[6/10]

1.1K 186 19
                                    

Weekend.

Hari yang ditunggu oleh banyak umat untuk bebas dari tugas-tugas  yang menekankan. Walaupun ada aja kadang tugas yang nyasar di weekend.

Belum pernah disantet mbak Nobara ya, wahai  sensei tercinta? Atau mau digigit Junpei? Apa perlu minta tolong Mahito supaya jadi monster?

Lha kenapa jadi bahas anime lain?

Oke abaikan curahan hati tadi.

Seperti yang kalian ketahui, di weekend itu [Name] suka baca koran. Yah memang tapi sekarang dia tidak membacanya.

Bosan baca.

Yeah, [Name] sedang dalam masa peroid. Moodnya berubah drastis, olahraga aja malas, pengennya rebahan.

Tapi ya bosan sih rebahan terus, jadi karena itu dia ada di taman sekarang. Kalau sore-sore tamannya lumayan ramai, banyak anak-anak main.

Banyak anak-anak yang mengajaknya bermainーkarena [Name] biasa ikut mereka main sekalian olahragaー dan anak-anak itu malah kena semprotan seorang Midoriya [Name].

Kasian jadi pelampiasan.

"[Name] Nee-chan, ayo ikut kita kejar-kejaran, si Lia udah pulang, jadi [Name] Nee-chan tidak usah marah-marah."

[Name] menatap anak-anak kecil yang tersenyum manis itu.

Sepertinya mereka tidak menyukai anak yang bernama Lia, [Name] sudah sering mendengarnya di ghibah kan.

Padahal dia anak baik:')

[Name] menghela nafas, lantas menatap anak-anak itu dengan death glare.

"Anak-anakku yang manis, sudah kubilang main saja sana, jangan ganggu aku. Mau aku hempaskan?"

[Name] memberikan sedikit evil smile untuk anak-anak itu.

Mampus sih, cewek peroid diganggu.

Anak-anak itu langsung kabur, [Name] berdoa dalam hatinya semoga anak-anak itu tidak mengadu ke mamanya.

Masa iya nanti dia adu mulut? Kalau iya mending minta tolong durian-kun aja.

Tunggu.

[Name] menggelengkan kepalanya. Apa yang barusan dia pikirkan? Minta bantuan dengan orang yang paling dia benci?

Sepertinya kepalanya perlu disucikan lagi.

[Name] kembali termenung, menikmati angin sore yang menerbangkan helaian anak surainya.

Kian sore semakin kencang anginnya, bahkan sampai membuat baju yang dipakainya sedikit terangkat. Untungnya tidak terbang.

"Sendiri?"

Merasa ada suara orang lain, [Name] menoleh. Iris matanya mendapati seorang gadis dengan surai blonde ash.

Ah bunshin ku ya.

[Name] mengangguk dan matanya kembali menatap ke depan, arah matahari terbenam.

"Ya, Izuku tiba-tiba pergi. Ada urusan dadakan katanya."

Gadis itu mengangguk dan duduk disampingnya, membuat [Name] dapat mencium aroma dari parfum yang digunakannya.

Aromanya segar.

Hal ini yang kadang membuat [Name] tidak percaya diri jika bertemu dengannya. Gadis yang sedang duduk disampingnya ini sudah cantik, perangainya baik dan ramah ini membuat orang lain senang bicara dengannya, nilainya juga diatas rata-rata, dan lagi dia memiliki kekasih yang sangat tampan.

Minusnya cuma kakak kembarnya.

[Name] hanya mendengar apa yang dibicarakan oleh gadis itu, tidak berniat memberi tanggapan.

Yah [Name] akui suaranya memang indah membuat emosinya mereda.

Sampai akhirnya sebuah benda menabrak bagian belakang kepala [Name].

"[Name]!"

"Bangー"

[Name] berbalik menatap sang pelaku yang melempar bola ke arahnya.

"Kau..!?"

Gadis bersurai blonde ashーyang juga berbalikー itu langsung memijit pelipisnya, apa yang dilakukan kakaknya ini!?

Iya, calon sua─maksudnya kakak kembarnya yang melempar bolanya.

Bakugou Katsuki, dia terlihat sedikit bingung. Ia mengumpat didalam hati, bisa-bisanya dia salah sasaran.

Padahal kan harusnya hanya melewati atas kepala [Name], supaya keren.

[Name] yang tadinya sudah tenang kembali terpancing emosi, ia langsung menarik baju kaos yang digunakan kakak kembar Bakugou itu.

"Apa yang kau lakukan!?"

Bakugou yang tadinya ingin meminta maaf ikut terpancing emosinya, dia tidak suka diteriaki. Hanya adiknya yang boleh.

"AKU TIDAK SENGAJA BODOH!!"

Asik gelud.

Gadis bersurai blonde ash yang dari tadi hanya diam memperhatikan memilih pergi, pulang kerumah dan mengunci pintu rumahnya.

Anak-anak yang tadi [Name] semprot dengan kata-kata penuh cinta datang bersama mamanya, berniat mengadukan [Name] menjadi takut melihat keributan dua orang berbeda gender itu.

"Aku tidak mau maaf mu Katsuki!"

"LALU APA HAH!?"

[Name] melepaskan cengkraman pada kerah Bakugou dan mengambil bola tenis yang digunakan Bakugou untuk melempar─ralat maksudnya tanpa sengaja terlempar ke kepalanya.

[Name] melepaskan cengkraman pada kerah Bakugou dan mengambil bola tenis yang digunakan Bakugou untuk melempar─ralat maksudnya tanpa sengaja terlempar ke kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ara-ara, kalau kau bertanya begitu, jawabanku adalah melemparimu dengan bola ini. Pembalasan."

Sepertinya melempari orang dengan bola bisa menenangkan.


















[OMAKE]

"[Name]!"

Sepertinya benar, mama Inko ketularan mama Mitsuki.

"Hm?"

Mama Inko memegang kedua bahu anak gadisnya itu, sedikit mengguncangnya. Hal itu membuat [Name] yang sedang meminum susu hangatnya tersedak.

[Name] menatap mama Inko, meminta penjelasan atas perlakuan mamanya ini.

Mama Inko segera melepaskan kedua bahu anak gadisnya.

"Kamu buat masalah apa lagi nak? Okaa-san dengar dari tetangga katanya kamu bikin keributan di taman tadi sore."

[Name] menjawab dengan mengendikan bahunya, dia menghabiskan susu hangatnya terlebih dahulu.

"Cuma balas dendam."

Mama Inko terkejut, sejak kapan anaknya ini dendaman? Sama anak kecil lagi.

Yah masalah yang [Name] dan mama Inko pikirkan berbeda, salah paham nih asik.

Izuku mana? Kenapa tidak muncul di chapter ini?

Izuku diculik All Might.

My Twins | Midoriya IzukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang