kabar

34 5 0
                                    

Lelah? Jangan di tanyakan lagi mungkin jika aku menyerah maka akan ada satu nyawa yang akan melayang secara sia sia oleh karena itu aku tidak akan lelah untuk waktu yang singkat begitu juga dengan menyerah

Sudah tiga hari berturut-turut Hinata membawa adiknya kesekolah tapi tidak dengan hari keempat, shoyou di titipkan ke ibunya sugawara tadi pagi dan itu semua adalah permintaan ibunya sugawara sedari beberapa hari lalu

" Hinata mana shoyou?" Kageyama menghampiri Hinata dengan menenteng sekantong kresek penuh cemilan dan susu

Hinata berbalik dan menghadap Kageyama " oh Kageyama, shoyou aku titipkan ke ibunya Suga"

" Gagal deh" Kageyama menjauh dari Hinata dengan kecewa

Hinata yang melihat ekspresi Kageyama hanya tersenyum " datang saja kerumah Kageyama kalau kamu memang ingin main dengan shoyou"

Kei tsukishima menghampiri Hinata "mendingan jangan deh takut ketularan hobi susu" ejek tsuki dan Yamaguchi yang selalu di sisinya

" Diam kau mata empat" ketus Kageyama dan di ikuti tawa yang lain

Hinata menatap para timnya sedang sudah siap siap untuk berlatih dan sebahagian sedang melakukan pemanasan, ia tidak seperti biasanya yang dimana biasanya ia yang paling semangat tetapi hari ini mood nya hancur untuk bermain voli

Hinata memasukan tangannya kedalam saku jaketnya ketika handphone miliknya bergetar

Hinata menatap nomor yang tertera di handphone, nomor yang dia tunggu tunggu dan berharap suatu keajaiban terjadi

Hinata berlari keluar menjauh sedikit dari teman teman se timnya untuk mengangkat telpon itu karena di dalam terlalu berisik oleh teriakan tanaka dan Noya

" Bagaimana apakah sudah ketemu?" Hinata mengangkat telpon itu

" Sudah ketemu...." Hinata tersenyum tapi tidak untuk waktu lama setelah sang penelpon mengucapkan "....tapi dengan kondisi yang mengenaskan"

Tubuh Hinata menegang seakan akan di lilit oleh seribu rantai dan mulutnya kaku walaupun hanya untuk mengucap satu kata " sebentar lagi jenazahnya akan sampai di Jepang dan maaf  hanya itu yang kami mampu"

Hinata tersadar dan tersenyum " buat apa minta maaf itu pun sungguh sangat berharga buat saya dan terimakasih atas perjuangannya" terputus

Hinata segera berlari kedalam dan meminta izin kepada sang pelatih keishin ukai untuk pulang lebih awal, semuanya menatap Hinata bingung tumben?, Biasanya itu anak yang paling semangat dan sekarang

" Adik ku terus menangis dan sekarang dia demam, kata ibu Suga shoyou terus memanggil nama ku sedari tadi" ketika di tanya sang pelatih alasannya

" Baiklah saya izin kan, semoga adikmu cepat sembuh Hinata" do'a sang pelatih dan di ikuti yang lain

Hinata membungkuk sebagai tanda memberi hormat dan terima kasih kepada mereka semua " terimakasih semua"

Hinata langsung menyambar tas miliknya Dan segera berlari

"Siapa yang tega melakukan ini?"

" Siapapun yang melakukannya tolong beri dia hukuman setimpal!"

" Shoyu ini terlalu cepat"

Hanya itu yg ada dalam pikiran Hinata saat ini dan ingin cepat sampai di rumah lalu memeluk adiknya erat seerat mungkin






                                 ~~~








Sesampai di rumah Hinata melihat sudah banyak pelayat yang sudah datang dan menyiapkan keperluan pemakaman, mata coklat Hinata menatap sosok yang ia cari

Hinata langsung berlari dan memeluk adiknya seerat mungkin dan menumpahkan air mata yang ia bendung sedari tadi, air matanya tumpah dengan sang adik di dalam pelukan

Setelah sekian lama memeluk sang adik Hinata pun melepaskan pelukannya " bagaimana ibu bisa tahu?" Hinata menatap wanita paruh baya yang menjadi ibu angkat shoyou beberapa jam lalu

