---01 Titik Temu---

72 34 41
                                    

---01 Titik Temu---

"Jangan pernah mencintai orang yang hatinya bukan untukmu, karna itu sungguh menyakitkan"

---

Senin adalah waktu yang menyebalkan untuk beberapa siswa, seperti harus datang pagi dan melaksanakan upacara bendera. Sebagian siswa ada yang memilih untuk bolos dan datang setelah upacara berlangsung.

Kalandra Abimanyu kerap disapa Abi merupakan salah satu pria tampan di SMA Garuda Bangsa meski sikapnya menyebalkan namun tak menghilangkan wajah tampannya. Dia jarang bergaul dengan teman namun bukan berarti dia tidak punya teman, abi lebih cenderung ke introvert.

Memang ia tak pandai bersosialisasi, namun sosok Daffa terus menemaninya yang menjadikan Abi mendapatkan teman seperti sekarang.

"Bolos kuy, malas banget ikut upacara" ajak Aksa. "Bolos ke UKS aja, lumayan bisa tidur." Marvel memberi opsi tempat bolos. Abi hanya bisa geleng kepala menyaksikan tingkah teman-temannya. Kalau soal bolos pasti teman-temannya akan bersemangat.

"Kalian jangan coba-coba untuk bolos ya, sebagai ketua osis yang baik hati, budiman, amanah, suka menabung, rajin menolong, dan tentunya ganteng ini tidak pandang bulu untuk menghukum. Meskipun kalian teman dekatku, tapi kalau bolos ya aku hukum. Mengerti," kata Irsyad memperingati teman-temannya.

Sedangkan yang diperingati justru sibuk sendiri tanpa mendengarkan ucapan Irsyad. Marvel sibuk sarapan pecel, Abi sibuk mengerjakan soal fisika, sedangkan Aksa dia sudah melipir ke UKS untuk melancarkan aksi bolosnya.

"Kalian dengerin aku ngomong gak sih," geram Irsyad.

"ENGGAK" kompak mereka.

"Syad aku nyesel pilih kamu jadi ketua osis," kata Daffa yang tentunya membuat temannya menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Irsyad penasaran. Arah mata Irsyad masih menatap Daffa, menuntut jawaban.

"Karena kamu taat aturan, nyebelin," jelas Daffa.

"Cabut yuk," ajak Daffa yang diikuti oleh kedua temannya, meninggalkan Irsyad yang masih mengomel tidak jelas.

Hingga akhirnya Pandawa mangkir dari upacara bendara dan bersantai diruang UKS. Tingkah mereka tidak patut untuk di contoh teman-teman sekalian.

---

Berjalan menyusuri lorong penghubung kelas membuat atensi siswa dan siswi tertuju kepada kelima lelaki tampan itu. Most Wanted sekolah dengan sejuta pesona, terlebih lagi ada abi yang paling tampan dan paling cuek di antara ke lima temannya.

Sudah menjadi rahasia umum kalau kelas XII IPA 1 adalah gudangnya cowok ganteng dan pintar. Ketika melewati beberapa deretan kelas XI banyak bisik-bisik yang membuat kelima siswa ini risih, terlebih abi yang selalu menjadi sasaran bahan ghibah anak-anak cewek.

Braakkk

Benda keras menubruk dada bidang Abi, membuatnya meringgis kesakitan. Gadis minimalis yang tampak asing dalam penglihatannya.

"Kalau jalan pakai mata," gertak Abi terhadap perempuan yang telah menabraknya dengan tatapan menghunus.

"Kamu goblok ya?" tanya Sinta kepada Abi tanpa rasa takut sekalipun. Sinta meneliti setiap jengkal wajah Abi.

"Sejak kapan jalan pakai mata, dari zaman nenek moyangu seorang pelaut kalau jalan ya pakai kaki," batin Sinta.

"Tampan juga," batinnya.

"HAH!!!" kaget Abi.

"Beneran goblok ya kamu," ulang Sinta sekali lagi, melihat lelaki dihadapannya ini tampak binggung sinta berjalan masuk ke kelasnya. Tanpa meminta maaf karna telah menabrak kakak kelasnya itu.

"Sayang banget ganteng tapi goblok," guman Sinta memasuki kelas XI IPA 1. Merasa tertantang Abi langsung menarik rambut Sinta.

"Eh eh setan narik-narik rambutku," gerutu Sinta kesakitan.

Abi tertawa melihat tingkah gadis di depannya ini, sangat menggemasakan. "Setan pala lo, minta maaf ngak," ancam Abi.

"Maaf, buat apa ya?" ucap Sinta tanpa merasa bersalah sama sekali. Memang Sinta adalah manusia yang datang terlambat saat pembagian kepekaan.

Kringg

Bunyi bel menghentikan aksi Abi untuk menuntut permintaan maaf dari Sinta.

"Quennie Arshinta, nama yang bagus. See u soon baby," ucap Abi meninggalkan Sinta yang masih terdiam mencerna perkataan Abi barusan.

"Semoga ga ketemu lagi sama tuh cowok goblok," guman Sinta kembali ke kelas.

---

"Queenn, kamu tadi ngobrol sama kak Abi ya?" heboh Nadine teman sebangku Sinta.

"Siapa Abi? Suaminya Umi?" tanya Sinta, yang tampak asing dengan nama Abi.

"Bukan dodol, itu kakak kelas yang narik rambutmu pas di depan kelas tadi. Kalian itu sama persis kayak drama korea yang aku lihat semalam," kata Nadine.

"Oh namanya Abi," cuek Sinta, terlalu malas menanggapi Nadine karena tidak penting.

"Kamu beruntung banget bisa ngobrol sama kak Abi, diantara geng Pandawa yang paling cuek dan dingin itu kak Abi. Bukan itu saja kak Abi paling tampan diantara kelima pasukannya. Wibawanya dapat, gantengnya dapat, cueknya dapet, btw dia jomblo loh Queen," jelas Nadine.

Mendengar penjelasan Nadine tersebut bukannya paham Sinta malah binggung. Geng Pandawa, Abi dan beberapa orang lainnya asing di indera pendengaran Sinta.

"Geng Pandawa, Abi, siapa sih mereka kok aku tidak tahu sama sekali," ucap Sinta.

"Yaiyalah kamu ngak tahu, pas kita ghibahin mereka kamu sibuk tidur kalau gak gitu sibuk kerjain rumus-rumus sialan itu," kesal Nadine, pasalnya sahabatnya ini snagat cuek terhadap gosip yang beredar.

"Karena aku baik hati aku jelasin yang siapa personil Geng Pandawa itu," ucap Nadine menccoba menjelaskan.

"Stop ya Nadine kamu gak perlu jelasin, soalnya aku ga kepo," pungkas Sinta.

Sinta kembali mengerjakan soal fisika di buku paketnya. Ia bukan orang ambis yang gila nilai, namun ia harus sempurna. Karena kalau ia lalai akan tugasnya, akan menimbulkan banyak masalah. Sebagai siswa ia harus melaksanakan apapun kewajibannya, terlebuh belajar ya meski sangat membosankan sih.

---)))---

AmbivalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang