Zeus Al Jungwoo

28 2 0
                                    

Bagaimana jika love first sightmu mulai mendekatimu? Rasanya seperti keajaiban. Tidak tau harus bagaimana jika hal itu terjadi, pasalnya pertemuan pertama saja sudah merupakan anugerah terindah.

Pada hari pertama kali sekolah Agnes merasakan apa itu love first sight atau bahkan lebih dari sekedar itu. Laki-laki yang bercanda di depan pintu gerbang sekolah bersama temannya, senyum dan tertawanya sangat menawan. Tak sengaja seseorang menenggornya dari belakang dan membuat dirinya terjatuh. Sosok laki-laki itu langsung membantunya mengambil buku yang jatuh berserakan dan mengelapnya dengan baju putihnya membuat warna putih bajunya sedikit coklat muda karena debu.

"Kak.. gak usah di lap, baju kakak jadi kotor."

"Gak papa, baru ngeliat siswa yang pertama kali masuk sekolah membawa banyak sekali buku. Aku jadi tidak tega dengan buku baru yang kotor ini"

Agnes tersenyum, lalu matanya melirik lencana baju laki-laki tersebut, bertuliskan Zeus Al Jungwoo. Seketika Agnes teringat nama tersebut adalah nama tahun lalu yang selalu menduduki peringkat 1 di tempat bimbelnya dan dirinya sekarang gemetar, dirinya tidak pernah melatih bagaimana cara dia bertingkah saat pertama kali bertemu dengan sosok namanya, dia tidak menyangka akan bertemu secepat ini. Apa yang harus dilakukan.

Point of View (POV) Agnes

Aku hanya mengenal namanya, namun sudah membuatku jatuh cinta. Orang-orang mungkin akan menganggap aku gila, aku begitu menggilai sosoknya yang tak ku ketahui namanya namun kutahu bekas jejaknya, saat aku mulai menggila karena ibuku yang mendidikku untuk belajar, belajar, dan belajar demi memasuki SMA Ksenon yang dijuluki SMA Nasional nomor 1 itu.

Aku harus belajar di sekolah dan tempat bimbelku, setelah pulangpun aku masih harus mengulang mata pelajaran dan to-do-list yang akan kulakukan keesokan harinya, ibuku mengajariku agar setiap hal perlu direncanakan "Made every second count". Aku mencoba menahan rasa stressku dari belajar, aku ingin sekali mengatakan pada ibuku bahwa aku ingin menyerah aku tak sanggup lagi. Ibuku tidak mengizinkan aku bermain layaknya anak remaja SMP pada umumnya. Ibuku hanya mengizinkanku keluar jika aku pergi ke perpustakaan.

Sungguh naas bukan? Aku awalnya berpikir demikian, sebelum akhirnya aku menyadari bahwa buku yang setiap ku baca juga sudah dibaca oleh orang lain, tertulis Zeus Al Jungwoo pada histori lembaran peminjaman, aku juga mendengar dari beberapa tentorku yang selalu membicarakan kak Jungwoo, tak hanya pintar, kak Jungwoo sangat tampan, menawan, harum, dan karismatik, katanya juga ia memiliki bakat seni yang indah. 

Aku tidak heran karena setiap buku yang dia pinjam akan meninggalkan jejak gambar, aku suka mengoleksinya dan diam—diam meniru ulang gambar tersebut atau menambahkan gambar disampingnya, seolah kami adalah partner reading buddy, aku sangat penasaran dengan sosok nama tersebut, mungkin saja aku akan sangat cocok dengan orang tersebut karena banyak buku yang sama telah kami baca. 

Aku selalu membayangkan jika aku bertemu dengannya dan menghabiskan waktu bersama. Aku jadi sering belajar dan sangat mencintai buku, rasa lelah dan stressku menghilang ketika mencintai sesuatu. Aku kini mengikuti jejak masa lalunya.

Para tentorku bilang bahwa Jungwoo adalah murid tertampan yang pernah diajarnya, wajahnya berparas menarik antara imut, manis, ganteng menjadi satu. Satu kata "tidak membosankan" jika diam dia akan terlihat imut, jika fokus akan sesuatu akan terlihat ganteng, jika berbicara akan terlihat manis gigi kelinci yang menghiasi senyumnya seolah orang yang melihatnya tersenyum akan meleleh. 

Ditambah hidungnya yang mancung membuatnya akan sempurna dari berbagai sudut pandang. Julukannya 'uwu' karena sangat menggemaskan, ramah, dan supel. Cukup membuat siapapun akan terpanah pada pandangan pertama. 

Pertukaran Setara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang