Selamat Membaca ❤️
"Jian! Jian! dimana sih ini anak, di chat nggak dibales di telfon nggak diangkat!" Teriak Ale yang menyelonong masuk ke unit apartemen Jian. Ale sedari pagi berusaha menelfon Jian, namun tidak ada respon dari temannya.
Ale pun terpaksa menghampiri apartemen Jian untuk mencarinya, beruntung ia memiliki pin apartemen Jian karena Ale lah yang dulu membantu Jian mencari apartemen ini ketika pertama kali masuk perkuliahan. Juga, Jian pun memberi Ale ijin untuk keluar masuk apartemennya, karena Jian tau Ale tidak akan keluar masuk apartemen seenaknya karena Ale saja sudah punya unit sendiri yang bahkan bisa dibilang lebih luas darinya. Kecuali seperti saat ini, sepertinya ada hal penting dari Ale mencarinya hingga masuk apartemennya.
"OH! pantes ya dihubungi gak bisa, ternyata masih Molor?! Gak biasanya lo bangun kesiangan." Ucap Ale sambil membuka selimut Jian.
"Heh, bangun ini hari apa?! Apa lo nggak inget hari ini jadwalnya gladi resik?""Males gue, gak tau kenapa akhir akhir ini lemes gak ada semangat. Tambah tadi pagi mamah gue ada acara pingin jodoh jodohin segala, tambah bikin bad mood." ungkap Jian kepada Ale.
"Hahaha aduh ya ampun kasian gak ada yang nyemangatin. makanya cari pacar biar gak dijodoh jodohin, kayaknya nyokap lo takut dikira lo homo soalnya bareng gue terus Hahahah! Sini kakak kasih pelukan biar semangat." Ucap Ale yang selalu suka menggoda Jian. Ale langsung menjatuhkan diri ke Jian, namun temannya itu malah menghindar dengan jijik dan pergi dari tempat tidurnya.
"Hihhh jijik gak usah peluk peluk! gue masih normal ya. kalau pengen peluk gue, peluk aja pacar lo, makanya jangan lo anggu- Eh bukan, oh iya kan lo yang di anggurin Hahaha." Tawa Jian yang balik mengejek Ale.
"Paling nggak masih ada yang nyemangatin gue. Daripada lo hari-hari terasa suram nggak ada yang nyemangatin." Ejek Ale kepada Jian yang tidak menggunisnya dan telah pergi meninggalkannya dari kamar, kemudian Ale pun menyusul Jian menuju ke dapur.
"Ya ampun, di kulkas cuman ada roti, tomat, telur aja?"
"Kasihan banget nggak ada yang ngurus bayi gede ini Hahaha." Ucap Ale yang disertai tawa sambil mengelus rambut temannya.
"Mandi dulu sana, biar gue yang masakin." dan hanya dijawab anggukan oleh Jian.
.
Selesai mandi dan bersiap, Jian lalu menuju ke meja makan bersama Ale disana. "Wah untung ya gue punya temen yang pinter masak." ungkap Jian sambil duduk dan mengambil sandwich buatan Ale.
"Cari pacar sana, biar bukan gue terus yang masakin lo." ucap Ale sambil ikut makan bersama Jian.
"Eh iya, terus crush lo itu gimana? udah ada petunjuk belum dia dari fakultas mana?" Lanjut Ale bertanya.
Benar bahwa Jian tidak bisa menutupi semua dari sahabatnya ini. Ale pun sudah mengetahui masalah hati yang sedang Jian rasakan.
"Gimana caranya nemu, namanya aja gak tau." Jawab Jian sambil memakan makanannya.
"Lo udah coba nyari lewat daftar yang ikut Festival belum?" tanya Ale.
"Oh iya daftar! kok gue gak kepikiran ya!?" Jawab Jian sambil membuka hp nya untuk melihat daftar peserta. "Tapi kebanyakan yang tampil memang cewek, apalagi di daftar ini gak ada fotonya. gimana bisa tau."
"Yaudah cari aja satu-satu." Balas Ale.
"Sampe skripsi gue selesai gak bakal ketemu kalau nyari satu satu." Jawab Jian atas perkataan Ale tadi.
Tiba-tiba terlintas di pikiran Ale "Coba lo tanya ke panitia yang terakhir input daftar dia, harusnya dia inget yang terakhir daftar siapa. Kalau lo cuman lihat dari daftar itu sih gak bakal ketemu, bisa lo liat sendiri di daftar itu udah di urutin sesuai abjad."
"Bener juga, coba nanti gue tanya orangnya." Jawab Jian.
"Gimana kalau sekarang kita ke kampus?" lanjutnya.
"Udah sore, gue yakin udah selesai gladi resik-nya. Harusnya lo tadi kesana, siapa tau ketemu crush lo itu." Jawab Ale, yang diangguki oleh Jian.
"Bener, tadi pas mandi juga baru kepikiran gue." disusul helaan nafas oleh Jian.
Wajah Jian yang terlihat mulai murung itu membuat Ale yang melihatnya merasa gemas namun cukup menyedihkan juga.
"Gemes banget Jian-ku ini mulai Jatuh Cinta.... Yaudah gimana kalau ke cafe aja, mending ngelanjutin skripsi kita biar cepet selesai." ucap Ale mengalihkan pembicaraan dan dijawab anggukan saja oleh Jian.
☘️☘️☘️
di sisi lain, Yuna yang telah selesai melakukan gladi resik di kampusnya itu ditengah perjalanan pulangnya itu pun belok ke sebuah cafe untuk membeli kopi yang ingin ia bawa kembali untuk menemaninya mengerjakan skripsinya.
"Ice Americano nya satu ya, tambah gula normal."
"ada tambahan lagi kak?"
"udah itu aja."
"totalnya 37 ribu kak, silahkan ditunggu."
setelah kopi yang ia pesan selesai di buat, Yuna langsung meninggalkan cafe tersebut untuk kembali ke apartemennya. Namun ia tak sadar ternyata tas gitar yang ia bawa itu mengetuk kepala seseorang ketika ia akan keluar dari cafe tersebut.
"Aduh!" ucap orang tersebut.
Yuna pun seketika menoleh dan melihat, ternyata gitar di punggungnya itu telah mengenai kepala orang lain.
"Ya ampun maaf-maaf."
"Iya-iya nggak papa..lain kali hati-hati ya mbak, itu gitar kalau kena kepala orang sakit banget." ucap laki-laki itu sambil meninggalkan Yuna.
"Sekali lagi maaf ya!" yang hanya dijawab lambaian tangan laki-laki itu.
Yuna pun akhirnya meninggalkan cafe tersebut dalam keadaan merasa bersalah.
☘️☘️☘️
Disisi lain, laki-laki tadi yang ternyata adalah Ale, berjalan kembali ke tempat duduknya sambil menggerutu dan memegangi dahinya yang terbentur oleh gitar yang dibawa Yuna.
"Untung aja cewek, kalau cowok udah marah-marah gue disini." ungkap Ale menggerutu.
"Kenapa lo?" Tanya Jian.
"Tadi nih gue habis dari toilet, bisa-bisanya kepentok gitar orang. untung aja yang bawa tuh cewek, kalau cowok udah gue marah-marahin tuh disini."
Jawab Ale dengan sedikit emosi, dan hanya dibalas tawa oleh Jian.Tanpa Ale tau ternyata perempuan tadi adalah orang yang selama ini sahabatnya cari.
Tanpa Jian sadari juga banyak kejadian yang dapat menghubungkan mereka berdua, namun masih belum ada waktu yang pas untuk mereka dipertemukan.
☘️☘️☘️
Hai Guys, jangan lupa vote dan komennya ya 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
MY First and Last LOVE || Park Jisung x Shin Yuna
Romansa"Jangan tanya kenapa, Aku pun tak tahu kalau pada akhirnya akan jatuh hati padamu." - Yuna "Bagaimana bisa aku hidup tanpamu? Aku sangat mencintaimu karena itu seluruh alam semesta bekerja sama untuk membantuku bertemu denganmu." - Jian Selamat memb...