6 - pasar

78 10 0
                                    

aku sampai di suatu tempat yang sangat ramai, tak seperti pasar tradisional negara kita, pasar disini bersih ( makannya! jangan mau kalah! ayo jaga kebersihan yaa! )

aku berjalan menuju tempat dimana daging dijual, aku terus mencari, tapi harganya sangat mahal, akhirnya aku menemukan tempat di ujung pasar yang menjual makanan anti goreng (makanan instan kek roti dan mie yang udh mateng)

aku akan membelinya, harganya juga lumayan terjangkau, aku melihat satu toko yang menarik perhatianku, toko perhiasan, tidak tidak, aku tidak suka perhiasan kurasa kalung yang menyusahkan ini sudah cukup, tapi kalau kita ke toko perhiasan pasti kebanyakan akan memiliki kaca didalam tokonya kan?

aku masuk ke dalam, di dalam sangat terang, banyak rak dan manekin kepala, banyak permata dan perhiasan emas,perak dan berlian lainnya, sudah kuduga ada cermin di sebelah rak di pojok, dimana yang jaga? ya sudah mumpung tak ada yang melihat akan kucoba bercermin.

Deg deg deg, apa benar aku jelek? aku takut melihat ke arah cermin, aku tak mau menerima kalau aku benar benar jelek, KRIIIEEETTT.. kudengar suara pintu dibuka, kulihat seorang perempuan kecil berambut coklat dikepang dua, yang menghampiriku.

"Waah! kakak cantik sekalii!" ucapnya, "Eeeh??? beneran? cantik ya, oh iya kamu siapa?" ucapku yang sekarang memiliki sedikit keberanian untuk bercermin.

"Eh? umm ibu bilang aku gak boleh kasih tau namaku, tapi aku anak dari penjual perhiasan disini, ini toko ibuku hehee" uuuuhh, dia manis sekalii!!!, ingin kubawa pulang rasanyaaa!!.

"eh? kamu anak yang punya toko ya? kamu lucu sekalii! nama kakak Yuuki!" ucapku,"kakak kesini mau beli sesuatu? aku bisa bantu loo!" eh, aku tak enak hati jadinya kalau aku hanya masuk dan tak membeli apa apa.

"Ah! i-iya! kakak mencari perhiasan yang cocok dengan kakak, bisa tolong carikan?" yah, kukorbankan saja uang sisa beli makanan siap makan ku tadi, "yang cocok sama kakak ya? aku tahu! dulu sekali, ada orang yang menjual perhiasan ini ke toko kami! kurasa ini cocok dengan kakak! ini memang hanya ada 1 maaf ya kalau tidak sepasang!" dia menaiki kursi dan menjadikannya pijakan, untuk mengambil di rak tertinggi.

"Aaah! hati-hati jatuh! nanti sakit!" aku menghampirinya memastikan kalau dia baik-baik saja dan tidak akan jatuh.

"eh iya hehe! ini untuk kakak! selama yang kutunggu siapa yang paling cocok dengan perhiasan indah ini, kakak cocok memakainya! jaga baik baik ya! aku sayang banget loh sama anting ini!" ucap gadis itu dengan penuh harapan

"ah! iya terimakasih! berapa harganya?" dia menyerahkan anting yang panjang memiliki bandul salju yang indah, ya ampun kenapa hidupku penuh dengan salju, tapi kurasa aku suka dengan anting ini, mirip dengan anting Tanjiro hanya saja warnanya biru, dan lambang ditengahnya bukan matahari tapi Es, sebagai fans Tanjiro aku mau.

"Ini, bayar saja semampu kakak! aku tak tahu harganya berapa, tenang ibu tak akan marah! karena ibu itu baik!" ya ampun, aku rasanya diperlakukan seperti anak yang tak memiliki uang untuk membeli apapun, tapi kurasa aku akan bayar ini sesuai dengan seberapa suka aku dengan anting ini.

setelah membayar aku hendak keluar dari toko tapi gadis itu.. "kak! kenapa tidak dipakai sekarang saja supaya tidak hilang? karena itu cuman sebelah itu akan jadi mudah hilang!" ucap gadis itu

em, ide bagus, aku menghampirinya, dia memasangkan antingnya di telinga kiriku, antingnya ringan! kurasa ini tak akan mengganggu seperti kalung ini, "kakak! ayo lihat ke cermin!" aku takut meskipun dia bilang aku cantik, mungkin dia bilang begitu hanya agar aku membeli sesuatu, tapi ah! aku tak boleh berprasangka buruk! dia kan hanya anak kecil yang manis!

aku memberanikan diriku untuk bercermin pertama kalinya dalam hidupku...

.......................................

dia benar, aku ini cantik, aku tak percaya, kukira aku ini jelek, aku sangat cantik, aku mencubit pipiku, rambutku sama dengan kakak dan juga ibuku, berwarna putih, poninya juga, meskipun acak acakan tetapi entah mengapa model rambutnya bagus, kurasa mana mungkin.

kakak ku sangat tampan dan ibuku sangat cantik, tak mungkin aku jelek kan? hanya saja mataku berbeda dengan mereka, mungkin ini warna mata ayahku? mataku berwarna biru muda, apa aku ini albino? hah kurasa tak mungkin.

aku tak percaya aku ternyata secantik ini, aku melamun sejenak, kulitku yang jarang terkena sinar matahari sangat mulus, aku senang! aku ini cantik bulu mataku lentik berwarna putih ke abu abuan seperti rambutku, bibirku berwarna chic dan lembap.

tapi, apa benar ini aku? rasanya aku ini masih diriku yang dulu deh, cantik sih dulu, tapi cantiknya biasa saja, sekarang aku ini merasa minder dengan aku yang sekarang, tapi chotto matte, rambut dan bulu mata lentik yang berwarna putih, mata berwarna biru muda, rasanya mirip dengan Gojou Satoru gak sih?, aaaaa ini bukan JuJutsuKaisen, ini beda! tolong jiwa wibu diam saja didalam sana, aku sedang merasa minder + terpukau dengan diriku sendiri.

aku terbangun dari lamunanku "ah! terimakasih gadis kecil! akan kujaga selalu anting ini! maaf merepotkan yaa!" gadis itu hanya tersenyum, AAAA MANISNYAA!

aku pergi berjalan menuju hutan, aku bertanya tanya, kalau begitu kenapa selama ini anak anak yang kerumahku selalu melamun saat menatapku, apa mereka tidak suka aku? ya sudahlah.

aku sampai di bukit dan memasuki hutan...

aku hendak memakan roti yang kubeli tadi, aku membuka tas ku, ada banyak barang di tasku, akhirnya aku menemukan bungkus roti ku "AAkkh! sudah kuduga! rotinya pasti sudah dingin! sudahlah ini tidak penting! yang pentingnya aku harus kenyang!" aku melanjutkan makan.

"Tanjiro pasti sudah sampai di rumah Urokodaki dan sedang berlatih saat ini, mungkin sekarang Nezuko sudah terlelap nyenyak memulihkan tenaganya yang habis" aku rasanya ingin kesana tapi aku tidak tahu mereka dimanaa!

aku pergi dari rumah pohon menuju rumah lamaku, aku tak membawa apapun, ini hanya olahraga, targetku dari hutan tempat rumah pohonku dibangun sampai rumahku yang dulu, sekalian untuk mengecek apa mereka sudah pulang atau belum, sudah beberapa minggu ku cek di rumah, mereka belum pulang atau sudah pulang.

aku berjalan sampai sana, sekarang sudah tidak melelahkan, karena sudah menjalani keseharianku, aku sudah sampai di halaman rumahku, sudah kuduga mereka belum datang, tidak ada jejak sama sekali, rumahnya kotor, salju dimana mana, bahkan saljunya sudah jauh lebih banyak dari seminggu sebelumnya.

aku malas membersihkannya, tapi sepertinya rumah Tanjiro sudah dibersihkan oleh warga sekitar sini, kemarin di hari pertama aku pindah kudengar ribut ribut menuju rumah Tanjiro, tentu saja karena banyak mayat yang kemarin.

aku ikut sedih melihatnya, banyak yang menangis, suasananya sangat suram dan sedih lalu ada banyak yang pergi dengan muka muram ada juga yang menetap disana untuk berbenah.

aku keluar dari rumahku ingin pergi menuju rumah pohon dan tidur siang, saat keluar suasananya sangat sepi, hanya ada aku, dan anak laki-laki berambut hitam dan memakai topi jerami sehingga wajahna tidak terlihat, entahlah, kurasa aku pernah melihatnya tapi aku ingin segera pergi dari sini, aku sudah mengantuk, saangaat! mengantuk.

aku hendak segera berjalan menuju lembah yang juga menuju ke hutan, sepertinya ada sesuatu yang menyangkut di antingku, "AAHH! rambut! rambutku menyangkut! S-Sa-Sakiiittt aaaa!, kutarik paksa rambutku, dan akhirnya terlepas, Laki-laki itu tertawa melihatku "Hey! apa ketawa!" aku langsung berjalan menjauh, aku masih sedikit kesal karena dia mentertawakanku, aku ini bukan bahan tertawaan loh!

setelah sampai, aku tidur di dalam selimut hangatku, aku terlelap, entah kenapa aku sepertinya pernah melihat anak berambut hitam itu, Ah! masa bodo lebih baik aku tidur dengan tenang! aku segera menutup pintu rumah pohon dan menahannya dengan kayu agar tidak tidak terbuka lalu aku tidur..

SnowflakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang