Hi! Dedew here!
Jangan tanya kapan update lagi karena Dew juga gak bisa ngasih kepastian :D
jangan tanya aku kenapa dan bagaimana kambar ku karena Dew baik-baik aja di sini ;)Cerita ini akan aku tamatin, pokoknya bakalan selesai sampai ending tapiiiiii gak tau kapan persisnya chapter terakhir di buat. Gak usah nungguin ya, kalo pun update nanti juga ada notif nya di kalian.
Kata 'Terimakasih' aku ketik di sini untuk kalian semua yang udah suport aku sampai sejauh ini, dengan kalian yang selalu ngasih vote di semua cerita _sidedew aja aku udah seneng banget 🫶🏻🫶🏻
Luvv you and see u 💜💜💜
15 year ago
"Mommy! Apakah itu Bibi Elle? Bibi El dan paman Herry datang untuk menjemput ku! Yeay!" Mata seterang madu itu binar menatap riang. Boneka Teddy Bear kecilnya ia dekap gemas seraya tubuh mungilnya meloncat-loncat pelan.
Di luar memang terdengar ada yang datang tapi Elena tidak yakin jika itu adalah adiknya sebab deru mesin mobil yang tiba lebih dari satu. Elena melangkah curiga mengintip pada celah celah dinding kayu itu.
Sedikit matanya memicing heran sekaligus cemas. "Siapa mereka?" Ia tidak mengenali mobil mobil jip hitam juga satu mobil mewah yang begitu mencolok berhenti di halaman depan rumah.
"Bibi El? Apa itu mobilnya?" Ucap Vio sekali lagi, ia yang sudah beranjak dari bangku untuk keluar dari lumbung pun ditahan oleh Elena.
Dia curiga dan yakin bahwa itu bukanlah mobil adiknya. "Tunggu di sini. Biar Mommy periksa lebih dulu. Kau duduk saja dan tidak boleh berisik. Mengerti?"
"Yes, Mom!"
Di luar, Elena masuk lewat pintu dapur. Mengendap hati-hati untuk melihat siapa yang bertamu. Ia mengambil langkah setenang mungkin tapi teguran dari suaminya yang tak ramah pada seseorang membuat Elena tak sabaran untuk melihat kepada siapa Bill berbicara?
Di tempat persembunyian, Elena membelalakkan matanya melihat Bill berhadapan denga banyak pria bersenjata. Ia sudah yakin kondisi ini tidak aman maka sebelum menghampiri sang suami, Elena lebih dulu kembali ke lumbung menemui Violetta.
Segera mendekati putrinya lalu menarik Vio untuk bersembunyi di belakang tumpukan kayu.
"M-mommy. Ada apa?" Vio pun ikut cemas karena mata Elena sudah berair.
"Aku tidak boleh bertemu bibi dan paman?" Agak redup keceriaan di bola mata kecil itu. Bibirnya mencebik layu.
"Boleh tapi biarkan mommy yang menemui mereka dahulu ya, sayang?" Suara Elena sengaja mengecil memberi bisikan untuk Vio yang lugu.
"Dengarkan, Mommy! Kau tetap sembunyi di sini dan jangan berani-berani keluar apa pun yang kau dengar jika itu bukan suaraku! Kau paham, sayang?"
"Tapi kenapa-"
"Menurut saja!"
Vio terhenyak ketika Elena setengah membentak. Jika sang ibu sudah berucap serius, Vio harus mematuhinya. "Iya, Mommy. Aku tidak akan keluar sebelum kau yang menjemput ku."
"Good girl, diam dan jangan bersuara. Mommy akan segera kembali."
Elena menarik diri setelah mencium dan memeluk anaknya. Ia mengambil kapak kecil dan kemudian menutup pintu serta menggemboknya dari luar. Vio mengambil tempat di peti-peti kayu yang kokoh. Sendirian memeluk bonekanya dengan harap-harap cemas menanti sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐥𝐢𝐯𝐞𝐫 𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 [Hold On]
Romance#Book-3# [Spin-off Our Destiny] BIJAKLAH DALAM MEMBACA 18++ ====== "K-kau. Memang. M-monster." "Dan monster ini lah yang membantumu menemui Tuhan." Tap. Sreet. Oliver sedikit mendongak ke depan karena mendengar bunyi gesekan sepatu juga benda jatuh...