[5/10]

1.3K 215 24
                                    

"Panasnya masih belum turun ya."

Mama Inko menunjukkan termometer dengan angka 38 derajat Celcius. Tenang, [Name] panas bukan karena terkena Covid-21. Eh apa sih namanya?

"Makanya [Name]-chan nurut sama Ibu."

[Name] hanya berbaring dengan mem-poutkan bibirnya, sedikit kesal mendengar perkataan Izuku.

Tadi pagi [Name] memaksa untuk tetap jogging, padahal langitnya mendung. Mama Inko juga sudah bilang untuk tetap dirumah, [Name] tetep keukeh. And last dia pulangnya kehujanan. Udah gitu bukannya mandi malah tidur. Jangan ditiru ya kawans.

"Sudah-sudah, [Name] tidur ya. Izuku juga, sebelum tidur minum vitamin dulu."

"Ha'i-ha'i."

 ~

"Istirahat yang banyak ya, [Name]-chan. Aku berangkat dulu ya."

Izuku mengacak pelan rambut [Name], [Name] hanya menatap malas ke arah Izuku.

"Ini payung, nanti kehujanan, sakit lagi. Nanti kalau sakit okaa-san bilang ketularan aku lagi. Males ah."

Izuku terkekeh mendengar ucapan yang keluar dari bibir adiknya.

Izuku mengambil payung yang [Name] berikan, dan berjalan menyusuri jalan yang basah karena hujan tadi malam.

Hujannya awet dari pagi sampai malam.

[Name] kembali masuk ke rumah, berjalan dengan malas-malasan. Sakit itu tidak enak, enaknya cuma rebahannya doang, yang lain lewat. Masa kalau sakit tidak diperbolehkan main ponsel, apa hubungannya coba sakit sama ponsel?

Karena bosan disuruh istirahat mulu, [Name] dengan iseng masuk ke kamar Izuku. Kamarnya dipenuhi dengan poster dan barang-barang bertema All Might.

"Dasar otaku garis keras."

[Name] berdecak heran, ini foto Izuku sendiri mana?

"Oh?"

Iris emerald-nya menangkap sebuah foto yang dibingkai rapi diatas nakas.

"Izuku menyimpannya ya.."

[Name] tersenyum simpul melihat foto dirinya bersama dengan Izuku saat kelulusan SMP.

[Name] tersenyum simpul melihat foto dirinya bersama dengan Izuku saat kelulusan SMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku masih imut-imut ya.."

[Name] berniat mengambil foto itu sebelum sebuah panggilan dari mama Inko mengejutkannya.

"[Name] ini temanmu menelepon!"

Kenapa mama Inko jadi ngegas begini? Ketularan mama Mitsuki?

[Name] segera mengambil ponselnya itu, dalam hati berterima kasih kepada orang yang meneleponnya karena hal ini bisa membuatnya memegang ponsel kesayangannya.

Tertulis nama sang penelepon.

Roki-chan

Auah malas. [Name] menggeser ikon berwarna hijau kekanan untuk menerima panggilan dari teman sekelasnya itu.

"Moshi-moshi."

"Ini [Name]?"

[Name] hanya menjawab dengan berdeham.

"Hm."

"Minna, Mido-chan masih hidup!"

"Beneran?! Kirain udah mokad."

"Nasi kotaknya gimana?"

"Anjir, parah lu semua."

"Kek lu ga aja."

"Tobat kalian."

"Ada jual akhlak?"

"Itu di shopipp!"

Ngabisin pulsa aja dengerin suara teman-teman akhlakess-nya, [Name] tarik kata terimakasihnya tadi.



























[OMAKE]

"[Name]-chan."

[Name] berbalik, melihat siapa gerangan yang memanggilnya didepan pintu kamarnya.

"Kenapa?"

"Ini aku membelikan mu coklat. Eh tunggu, kalau sakit boleh makan coklat kan?"

[Name] hanya menjawab dengan anggukan, yah boleh juga makan yang manis-manis. Untuk menaikan semangat hidupnya.

"Ini enak. Beli dimana?"

Izuku yang sedang mengeluarkan makanan belanjaannya ke lantai mendongak, menatap [Name] yang duduk di ranjang.

"Aku membelinya dari kakaknya Todoroki-kun, yang teman sekelasmu itu."

Memang gadis multitalenta.

"Coba bola-bola coklat ini, Izuku."

[Name] menyuapkan bola coklat itu pada Izuku, setelah selesai mengunyah dan menelannya, gantian Izuku lagi yang menyuapi [Name].

Mereka berdua suap-suapan sambil bercerita hal yang tidak penting.

"Udah cukup, nanti diabetes aku."

Cukup dengan kemanisan coklatnya, ditambah kemanisan wajah Izuku. Duh ampun deh. Bisa-bisa diabetes mendadak.

Mama Inko hanya memperhatikan ke-sweetan kedua anaknya dari balik pintu, tidak berniat nimbrung. Mending difoto.

My Twins | Midoriya IzukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang