereka menyantap makanan. Jian, yang masih belum menyelesaikan makanannya tiba-tiba mendapat telefon dari ibunya.
"Maaf sebentar ya, aku angkat telefon dulu." ucap Jian kepada Yuna yang dijawab anggukan oleh Yuna.
"Halo? Gimana mah?"
Sepertinya telefon dari ibunya, batin Yuna mendengar sedikit suara Jian ketika pergi menjauh mengangkat telefonnya.
Beberapa saat kemudian, Jian pun kembali ke tempat duduknya.
"Yuna, maaf banget, aku pulang dulu gak papa kan? Kayaknya ada masalah di rumah, aku disuruh mamahku pulang cepet." Ucap Jian merasa bersalah karena harus meninggalkan Yuna sendiri melanjutkan makannya.
"Oh aku juga udah selesai kok, ini juga mau pulang." Jawab Yuna sambil bersiap mengambil jaket dan tasnya untuk pulang.
"Kalau gitu aku anter sekalian pulang ke tempatmu gimana?"
"E-eh gak perlu kok, aku bawa mobil sendiri. Sama nanti juga aku ada perlu ke kampus buat jemput temenku pulang bareng."
"Ooh, yaudah deh kalau gitu. Sekalian kita keluar bareng aja."
Mereka berdua akhirnya berpisah di depan restoran dan pergi ke arah berlawanan.
.
.
.
Sore hari, sesampainya Jian di rumahnya. Ia memasuki ruang tamu dan terkejut melihat ayahnya sedang berbincang dengan paman dan bibinya yang ternyata sudah sampai di indonesia.
"Oh! Bibi, Paman, apa kabar? udah sampai Indonesia aja." Tanya Jian sambil memeluk mereka berdua.
"Kabar Baik Ji... oh iya gimana kabar pacarmu itu?" tanya bibi Jian sambil tersenyum kepadanya.
Tunggu apa maksudnya? pacar? perasaan gue gak enak nih.
Ketika Jian hendak bertanya kepada bibinya apa maksud perkataannya itu, ia mendengar suara ibunya dari belakang.
"Jian, akhirnya ini anak pulang kerumah! Kalau gak diancem dulu gak bakal pulang ini anak! Kenapa kamu gak cerita-cerita sama mamah kalau udah punya pacar?!"
Jian yang melihat mamahnya keluar dari dapur sambil membawa cemilan, bersama sepupunya yang ternyata sudah ikut kembali ke indonesia
Gue tau nih masalahnya, pasti gara-gara orang itu.
"Apaan sih mah gebetan-gebetan! ini pasti lo kan yang cepu!" Ucap Jian membalas sambil menunjuk menyalahkan Chaelin.
"Yee!! nyalah-nyalahin orang sembarangan. tanya noh sahabat lo tadi dia habis kesini" Jawab Chaelin mengejek.
Sebenarnya bukan sepenuhnya salah Ale yang saat ini sedang dituduh chaelin. Ketika Ale melihat status Jian, ia tidak sadar ternyata mamah Jian sedang berada di belakangnya persis. Berakhir lah Ale di hujani pertanyaan oleh mamah Jian mengenai perempuan yang sedang bersama Jian itu. Karena takut terkena omelan Jian, jadi Ale memutuskan pulang terlebih dulu agar tidak bertemu dengan Jian.
"Gak usah nyalahin orang lain deh Ji, mamah tau sendiri. Tapi bener ya dia itu Yuna, anak bungsunya keluarga Batari itu?" lanjut mamahnya bertanya.
"Loh mamah kok bisa tau? bahkan aku yakin Ale gak bakal tau yg satu ini?" ucap Jian beratanya-tanya membalas berkataan ibunya sambil melirik sinis ke arah Chaelin.
"Yaahh sebenernya gue dulu lumayan kenal sama dia sih, dulu Yuna itu satu tempat les piano sama gue Hahaha." Balas Chaelin menginterupsi percakapan ibu dan anak itu yang dibalas tatapan sinis dari Jian.
"Karena Ale gak tau apa-apa selain lo yang berusaha deketin dia, jadi gue tambahin bumbu informasi aja biar tambah seru Hahaha." ucap chaelin.
"Harusnya lo berterimakasih sama gue udah dapet informasi baru!" lanjut perkataan Chaelin.
"Loh tuh ya, cepu banget sumpah!" Ucap Jian yang emosi dan hendak meninggalkan mereka namun, dicegah oleh mamahnya.
"Heh mau kemana kamu! Duduk! Gak mau tau pokoknya kamu harus jelasin dulu ke mamah sama papah disini!" Ucap mamah Jian sambil menyeret Jian duduk bersama mereka di ruang tamu.
"Maahhhh! ih Jian tuh belum yakin mau cerita apa nggak... aku juga kan masih berusaha deketin, belum pacaran... dan tau sendiri kan keluarga batari itu bisa dibilang termasuk saingan bisnis papah... Walaupun kita bersaing sehat dan masih berhubungan baik. tapi kan tetep aja..." Ucap Jian sambil menunduk namun sedikit melirik untuk melihat respon papahnya.
"Yahh, kalau dari papah sih daripada jadi saingan, bukankah lebih baik kalau kedepannya jadi Keluarga?" Jawab papah Jian yang sontak membuat Jian mengangkat kepalanya.
"Iya Ji, kenapa sih kamu mikir negatifnya dulu ... Mamah tuh seneng banget loh akhirnya kamu ada kabar suka sama cewek, karena selama ini kamu gak pernah ngenalin cewek satupun ke kita. Mamah takut kalau ternyata orientasimu itu geser, apalagi kamu ngintilin Ale aja terus." Ucap mamah Jian.
"Iya tuh, takutnya saingan gue ternyata sepupu gue sendiri." Lanjut Chaelin.
"Apaan sih! aku masih normal mah, bisa bisanya mamah mikir kayak gitu sama anaknya sendiri!?" Balas Jian dengan nada kesal.
"Makanya sini kenalin sama kita!" Balas mamah Jian kepadanya.
"Ah mamah, baru aja deketin masa mau langsung dikenalin!? Nanti malah bikin dia ilfill ke aku ... Gak ah, Jian mau naik dulu, bye!" Ucap Jian dengan kesal lalu berdiri meninggalkan keluarganya.
Namun tiba-tiba Jian berhenti di tengah jalannya menaiki tangga sambil menoleh dan berkata, "Oh iya, jangan lupa pegang omongan papah yang tadi!" Lalu melanjutkan kembali jalannya.
"Anak itu, gak mau menyia-nyiakan kesempatan." Ucap papah Jian. melihat kelakuan anaknya.
"Pah, gimana kalau kamu coba tanya ke keluarga Batari dulu!? sekedar basa-basi aja berniat mau ngenalin anak kita, biar tau respon mereka gimana?" Tanya mamah Jian yang mencoba menjalin hubungan terlebih dahulu dengan keluarga Yuna.
"Tapi Om, tante, maaf menyela bentar. kalau menurut aku jangan dulu deh tan. Bener kata Jian, malah nanti Yuna yang ngerasa gak nyaman. Aku cukup kenal karakter Yuna seperti apa, orangnya cukup tertutup. takutnya nanti Yuna malah menghindar dari Jian." Ucap Chaelin setelah mendengarkan rencana orang tua Jian.
"Bener mah, gak usah terburu-buru, kita lihat dulu hubungan mereka kedepannya gimana." Balas papah Jian sambil meminum teh nya.
"Yaahh yaudah deh ... tapi kan aku udah excited banget tau pah ... akhirnya Jian, anak kita satu-satunya, udah mulai mikirin cewek, tau sendiri kan pah, Jian itu susah srek sama orang ..." Ucap mamah Jian menjelaskan dengan sedikit murung, namun menyetujui perkataan suaminya itu.
Terimakasih sudah membaca
See you next chapter 🤗
Jangan lupa Voment yaa!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY First and Last LOVE || Park Jisung x Shin Yuna
عاطفية"Jangan tanya kenapa, Aku pun tak tahu kalau pada akhirnya akan jatuh hati padamu." - Yuna "Bagaimana bisa aku hidup tanpamu? Aku sangat mencintaimu karena itu seluruh alam semesta bekerja sama untuk membantuku bertemu denganmu." - Jian Selamat memb...