" Di kasih tahu sama pihak rumah sakit dan sebentar lagi jenazahnya sampai" wanita itu meninggalkan kedua saudara itu membiarkan Hinata memeluk sang adik sepuas ia mau

Hinata membawa sang adik untuk duduk di bawah pohon dekat rumahnya dan melepaskan shoyou di tanah membiarkan anak itu bermain
" Shoyou harus kuat" Hinata mengelus rambut sang adik

Shoyou tersenyum tapi tidak dengan senyum yang biasa ia tunjukan seakan akan mengerti apa yang di bicarakan sang Abang

" Hehehe" Hinata tersenyum getir "shoyou kuat jangan seperti abangnya" Hinata menidurkan sang adik di didalam pelukannya

" Hinata!!!" Hinata menatap orang yang memanggilnya ternyata itu adalah Kageyama beserta beberapa anggota club'volly karasuno yang lain

Hinata berdiri dengan Shoyou di pelukan nya " apakah shoyou sudah sehat?" Tanya sugawara

Hinata tidak menjawab ia hanya diam dan menunduk sedalam dalam mungkin " apakah dengan menyembunyikan nya kamu bisa menanggung semua ini?" Giliran sang kapten yang bertanya

" Aku memang tidak bisa tapi shoyou bisa" balas Hinata cepat

Kini semua mata menatap kearah bayi yang tertidur di dalam pelukan Hinata, air mata mereka tidak bisa di ajak kompromi lagi " segitu kah takdir mempermainkan hari mu" mungkin segitu yang berada di dalam pikiran mereka


Beberapa menit kemudian dua buah mobil ambulance datang dan menurunkan dua buah peti jenazah yang sudah di pastikan bahwa yang terbaring di dalamnya adalah orang tua Hinata

Acara pemakaman di laksanakan dengan lancar dan para pelayat satu persatu pulang dari kuburan itu tapi tidak dengan Hinata, ia seperti menunggu sesuatu dari kedua orang tuanya

" Hinata sudah tahu jagaian shoyou kan" Hinata bicara sendiri seakan akan ia tahu pesan terakhir yang ia tunggu sedari tadi dari orang tua nya setelah sekian lama menatap gundukan tanah itu dan diam di sana Hinata akhirnya angkat bicara

" Tanpa ayah dan bunda suruh pun pasti Hinata jagain semampu Hinata" Hinata menghapus jejak air matanya

Suga yang mengendong shoyou menghampiri Hinata " ayo pulang shoyou udah lelah"

Hinata bangkit dan mengikuti langkah Suga yang perlahan meninggalkan pemakaman itu







                                ~~~












" Kalau nenek gimana?" Tanya daichi

Hinata menatap langit-langit rumahnya " sudah pergi semuanya"

" Tante atau kerabat yang lainnya" walapun begitu maksudnya seperti tidak peduli Kageyama tetap memberi saran

" Nggak terlalu percaya" balas Hinata cepat

" Nande??" Sambar Noya

Hinata  melihat sang adik yang sedang bermain dengan Suga " dulu Tante ku mencoba untuk membunuh shoyou dan mulai sejak itu aku tidak terlalu percaya orang orang terutama keluarga"

" Kan nggak cuman satu" Yamaguchi membawakan cemilan dan minuman

" Saudara ayah nggak suka dengan keluarga kami dan saudara ibu cuman itu saja yang lain udah pada pergi" Hinata menatap kosong kedepan

Tanaka menepuk pundak Hinata dan membuat lamunan Hinata buyar "tenang kami akan selalu berada di samping mu dan jangan sungkam untuk meminta bantuan"

Semuanya mengangguk mengiyakan ucapan tanaka " semoga" batin Hinata

Ketawa anak kecil membuyarkan keseriusan mereka dan seketika semuanya tertawa, anak kecil itu seolah olah  mengajarkan mereka seakan akan tidak terjadi apapun hari ini dan untuk selalu tersenyum

" Semoga ucapan itu selalu kalian buktikan"







Komen kalau ada yang salah maaf kalau terbang kesana kemari
Terimakasih karena udah membaca dan jangan lupa tinggal jejak ya☺️

LELAH (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang