Extra Chap 03 ; What If

361 49 4
                                    

Happy reading
--------

Sejak Lan WangJi keluar dari tempat tinggalnya dengan Shen Yue, dia tidak pernah kembali sekalipun. Dia telah mengurus semua hal-hal terkait perceraian mereka.

Dalam beberapa hari dia telah mengabaikan semua orang yang menghubunginya termasuk ayahnya.

Dia telah mengembalikan A-Yuan kepada Wei WuXian, meskipun sedikit menyesal karena dia belum cukup menghabiskan banyak waktu bersama putranya.

Banyak hal yang harus dia lakukan untuk melepaskan tali pengekang yang terikat kuat di lehernya. Dia tidak ingin hal-hal ini mempengaruhi kehidupan damai Wei WuXian dan putranya.

Dia tidak mampu menghancurkan kehidupan Wei WuXian lagi dan lagi. Lan WangJi akui dia tidak berdaya untuk melindungi mereka karena kesombongan masa mudanya.

Jika bukan karena egonya yang tinggi dan rasa percaya dirinya bahwa dia bisa melindungi keluarga kecilnya, Wei WuXian tidak akan mengalami hal keji seperti itu.

Andai saja mereka tidak pernah bertemu, andai saja dia tidak terlahir di Keluarga Lan, andai saja dia memiliki kekuatan untuk melawan keluarganya tanpa melibatkan Wei WuXian.

Akankah kisah mereka memiliki akhir yang berbeda.

Beribu kata andai berputar dalam benaknya.

Tapi kenyataan tidak lagi bisa dirubah.

Dia tidak ingin mengambil resiko untuk menghancurkan orang yang dia cintai. Dia sangat menyadari bahwa sikapnya yang pengecut ini semakin menambah luka yang tidak dapat disembuhkan untuk Wei Ying-nya.

Lan WangJi merasa bersalah, dia telah melarikan diri terlalu lama tapi tidak pernah benar-benar ingin terbebas. Dia menghentikan waktunya sendiri dan tidak pernah ingin melangkah maju. Dialah satu-satunya yang dengan sukarela terjebak di dalam kisah cinta yang singkat ini.

Lan WangJi hanya ingin dimaafkan. Dia hanya ingin Wei Ying memaafkannya.

Kali ini Lan WangJi tidak akan melarikan diri lagi, dia telah benar-benar siap untuk melepaskan diri dari cengkeraman ayahnya. Dia tidak ingin bertaruh dengan keselamatan dua orang tercintanya lagi tanpa persiapan apapun seperti dulu.

Waktu yang telah dipersiapkannya semakin dekat, jadi Lan WangJi harus menangani segala hal rumit di belakangnya.

Asisten menyerahkan setumpuk dokumen kepada Lan WangJi, yang kantung matanya sedikit menebal akibat bekerja lembur selama beberapa hari berturut-turut.

Selama delapan tahun ini, Lan WangJi telah membangun perusahaannya sendiri di belakang punggung keluarganya.

Memanfaatkan kepergiannya ke luar negeri, Lan WangJi diam-diam mengumpulkan bukti 'hal-hal baik' yang dilakukan ayahnya untuk memperkuat status keluarga mereka di lingkaran atas.

Kali ini dia akan memastikan ikatan tali yang mengikatnya selama bertahun-tahun sepenuhnya terlepas.

Pintu kamar hotel yang untuk sementara ia tinggali di ketuk, asistennya dengan sigap membukakan pintu untuk pengunjung yang tiba-tiba datang.

Saat pintu terbuka, seorang pria dengan wajah yang hampir serupa dengan bosnya tersenyum ramah saat menyapa. Asisten itu tercengang untuk sesaat, namun segera sadar dan mempersilahkan tamu itu untuk masuk ke kamar suite Lan WangJi.

Lan Xichen melihat adiknya yang tumbuh di bawah pengawasannya kini telah dewasa dan ingin melepaskan diri dari belenggu pengaturan keluarganya. Entah bagaimana perasaannya saat ini sangat campur aduk.

Sejak awal Lan Xichen tahu bahwa adiknya akan terpisah darinya, bagaimanapun dia tidak bisa menyalahkan Lan WangJi. Orang tua merekalah yang terlalu memaksakan kehendak dan kesempurnaan pada anak-anak mereka tanpa tahu apa yang sebenarnya diinginkan putra mereka.

Tapi sebagai putra tertua dia juga tidak bisa menentang keinginan tetua keluarga.

Terkadang dia mempertanyakan apakah menjadi putra berbakti harus seperti ini? Mereka dididik untuk tidak pernah melanggar aturan dan selalu mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh orang tua mereka. Tidak ada yang diperbolehkan untuk menyimpang dari jalan ini, tapi adiknya mungkin sudah sangat lelah yang membuatnya memiliki perilaku yang memberontak.

