|PROLOG|

62.4K 2.2K 39
                                    

Hay Hay haaaayyy!!!
Cuma mau publis cerita baru yang udah terpikirkan gimana prologny tapi masih buntu buat alur selanjutnya wkwk.

✨✨
Cerita ini termasuk 18+ mature content-vulgar
21+ adegan kekerasan, sadis, brutal, psychopath area

Harap bijak dalam membaca!

JAUH-JAUH KALO GAK SUKA, AUTO BLOCK JIKA COMENT KASAR NO ATTITUDE!!

DON'T COPAST THIS STORY!

✨✨

Happy Reading!
Kasih vote, sabi laaahh😎


***

Novosibirsk, Rusia
14 years ago

Kesunyian terasa menakutkan baginya. Seorang remaja laki-laki itu mengintip dari balik kaca jendela yang terlapisi cat hitam legam namun ada sedikit celah yang terkelupas hingga ia semakin menggaruknya dengan kukunya yang kecil. Sakit memang, tapi ia hiraukan setidaknya ada lingkaran yang memperlihatkan suasana di luar sana.

Sepi ternyata, mengingat ini sudah larut malam tentu para penjaga yang bertugas tengah tidur pulas. Terbukti dari suara obrolan yang tak terdengar lagi juga beberapa botol minuman yang tergelatak diantara sampah-sampah kulit kacang yang berserakan.

Tubuh kurus tak terurus itu beranjak menghampiri sebuah pintu yang tertutup rapat tanpa celah.

Dengan sebuah kunci yang ia curi siang tadi, Oliver pun membukanya terlewat hati-hati berharap tidak menimbulkan suara sekecil pun.

Debaran jantungnya seolah memompa cepat. Keringat dingin serta rasa takut membuat tangannya bergetar, tentu mempersulit aksinya untuk kabur dari sangkar hitam penuh siksaan.

Gelap. Lorong yang tidak bisa dilewati oleh dua orang berdampingan itu terasa dingin menusuk kulit sebab di ujung lorong itu terdapat jeruji besi sebagai jendela yang di mana mempermudah angin berhembus ke dalam.

Langkahnya pelan. Mencoba menajamkan pendengaran. Setelah berhasil melewati lorong yang gelap, Oliver pun harus menuruni tangga dengan pencahayaan yang remang.

Memasuki ruangan yang begitu mewah, mungkin bisa dihitung jari berapa kali ia melihat bangunan tempatnya di kurung hidup-hidup- itu mengapa ia masih saja terpukau oleh interior dan eksterior mansion ini.

Satu-satunya chandelier di tengah langit-langit ruangan menjadi penerang dalam kesepian, tak ada satu pun yang berjaga. Maka ia berjalan cepat hingga berhasil menyentuh handle pintu.

Demi Tuhan! Seluruh tubuhnya terasa ringan, secercah harapan bermuara di mata kelabu yang merindukan kebebasan.

Ini benar-benar aneh. Kemana para pengawal yang bisa sampai puluhan berjaga di mansion ini tapi sekarang tidak ada satu pun yang ia tangkap dari penglihatannya.

Kendati demikian, dalam saku celananya untuk mengantisipasi ia menyimpan suntikan bius yang biasa mereka berikan padanya.

Langkahnya terus membawa ia pada gerbang terakhir yang dimana ternyata ada satu penjaga yang berdiri tepat di pagar tinggi yang tak terkunci. Setelah mendekat dengan derap langkah seringan bulu, jarum itu pun menancap tepat di leher.

Dalam hitungan detik penjaga itu terkapar tak sadarkan diri.

***

Dalam kamar tanpa lampu penerang, sebuah ranjang berderit oleh aksi kedua pasangan muda yang sedang bercinta penuh gairah. Kedua tangan sang istri bertumpu pada headboard sedangkan tubuh seksinya terus bergerak hingga mencapai pelepasan.

𝐎𝐥𝐢𝐯𝐞𝐫 𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 [Hold On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang