[2/10]

1.9K 295 51
                                    

Apa yang akan kau lakukan jika hujan?

Belajar? Makan nesiami? Nonton anime?

Yang pasti ketika hujan itu yang paling nikmat adalah tidur. Itulah pikiran kaum rebahan.

Tetapi bukan itu yang dipikirkan [Name] ketika hujan. Memang ngantuk, setan-jin aja sudah ngebisikin [Name] untuk tidur tapi dia tahan. Dirinya sudah bertekad untuk tidur hanya delapan jam sehari, dan sekarang masih siang.

Daripada digodain setan-jin mulu mending bikin kopi.

[Name] berjalan menuju dapur, mama Inko mana? Biasa ke arisan ibu-ibu.

Sesampainya di dapur [Name] melihat Izuku yang sedang mengoceh sendiri.

"Izuku?"

"Eh? [Name]-chan?"

[Name] mengangguk dan melihat apa yang dilakukan Izuku.

"Masak apa?"

[Name] sedikit kebingungan melihat banyak bahan makanan ada di meja.

"Sebenarnya aku juga tidak tau mau memasak apa, masih memikirkannya."

[Name] hanya menjawab dengan membulatkan mulutnya.

"Izuku, bagaimana jika kau membuat makanan kombinasi dan variasi baru?"

Izuku berkedip dan memiringkan kepalanya, gimana gimana?

[Name] kebanyakan baca materi variasi dan kombinasi gerak spesifik dalam pelajaran olahraga jadi gini. Semua disangkut-pautkan.

"Ah maksudku buat makanan dengan bahan yang ada, tidak usah pedulikan nama makannya nanti apa. Campur aja semua."

Izuku merasa diberkahi memiliki adik pintar seperti [Name], harusnya dia memikirkan itu.

"Tunggu ya [Name]-chan, aku akan memasak."

[Name] duduk memperhatikan Izuku yang memotong sayuran, [Name] cuma liatin? Tidak ada niatan membantu Izuku?

Males dia, [Name] juga kalau masak pasti ada aja masalahnya. Bisa keasinan, kurang garam, dan dia menyerah untuk memasak.

[Name] sempat berpikir untuk menyuruh si garam dari klub voli sekolah sebelah untuk meng-garami makanan buatannya.

Tapi jangan deh yang ada nanti dia ikut hipertensi saking banyaknya garam yang keluar dari mulutnya.

Menunggu Izuku memasak ternyata bisa membuat rasa kantuknya hilang.

"Ini makanannya, [Name]-chan."

Mata [Name] berbinar melihat makanan didepannya, [Name] mengambil sumpit dan langsung menyuap makanannya.

"Itu masih panas [Name]-chan!"

[Name] terdiam, lantas dengan cepat mengunyah makanannya dan langsung minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Name] terdiam, lantas dengan cepat mengunyah makanannya dan langsung minum.

"Panas!"

[Name] mengipasi lidahnya sendiri dengan tangan, Izuku hanya tertawa kecil melihat tingkah adiknya.

"Tapi enak loh makanannya Izuku!"

"Benarkah?"

Izuku mengambil sumpitnya dan mencoba makanan buatannya, ditiup dulu pastinya.

Saat makanannya sudah dimulut, Izuku diam dan langsung mengambil air minum.

"Ini pedas!"

Izuku meringis, bisa-bisanya dia mencampurkan banyak bubuk cabai, bagaimana kalau [Name] sakit perut?

"Jangan makan ini, [Name]-chan, akan ku buatkan makanan lain."

Izuku berdiri membawa mangkok makanannya untuk disimpan di kulkas, tapi dengan cepat mangkok itu sudah berada ditangan [Name].

"Jangan Izuku! Akan kumakan, ini enak!"

"Kau bisa sakit perut kalau memakan itu, [Name]-chan."

Ekspresi [Name] langsung berubah menjadi datar dan dingin.

Izuku seketika panik, [Name] kalau marah ngeri. Izuku aja dihempaskan.

"Y-yasudah makan saja, aku bikinin susu untuk menetralkan rasa pedasnya."

[Name] langsung sumringah dan memeluk Izuku.

"Izuku, kau memang kakak terbaik!"





























[OMAKE]

Brak!

"[Name]-chan!"

Setelah mendobrak pintu, Izuku melihat [Name] meringkuk di ranjangnya sambil menyentuh perutnya.

"Sakit!"

"Astaga!"

Mama Inko langsung memegang perut [Name], takut dia diserang Villain.

"[Name] perutmu kenapa?!"

Mama Inko rasanya ingin menangis melihat anaknya yang terlihat sangat kesakitan itu.

"Aku sudah menelepon dokter. Sebentar lagi sampai, tahan [Name]-chan!"

"Ini salah makanan yang Izuku buat! Awalnya memang enak, tapi akhirnya aku kesakitan begini!"

Izuku memasang ekspresi sangat bersalah, dia merasa harusnya tidak memasukkan bubuk cabai. Kan [Name] jadi sakit:(

Satu kata, mampus.

My Twins | Midoriya IzukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang