BAB 4 - Berdebar

114 23 1
                                    

Happy Reading 💙



"Selamat sore teman teman!! gimana kabarnya?!" Ucap salah satu MC festival music yang berada di atas panggung untuk membuka acara.

"Wah semangat sekali!! Suka nih gue kalau pada semangat kayak gini."

"Gimana kalau langsung kita mulai acaranya sekarang? Kayaknya udah pada nggak sabar." Ucap salah satu MC dengan semangat.

"Wait Wait, tapi sebelum dimulai acara musiknya, kita mau ngasih informasi kalau ada doorprize nih buat konstestan yang akan tampil. Jadi kalau 3 kontestan yang dapet sorakan terbanyak, nanti bakal dapet kupon makan gratis selama sebulan di restoran sushi!"

"Tapi bukan cuma itu aja, juga bakal ada 3 kupon yang diundi secara acak buat penonton juga."

"Jadi untuk kalian yang tadi masuk ke kawasan acara musik ini, dan udah di minta untuk isi data diri di pintu masuk, nanti kita dari panitia akan mengundi langsung nomor telepon yang kalian tulis, dan siapa yang mendapat panggilan telefon dari nomor gak dikenal nanti jangan di decline yaa hehe... bisa aja itu panggilan dari kita buat pemenang undian."

"Maka dari itu jangan pada pulang dulu ya, kita seneng seneng sampai akhir acara hingga undian berlangsung. Siapa tau kamu yang menang undiannya!"

"Oke kalau begitu mari kita mulai acaranya dengan di buka oleh dance cover! mari kita sambut Neo Culture Crew! Silahkan naik ke panggung untuk mempersiapkan diri!"

Sorakan pun mulai terdengan dari para penonton.

di sisi lain, Yuna yang mendapat giliran undian nomor ke tiga sedang menahan gugupnya karena ia mendapat giliran tampil awal.

"Gak usah gugup, Semangat gitu lho! Kaya nggak pernah tampil aja." Ucap Lia yang menyemangati Yuna di belakang panggung.

"Tapi lia, ini baru pertama kalinya gue tampil di awal banget." jawab Yuna.

"Semangat Semangat! yakin aja deh suaramu tuh dalam keadaan apapun bakal tetep bagus, jadi gak lo perlu gugup." Lia yang menenangkan Yuna sambil menepuk pundak temannya itu agar lebih semangat.

"Haha apaan sih! tapi thank you ya." ucap Yuna berterimakasih dengan sedikit malu dipuji temannya itu.

"Siap siap gih, urutan dua udah naik keatas, habis ini lo yang di panggil." Balas Lia sambil membantu Yuna mempersiapkan gitar Yuna untuk dibawa naik ke atas panggung.

.

Di lain tempat, Jian yang sedang berada di barisan belakang penonton melihat jalannya acara, sedang duduk dan berbincang dengan Ale.

"Gue tau lo gak bakal pergi dari tempat ini sampai ketemu orangnya. tapi plis temenin gue sebentar mau beli minum, lo juga pingin beli minum kan... mending pergi bareng aja, palingan dia urutan terakhir, kan lo tau sendiri dia daftar di paling akhir." ucap Ale mengajak jian keluar untuk membeli minuman.

"Tapi lo tau kan urutannya diundi lagi, yaudah lo yang pergi sendiri aja gue titip, sekali-kali batu temen lo ini kek." jawab Jian dengan sinis.

"Hah! Belum apa apa udah bucin." Balas Ale lalu meninggalkan Jian pergi.

Namun tiba-tiba Jian mengalihkan pandangannya ke atas panggung, ia mendengar suara nyanyian merdu dengan di-iringi petikan gitar yang indah


Everybody loves the things you do

From the way you talk

To the way you move

Everybody here is watching you

Cause you feel like home

You're like a dream come true

But if by chance you're here alone

Can i have a moment

Before i go?

Cause i've been by myself all night long

Hoping you're someone i used to know


Tunggu, itu dia orang yang selama ini Jian cari... siapa namanya tadi? Ia tidak mendengarnya.... iya perempuan itu yang bernyanyi indah di atas panggung terlihat sangat cantik bagi Jian.

Yuna yang bernyanyi memakai gaun putih dan duduk sambil memainkan gitar... helaian rambut hitamnya yang tertiup ringan oleh angin, manik matanya yang bersinar serta bibir mungilnya yang telihat menawan ketika bernyanyi, membuatnya terlihat seperti bidadari di mata Jian, sangat indah, sangat cantik.


Jantung Jian yang mulai kembali berdebar, membuatnya berdiri dari tempat duduknya dan tanpa sadar melangkah maju mendekat ke arah panggung, berdiri tenang menikmati nyanyian Yuna.

Ini pertama kalinya untuk Jian merasakan perasaan seperti ini. jantung yang terus berdebar, perasaan ini yang baru pertama kali ia rasakan. muncul rasa di diri Jian ingin mengenalnya lebih, ingin melihatnya tersenyum, bahkan ingin melindunginya.

Let me photograph you in this light
I

n case it is the last time

That we might be exactly like we were

Before we realized


We were sad of getting old

It made us restless

It was just like a movie

It was just like a song

When we were young

Hingga di ujung lagu, mata mereka bertemu selama beberapa detik yang membuat Jian seketika tersipu.

Tanpa sadar mereka bertatapan cukup lama di tengah suara tepuk tangan meriah, hingga MC menginstrupksikan Yuna untuk kembali turun dari panggung sehingga memutus pandangan mereka.

Jian, yang masih belum sadar membaca situasi di kejutkan oleh tepukan tangan Ale di pundaknya sambil berkata.

"Lo kalau cuma bengong aja bakal kehilangan Yuna lagi." ucap Ale singkat yang lansung membuat Jian tersadar dan berlari ke belakang panggung mencari Yuna.













☘️☘️☘️
Hai Guys, jangan lupa vote dan komennya ya 🥰

MY First and Last LOVE || Park Jisung x Shin YunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang