[9/10]

280 43 5
                                    

"-zuku!"

"-izuku!!"

"IZUKU!!!"

Izuku langsung terbangun dengan jantung berdegup dengan kencang. Nafasnya tidak beraturan.

"Hah hah...."

Mimpi buruk.

Izuku berusaha menormalkan detak jantung nya, menarik nafas dalam-dalam dan minum air putih yang berada di atas nakas nya.

"[Name]-chan..."

Selang beberapa hari setelah pindah ke asrama, Izuku mengalami mimpi buruk.

Di mimpinya dia melihat [Name] dalam kondisi sekarat, tubuhnya di penuhi luka dan darah. Ia yakin yang di mimpinya itu [Name] di serang oleh villain. [Name] memanggil-manggil Izuku untuk meminta tolong.

Tentu saja mimpi itu membuat nya panik, dengan tergesa-gesa Izuku mengambil ponsel nya dan mencari kontak adiknya.

Izuku menggigit jarinya dan bergumam sambil mendengarkan nada di ponselnya, [Name] tak kunjung mengangkat panggilan telepon nya.

Tidak di angkat.

Izuku kembali menghubungi [Name], detak jantung nya kembali berdegup kencang.

"Ku mohon ku mohon, angkat [Name]....

Pikiran-pikiran negatif menghantui Izuku, jangan terluka.

"Siapa sih malam-malam begini..."

Terdengar suara [Name] dari ponselnya, akhirnya ia mengangkat nya.

"[Name]-chan! Apa kau baik-baik saja?"

Izuku langsung bertanya dengan nada panik, mendengar suara adiknya ia bersyukur. Pasti adiknya baik-baik saja.

"Hah...? Oh Izuku... Sebelum kau menelpon ku aku baik-baik saja. Aku lagi tidur nyenyak loh, kenapa?"

Terdengar [Name] menguap di sela-sela perkataan nya. Hey ayolah ini baru jam 1, untuk apa Izuku menelponnya.

"Ah... maaf-maaf [Name]-chan. Aku bermimpi buruk. Sedang baik-baik saja kan? Aku bermimpi kau di serang villain."

"Makanya baca doa sebelum tidur, aku baik-baik saja kok. Mama juga. Jangan khawatir, fokus saja dengan sekolah dan impian mu. Aku ini strong woman, bisa menjaga diri dari villain."

Izuku tersenyum.

Yah benar adiknya itu perempuan kuat dia tidak akan mudah di lukai.

Izuku menghela nafas lega.

"Maaf mengganggu tidur mu hehe, jaga dirimu baik-baik disana. Aku akan selalu memberi kabar."

"Iya iya, aku udah ngantuk parah ini. Ku matiin duluan, dah."

Izuku mengangguk walau tidak dapat di lihat oleh [Name], setelah terputus ia menaruh kembali ponsel nya.

"Takut aku."

Izuku tertawa kecil dan memilih untuk kembali melanjutkan tidurnya.

.

.

.














[OMAKE]

"Akh!"

Darah mengalir.

Perih.

Ia baru saja di hempaskan ke tembok. Baru kali ini ia merasakan sakit luar biasa.

"Apa-apaan kau....ukh."

Sang lawan bicara tersenyum miring, kaki jenjangnya berjalan menuju gadis didepannya.

"Bukankah kau adalah sandera yang cocok?"

Laki-laki itu tertawa puas, tangannya meraih dagu gadis itu. Mencengkram nya kuat.

"Ukh!"

Pandangan nya mulai mengabur. Memori-memori membahagiakan terputar di kepalanya, terutama wajah kakak nya.

"Izuku... apakah ini mimpimu..."

Kata-kata terakhir nya sebelum kesadarannya menghilang.

My Twins | Midoriya IzukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang