Detik berganti menjadi menit, menit berganti menjadi jam, jam berganti menjadi hari, hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun dan seterusnya
Ini adalah tahun ke empat Hinata menjadi mahasiswa dan sudah empat tahun juga Hinata merasakan tekanan batin dari teman teman seuniversitasnya
Mereka tak kenal lelah untuk menyiksa Hinata bahkan mereka tak segan segan untuk membunuh Hinata tetapi oikawa selalu berada di depan Hinata walaupun nggak selalu ada
Hinata masih bersyukur karena masih ada oikawa yang mau menerimanya tetapi miya bersaudara dan yang lainnya lebih kejam dari yang mereka bayangkan
Seorang anak perempuan berusia delapan tahun masuk ke dalam satu ruang rumah sakit dan duduk di samping seseorang yang terbaring lemah dengan infus dan beberapa alat yang lainnya yang terhubung dengan tubuhnya untuk membantu pemuda itu agar tetap hidup
Dia adalah Hinata shoyou, pemuda itu sudah koma selama tujuh bulan akibat penyakit yang di deritanya dan kecelakaan beberapa bulan lalu demi menyelamatkan adiknya
Dan perempuan berusia delapan tahun tadi adalah Natsu Hinata atau shoyou yang senantiasa datang kerumah sakit untuk menjaga kakak nya selepas pulang sekolah
Ia tidak berani meninggalkan sekolah karena kakaknya pernah bilang " apapun yang terjadi shoyou harus tetap sekolah" kata kata terakhir Hinata untuk adiknya sebelum ia koma sepenuhnya
Shoyou menatap pemuda berusia 20 tahun itu dan menangis " mau sampai kapan Abang tidur? Apakah Abang sudah lelah bermain dengan shoyou?" Shoyou menggenggam erat tangan Hinata
Tak jarang shoyou menangis jika sudah berhadapan dengan kakaknya yang terbaring lemah, jika tanpa bantuan infus mungkin Hinata sudah mati kelaparan dan tubuhnya kini sudah semakin kurus dari sebelumnya
Shoyou bangkit lalu menatap keluar jendela dan seketika matanya menangkap sosok yang sepertinya ia kenal " seperti kenal?" Gumamnya lirih
Pemuda yang di tatap shoyou dari jendela rumah sakit hanya memiringkan kepalanya sedangkan Shoyou hanya tersenyum dan pergi dari sana " seperti pernah lihat tapi siapa?" Pemuda itu nampak berpikir dan melangkahkan kakinya pergi dari sana
Shoyou meraih topi milik Hinata yang bermotif namanya sendiri yang berada di atas meja lalu memasukkannya kedalam tas tapi sebelum itu membersihkannya dulu karena udah beberapa debu sudah menempel disana
Shoyou meminum susu coklat yang sudah menjadi temannya selama beberapa tahun ini, dari kecil mungkin tapi entah lah
Mata shoyou teralihkan kala mendengar ringisan kecil Hinata dan dengan cepat shoyou menghampiri Hinata " Abang sudah sadar kah?"
Hinata membuka matanya dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah sang adik yang sudah tumbuh sedikit besar " sho....shoyou"
Shoyou segera berlari keluar dari ruangan Hinata dan membawa seorang dokter yang sudah merawat Hinata akhir akhir ini " sudah baik baik saja ia hanya butuh istirahat dan sebuah keajaiban buat Hinata sehingga bisa bertahan sampai sekarang" dokter itu mengelus rambut shoyou lembut
" Apakah Abang bisa pulang?"
Pemuda itu tersenyum " kita tunggu saja perkembangan selanjutnya" dan keluarShoyou langsung memeluk Hinata dan menangis " apakah Abang baik baik saja?"
Hinata membalas pelukan shoyou " kan shoyou dengar sendiri kata dokter"
" Maafin shoyou gara gara shoyou Abang begini"
Hinata menggeleng " bukan salah siapa pun shoyou"
" Apakah Abang akan pulang lagi kerumah?"
Hinata melepaskan pelukannya " kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LELAH (Revisi)
Fantasy" kalau Abang pergi bagaimana shoyou bisa melihat wajah Abang, bagaimana shoyou bisa merasakan pelukan Abang?" Shoyou menahan tangisnya " Kalau mau liat Abang shoyou bercermin aja wajah Abang sama shoyou sama persis kok cuman rambut shoyou aja pajan...