---05 Teduh---
Masihkah ada aku dihidupmu?
Kalaupun sudah tergantikan,
Tolong izinkan aku ada hingga cerita ini berakhir.
---
Queennie Arshinta gadis berpawakan mungil, cantik, pintar, ramah dan jadi incaran kaum adam. Banyak kaum adam yang terang-terangan menyatakan cinta padanya, namun ia dengan tidak punya hati langsung menolak dengan alasan masih fokus sekolah.
Gadis cantik berjalan angun bersama sahabatnya Nadine memasuki kantin, banyak pasang mata yang menatapnya kagum kecuali satu orang bersama gengnya yang sedang duduk di sudut ruangan.
Sorot mata elang itu tak luput memperhatikan setiap gerakan Sinta yang ramah kepada teman dan penjual di kantin, "cih pencitraan," gumannya lirih tapi masih dapat didengar teman-temannya.
"Tatap terus, sampai tuh mata copot," sindir Irsyad yang sejak tadi memperhatikan tingkah aku Daffa.
Bukan rahasia umum kalau Daffa mengibarkan bendara perang dengan Sinta. Maka, teman-temannya kerap kali mengejek Daffa kalau berpapasan dengan Sinta. Seperti saat ini, mereka tengah membuat Daffa menggeram emsoi.
Daffa tak menghiraukan omongan Irsyad, ia kembali fokus memakan mie ayam.
"Sinta makin hari makin cantik aja, doi pakai skincare apa sih. Pinter, cantik, ramah gila jadi kepingin jadiin dia istri," guman Aksa mengangumi titisan bidadari di hadapannya ini.
"Dih dia itu cocoknya dijadiin gantungan kunci, pendek banget jadi kepengin bunuh," sewot Daffa. Entah mengapa Daffa tak terlalu suka ketika ada yang memuji Sinta, cukup dirinya saja yang memuji perempuan itu.
Keempat temannya tertawa ngakak akan tingkah Daffa yang tiba-tiba badmood kalau sudah membahas Sinta.
"Benci sama Cinta beda tipis," singkat Abi.
"Kamu nyebelin," singkat Daffa namun matanya kembali memperhatikan tingkah Sinta.
Sinta menikmati mie ayam dengan sambal 10 sendok penuh kenikmatan, jarang sekali ia makan pedas karena kalau dirumah papa dan Andre selalu memperhatikan pola makannya.
"Ini mah namanya kamu makan cabe bukan mie ayam," kata Nadine ketika melihat mangkok milik Sinta sudah berwarna merah menyala.
"Aku jarang banget makan pedas kek gini, itung-itung prank lambung," alasan Sinta.
Sinta dan Nadine fokus dengan makannya sebelum ada sebotol susu rasa coklat berada di depannya. Kepalanya mendonggak, menatap bola mata hitam.dan meneliti setiap detail wajahnya. Seperti dejavu, ia merasa pernah bertemu dan menatap mata sipit ini.
"Di minum untuk menghilangkan rasa pedas," ucap lelaki didepannya sebelum pergi.
Sinta terdiam dan terus memperhatikan lelaki yang berjalan menjauhinya, "Sial dia satu geng dengan si curut," umpat Sinta langsung meminum susu coklat yang baru saja ia terima.
"Gila kak Abi ganteng banget, dih beruntung banget kamu," oceh Nadine yang baru saja memperhatikan Abi dari dekat.
Tindakan Abi tersebut tidak luput dari perhatian diseluruh penjuru kantin, memang sudah baisa Sinta akan mendapat hal yang mengejutkan bahkan sering ia mendapat bingisan coklat, bunga atau hadiah semacamnya. Namun yang membuat penasaran adalah Abi yang melakukan itu tadi, orang yang terkenal cuek dan dingin bisa se sweet itu.
"Dia siapa sih?" tanya Sinta, pasalnya ia gampang melupakan nama orang apalagi yang belum pernah ketemu sama sekali.
"Dia kak Abi Sin, Kalandra Abimanyu manusia paling cuek dan bodo amat diseluruh sekolah, tapi tampangnya ngak main-main. Itu yang bikin banya perempuan jatuh cinta padanya," jelas Nadine menggebu.
"Good Looking emang masih jadi pemenang," lirih Sinta yang selalu mematahkan argumen bahwa Good Looking selalu mempunyai nilai plus.
Sinta terdiam, tatapan matanya masih menelusuri wajah Abi yang sedang tersenyum "Ganteng dan Manis si, lumayan kalau dijadikan pacar," guman Sinta sudah menargetkan Abi untuk menjadi pacarnya.
"Queen ingat kamu sudah punya kak Bastian jangan nambah lagi" peringatan dari Nadine, mendengar nama Bastian muncul dari bibir Nadine mendadak saja mie ayam milik Sinta hambar. Bastian nama yang harus ia backlist dalam list manusia suci. Bagaimana bisa dia diajak ke club oleh bastian, untung saja saat itu Sinta sudah bisa bela diri, jadi langsung dia tendang masa depan Bastian.
"Sudah aku putuskan kemarin malam" jelasnya, Nadine yang mendengarnya langsung tersedak kuah bakso, "Anjir ini putus beneran kan?" tanya Nadine memastikan. Karena emang dasarnya Sinta suka ganti pacar paling lama hanya sebulan, tipikal ratunya buaya ya gini.
"Gabut dan udah bosen sama Bastian" jelasnya, karena malas menjelaskan kelakuan Bastian yang nantinya akan mendapat ceramah Sinta.
Nadine hanya mampu menggelengkan kepalanya, sudah malas mendengar alasan klasik sahabatnya.
"Awas karma masih berlaku".
Sinta hanya tersenyum menanggapi kalimat Nadine barusan, "I don't care masalah karma, yang terpenting aku suka" ucap Sinta tanpa rasa ragu.
Begitulah Sinta dengan mudahnya mempemainkan suatu hubungan. Karena Sinta tak pernah percaya komitmen. Baginya selama Daffa masih jomblo, dia tiadak perlu mencintai orang lain. Dan mantan-mantan yang dulu hanyalah mainan bagi Sinta, karena pada saat itu Daffa sedang marah padanya.
---)))—
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalen
RomanceSelamat membaca ✨❤ jangan lupa follow ya Tahap Revisi Mungkin akan menjadi kisah yang tak pernah berakhir. Tak ada lagi alasan untuk aku hidup selain bersamamu. Kita hanya diperbudak ragu, Lalu menepis jauh kenyataan, Menyembunyikan perasaan mas...