Kesempurnaan di mata orang tuanya adalah racun yang merusak Lan WangJi. Pengekangan yang mereka berikan layaknya tali pengikat yang mencekik leher.

Lan WangJi hanya jatuh cinta, tapi di mata ayahnya, Lan WangJi hanya mencoba untuk memberontak.

Segala macam cara dilakukan ayahnya untuk membuat Lan WangJi kembali ke jalan yang telah dipersiapkan untuknya.

Hal ini justru yang menghancurkan Lan WangJi, adiknya tidak lagi bisa kembali.

Lan Xichen menyesal karena tidak dapat berbuat apapun untuk membantu sang adik. Dia juga tidak berhak untuk membuat alasan untuk dirinya sendiri.

Dia tahu ayahnya telah bersikap terlalu jauh terhadap pasangan muda itu tapi dia bahkan tidak mencegahnya sama sekali. Dia hanya berdiri sebagai pengamat yang tidak berdaya atas keterikatan yang bernama putra berbakti.

Lan Xichen juga bersalah.

Oleh karena itu, ketika Lan WangJi menyerah dan memilih mengikuti perintah ayahnya, Lan Xichen tersadar, dia telah kehilangan adiknya.

"WangJi, haruskah sampai sejauh ini?"

Lan WangJi yang selama ini tenggelam dalam tumpukan dokumen yang harus dia periksa mengangkat matanya, iris emasnya bertabrakan langsung dengan manik kakaknya.

Sudut mulutnya terangkat, suaranya acuh tak acuh ketika menjawab pertanyaan sang kakak, "Kakak, kau tahu sendiri jawabannya."

Lan Xichen tercekat, ya dia memang tahu. Cepat atau lambat keluarga Lan akan hancur di tangan adiknya.

"Aku juga menyarankanmu untuk segera meninggalkan Grup Lan, demi kebaikanmu dan kakak ipar."

Situasi Grup Lan memang telah lama membusuk, Lan Xichen sudah menyadarinya sejak dia memasuki Grup Lan.

Dia menghela napas, tidak mungkin menghentikan Lan WangJi.

"Lalu setelah ini apa yang akan kau lakukan? Kembali bersama Tuan Muda Wei?" tanya Lan Xichen hati-hati.

Lan WangJi berhenti sejenak, diam-diam tersenyum pahit. Kembali dengan Wei WuXian? Bukankah dia bermimpi?

Ya, mimpi yang tidak akan bisa dia capai.

Perasaannya terhadap Wei WuXian masih sangat besar, tapi dia juga menyadari bahwa dengan bersamanya, Wei WuXian hanya akan tersakiti.

Dia hanya akan berdiri di belakang Wei Ying-nya, melindunginya dalam bayang-bayang seumur hidupnya tanpa mengusik kembali kehidupan damai yang susah payah pemuda itu bangun kembali.

Lan WangJi hanya ingin membayar hutangnya pada orang yang dia cintai.  Meskipun hatinya juga tercabik, tapi jika dia bisa mengembalikan senyum Wei WuXian seperti sedia kala, Lan WangJi sangat rela.

"Tidak, bersama denganku hanya akan menyakitinya."

Lan WangJi melihat jari manisnya yang masih memakai cincin perak sederhana dari pernikahannya dengan Wei WuXian, selama delapan tahun ini tidak pernah sekalipun dia melepasnya.

Meskipun hubungan mereka telah berakhir selama cincin ini masih melingkari jari manisnya, Lan WangJi masih bisa berkhayal bahwa Wei WuXian masih berada disampingnya.

Lan WangJi menatap Lan Xichen, meskipun tidak ada ekspresi apapun di wajah itu, sebagai seorang kakak yang tumbuh bersama dia masih sangat memahami adiknya. Tanpa Lan WangJi mengatakan apapun, Lan Xichen tahu adiknya telah memendam rasa sakitnya seorang diri.

Pasangan muda yang sedang jatuh cinta satu sama lain yang kemudian dipisahkan dengan kejam hanya karena perbedaan status, tidak ada yang lebih tersakiti dibanding yang lain.

Keduanya sama-sama merasakan sakit yang luar biasa.

"Aku tidak pantas untuk Wei Ying." Lan WangJi tersenyum kecut. "Aku tidak memiliki kualifikasi untuk berdiri bersamanya."

------------

Feelnya kurang angst ya? Tolong komen dulu dan kasih saran buat aku karena aku lagi buntu 😭

Sampai jumpa chapter selanjutnya 🤗
Jangan lupa cek ceritaku yang lain ya..
Byeeee


SRADDHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang