30

6.2K 540 70
                                    

Lan WangJi mengetuk pintu rumah sederhana yang terasa hangat. Menunggu dengan sabar hingga pintu terbuka, menampilkan sosok Wen Ning dengan wajah penuh coretan spidol dan rambut depannya yang dikuncir keatas. Penampilan yang cukup konyol untuk pria dewasa.

Yang lebih muda kemudian tersenyum menyambut tamu yang tiba-tiba datang. Ia mempersilahkan Lan WangJi untuk memasuki rumahnya. Terlihat dari arah ruang keluarga ShiZhui berlari, menubrukan tubuhnya pada sang ayah. Lan WangJi dengan sigap menggendong anak manisnya. ShiZhui tertawa dalam gendongan Lan WangJi, dengan semangat menduselkan wajahnya ke ceruk leher sang ayah layaknya anak kucing yang sedang ingin bermanja.

Wei WuXian menghampiri keduanya dengan membawa segelas teh hangat untuk Lan WangJi. Kemudian pria manis itu duduk disamping Lan WangJi, mengambil alih ShiZhui ke pangkuannya. Keduanya tertawa mendengar ocehan sang buah hati. Terasa sangat lengkap. Lan WangJi seakan kembali pada rumahnya, kini ia merasa lebih hidup. Seperti bayangan yang ia impikan dahulu.

Lan WangJi mendekatkan tubuhnya, membawa kedua orang berharga dalam hidupnya dalam sebuah pelukan.

"Aku pulang, Wei Ying" bisik Lan WangJi. Wei WuXian tersenyum satu tangannya membalas pelukan prianya, mengelus punggung kokoh yang menahan segala beban sendirian.

"Selamat datang, Lan Zhan" balas Wei WuXian. Tidak ada yang perlu menjelaskan apapun, keduanya sudah mengerti tentang apa yang terjadi. Tentang kisah lama yang kini telah benar-benar selesai. Kini keduanya hanya ingin membuka kisah baru, dengan mimpi baru dan buku yang baru. Menutup cerita lama mereka sebagai salah satu perjalanan menuju kedewasaan. Masih ada masa depan yang menunggu.

Lan WangJi mencium kening putranya dan kekasihnya bergantian, meluapkan rasa bahagia yang membuncah dalam dadanya. Ia telah pulang, telah kembali pada rumahnya.

Permainannya telah usai, Lan WangJi berhasil membuat waktu berpihak padanya kali ini, ia berhasil melindungi keluarga kecilnya. Meski butuh waktu yang lama untuk membuat jalannya terbuka, Lan WangJi tidak akan menyesal. Tidak pernah. Ia telah berhasil melewati jalan terjalnya seorang diri untuk menggenggam kembali cintanya. Lebih dari itu, ketakutannya telah hilang.

"Menikahlah denganku Wei Ying?"

Wei WuXian mengusap punggung tangan Lan WangJi,"Apa tidak terlalu cepat, maksudku semuanya baru saja selesai"

Lan WangJi, "Ini waktu yang tepat untuk kita Wei Ying, kali ini aku tak akan melepas kalian lagi"

Wei WuXian tersenyum kembali ia mendekap hangat tubuh besar pelindungnya, sandarannya telah kembali dan Wei WuXian tak punya pilihan untuk menolak.

"Aku tak bisa menolakmu bukan?"

Lan WangJi terkekeh ringan, dieratkannya dekapan lengannya. Akhirnya awal yang baru telah menanti mereka. Buku usang itu telah mencapai akhir. Dan Lan WangJi lah yang menentukan akhir ceritanya.

.

.

Upacara pernikahan yang berlangsung khidmat kini telah usai dilaksanakan, pernikahan kedua mereka kini lebih berarti karena dihadiri keluarga, sahabat dan yang terpenting adalah hadirnya buah hati mereka. Raut wajah Lan WangJi memancarkan rona bahagia, ia bahkan tak hentinya tersenyum. Lan XiChen turut senang adiknya telah menemukan kembali kebahagiaannya. Meskipun Tuan Besar Lan tidak mau menghadiri pernikahan Lan WangJi, namun ia tahu jauh di dalam lubuk hati sang ayah, ia turut bahagia untuk anaknya. Mungkin hanya masalah waktu untuk ayahnya menerima segala sesuatu yang terjadi.

Wen Qing terlihat menghapus air matanya, ia merasa terharu. Akhirnya kedua orang bodoh menurutnya kini bisa bersatu kembali. Ia melirik sekilas pada sisi kanannya, terlihat Jiang Cheng yang sudah menangis tersedu dengan tisu yang menyumbat hidungnya yang berair. Sedangkan sisi kirinya ada Wen Ning, sang adik yang tersenyum lebar dan tidak terganggu dengan sekitarnya.

SRADDHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang