EXTRA - 32

4.4K 473 35
                                    

Di usianya yang ke sembilan ini, ShiZhui berharap ia dapat memiliki seorang adik kecil. Tahun lalu pun ia juga berharap seperti itu, tapi doanya belum terkabul. Mungkin Tuhan sedang sibuk, jadi tahun ini ShiZhui kembali berdoa agar diberi adik bayi yang lucu.

Bukan tanpa sebab ShiZhui menginginkan adik bayi, ia terlalu iri dengan cerita teman-temannya yang memiliki seorang adik. Ia ingin merasakan bagaimana menjadi seorang kakak yang bisa diandalkan. Sepertinya memiliki adik sangat menyenangkan.

Tak berselang lama, akhirnya doanya terkabul. ShiZhui mendengar bahwa papanya tengah mengandung adik bayi. Senang tentu saja, tapi ia juga merasa kasihan dengan papanya yang sering mengalami mual dan pusing, bahkan harus terbaring lemas dengan wajah pucat.

Melihat kondisi papanya, ShiZhui akan memberikan pelukan hangat dan selalu berbicara pada calon adiknya, seperti "Adik bayi, jangan membuat papa kesakitan. Adik harus jadi anak baik didalam sana"

Wei WuXian senang melihat kekhawatiran anak manisnya. Dengan lembut ia mengusap sayang kepala sang anak. Sangat beruntung memiliki anak yang pengertian seperti ShiZhui.

Di kehamilan yang kedua ini sangat berbeda dengan saat ia mengandung ShiZhui. Entah mengapa menjadi sedikit merepotkan.

Di trimester pertama, selama kehamilan Wei WuXian menjadi sangat sensitif, hal-hal kecil seperti Lan WangJi yang pulang sedikit terlambat atau keadaan rumah yang sepi karena suami dan anaknya harus bekerja dan sekolah, bisa membuatnya menangis sedih. Bahkan perubahan suasana hatinya terjadi sangat ekstrim. Bisa saja ia sangat bahagia tapi detik berikutnya ia akan menangis atau marah.

Dan entah bagaimana ia sering menyiksa Lan WangJi dengan keinginan-keinginan anehnya, seperti Lan WangJi harus memakai kostum maid perempuan yang sangat minim seharian penuh, atau keinginannya yang ingin mengecat rumah dengan warna hitam seluruhnya dan keinginan konyol lainnya. Jika tidak dipenuhi Wei WuXian akan menangis tersedu-sedu. Tentu saja Lan WangJi tidak tega membiarkan istrinya menangis.

Memasuki awal trimester kedua, Lan WangJi lega karena istrinya tidak mengidam hal-hal aneh lagi. Ia nampak tenang dan menjadi sangat manja. Entah kenapa Wei WuXian menjadi sangat malas melakukan apapun dan menjadi lebih suka tidur atau menonton tv. Lan WangJi tak mempermasalahkan karena urusan rumah diurus oleh beberapa pelayan.

Namun menginjak bulan ke 8, Wei WuXian seolah tidak menyukai Lan WangJi. Menurutnya Lan WangJi menjadi sangat jelek dan bau. Dan yang membuat suaminya tak berdaya adalah Wei WuXian menolak tidur di satu ruangan dengan Lan WangJi.

Wei WuXian akan sangat menempel pada ShiZhui dan meninggalkan Lan WangJi yang frustasi karena istrinya tidak ingin dekat denganya. Mungkin anak dalam kandungan Wei WuXian tidak menyukai ayahnya sendiri.

ShiZhui yang akan berangkat sekolah melihat pemandangan orang tuanya tengah melakukan drama pagi, hanya menghela napas lelah.

"Wei Ying" ucap Lan WangJi lirih.

"Huhuhu Lan Zhan aku ingin memelukmu tapi kau sangat jelek dan bau" Wei WuXian menangis tersedu dengan tangan yang masih merentang untuk memeluk Lan WangJi, tapi tiap suaminya akan mendekat Wei WuXian akan mengambil jarak untuk menjauh.

Anak ini benar-benar menyiksa kedua orang tuanya.

ShiZhui mengangkat bahu acuh, sepertinya ia akan mendapat adik yang jahil.

.

.

Dini hari Wei WuXian mengalami kontraksi, dengan kuat ia menendang Lan WangJi yang baru saja tertidur setelah berkeliling mencarikan buah persik untuknya.

Lan WangJi terbangun dengan panik ketika sang istri telah merintih kesakitan dengan cairan bening yang sudah mengalir diantara kakinya.

Istrinya akan melahirkan.

Dengan sigap ia menggendong Wei WuXian memasuki mobil. Perkiraan kelahiran sebenarnya masih satu minggu kedepan, tetapi terkadang memang tidak sesuai prediksi.

Ketika sampai di ruang persalinan Lan WangJi masih merasakan panik. Ini pertama kalinya ia menemani sang istri melahirkan dan ketakutan membuat kakinya gemetar.

Wei WuXian yang melihat suaminya panik hanya tersenyum menenangkan.

"Kami akan baik-baik saja Lan Zhan, tenang oke"

Dokter yang menangani persalinan datang dan menjalankan prosedur operasi.

Lan WangJi menunggu di luar ruang operasi. Tangannya bertaut melantunkan doa-doa untuk keselamatan kedua orang yang dicintainya dalam hati. Seluruh tubuhnya dingin menunggu istrinya yang sedang berjuang untuk melahirkan anaknya.

Setelah satu jam proses persalinan telah berjalan lancar. Suara bayi menggelegar memenuhi ruangan, seolah memberi sinyal pertanda bahwa ia telah datang ke dunia.

Lan WangJi merasa hangat ketika bayi kecil diserahkan dalam gendongannya. Ia menimangnya dengan sayang. Air matanya menetes tanpa halangan. Dulu ia tak sempat menyambut ShiZhui ketika anak itu lahir ke dunia. Saat ini seolah diberi kesempatan kedua, ia sangat bahagia.

Ia menyerahkan bayi laki-laki ke dalam gendongan istrinya. Membiarkan Wei WuXian memberi kehangatan untuk sang anak. Wajah keduanya berseri-seri mengamati bayi kecil menggemaskan mereka.

"Lan Zhan, kau sudah menyiapkan nama?" Tanya Wei WuXian.

"Hmm, Lan Xie Yun" jawab Lan WangJi.

Wei WuXian tersenyum cerah, "Itu bagus"

Dengan kelahiran Xie Yun membawa kebahagiaan baru diantara keluarga kecil Lan WangJi. Ia berterimakasih kepada waktu yang berpihak kembali padanya dan memberikan kesempatan untuknya membangun kembali keluarga kecilnya.

Lan WangJi mengecup kening Wei WuXian, menghantarkan segala rasa syukur untuk satu-satunya pemilik hatinya.

"Terimakasih Wei Ying"

.

.

TBC

SRADDHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang