Saat ini [Name] sedang duduk santai diruang tamu, sambil membaca koran olahraga. Ini hal yang sering [Name] lakukan ketika weekend, walaupun hobinya mungkin terlihat aneh untuk anak seumurannya tapi [Name] tidak peduli. Selama hobinya tidak menggangu orang lain tidak masalah kan?
"Oh?"
[Name] melihat berita terkait olimpiade di Tokyo kemarin, sayang [Name] tidak sempat menontonnya di televisi. Ini semua salah tugas yang sangat banyak.
Iris matanya bergulir, membaca tiap rentetan kata yang ada di koran itu.
"Badminton..."
[Name] sudah sampai pada halaman kedua koran, halaman kedua itu diawali dengan klasemen akhir badminton.
"Waa ada empat puluh sembilan negara peserta dan yang dapat medali cuma delapan negara. Sengit! Aku harus nonton siaran ulangnya."
[Name] melihat foto yang terpampang di koran sebagai pemenang olimpiade badminton ganda putri, keduanya mencium medali emas yang digantung dilehernya.
"Indonesia hebat ya. Medali perunggu Indonesia dipersembahkan oleh Anthony Sinisuka Ginting yang tampil di nomor tunggal putra. Oke search."
Ini yang sering [Name] lakukan, setelah mengetahui nama pemenangnya dia akan mencari tau tentang data dirinya. Dia juga suka melihat kehidupan sehari-harinya, siapa tau bisa dia contoh.
"Ih ganteng aaa!"
Ssst, ini rahasia yang sangat [Name] sembunyikan. Dia sangat menyukai para atlet laki-laki, bahkan Izuku dan mama Inko tidak mengetahuinya. Jiwa Fangirling-nya hanya aktif saat dia sendiri, karena dia bermuka dua jadi bisa dengan cepat mengubah ekspresinya kalau ketahuan.
"[Name]-chan?"
[Name] tersentak, dia yang tadinya berteriak kecil langsung berbalik memasang ekspresi biasa. Ponselnya sudah dia sembunyikan, takut banget ketahuan.
"Kenapa, Izuku?"
Izuku tidak curiga dengan tingkah adiknya, dia hanya sedikit penasaran dengan apa yang [Name] sembunyikan.
"Aku mau belajar bersama dengan temanku, mau ikut?"
Belajar? Kakaknya ini mesin atau apa? Ini weekend hei! Kesempatan malas-malasan malah dipake untuk belajar duh.
"Tida─"
"Uraraka-san juga ada."
[Name] yang ingin melanjutkan membaca korannya kembali terkejut.
"Ochako-chan?!"
[Name] langsung bersemangat mendengar nama Uraraka Ochako. [Name] salah satu shipper Izuocha, bukan rahasia umum lagi bahwa gadis dengan wajah bulat itu menyukai kakaknya, begitu pun sebaliknya.
Uraraka yang lebih dulu mendekati [Name], deketin orang dalam dulu. Itu saran dari Uraraka untuk kalian.
"Kalau begitu aku ikut, Izuku."
[OMAKE]
Rasanya sekarang [Name] mau guling-guling kesenangan. Dia lagi bucinin mas Anthony helpp!
Izuku menatap [Name] yang sedang memainkan ponselnya dengan senyuman yang tidak bisa dikontrol.
"[Name]-chan."
[Name] hanya menjawab panggilan Izuku dengan gumaman kecil, matanya masih fokus pada ponselnya.
"Apa kau... menyukai Uraraka-san?"
[Name] langsung membelalakkan matanya, apa-apaan ini?! Kenapa Izuku menanyakan hal tidak logis?!
"Apa maksudmu Izuku!?"
Izuku terkejut, barusan [Name]... membentaknya? Adiknya yang biasanya baik nan imut ini?
"Ah ti-tidak maksudku... etto.. aku merasa [Name] sangat dekat dengan Uraraka-san jadi aku berpikir... [Name] menyukai Uraraka-san."
[Name] masih belum konek. Suka? Dalam rangka apa?
Oh!
"Iya! Aku menyukai Uraraka-san! Dia saaangat baik, aku mau mempunyai kakak perempuan sepertinya."
Izuku menghela napas lega, tak lama wajahnya menjadi memerah saat menyadari arti perkataan [Name].
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins | Midoriya Izuku
FanfictionLahir dihari yang sama dengan sifat yang berbeda. Membuat mereka memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan kasih sayang. Midoriya Twins, yang satu imut-imut ambisius dan yang satunya lagi sok-sokan dingin tapi gagal . Penasaran cerita random merek...