05

3.1K 505 80
                                    


Sebuah ruangan disulap menjadi ruang latihan untuk fine dinning. Lokasinya berada di hotel mewah milik keluarga Huang, cabang dari hotel milik mereka di China. Ada meja yang berkaki pendek dan kursi yang juga didesain pendek. Ini demi menyesuaikan dengan ukuran tubuh anak-anak yang akan belajar. Ornamen China masih terlihat di beberapa sudut. Apalagi dengan dinding berwarna merah dan gambar Naga emas di sudut-sudutnya. Tapi nuansa modern tetap terasa.

Anak-anak mulai berdatangan dan munculah seorang anak kecil berwajah manis tapi bibir sedikit ditekuk. Choi Jaemin, yang masih sulit menerima hukuman dari sang Ayah, datang setelah menangis di pelukan ibunya semalam. Keputusan ayahnya tak bisa diganggu gugat dan malah sang Ayah mengancam akan memberi hukuman tambahan jika Jaemin tetap merajuk.

Akhirnya, setelah dibujuk oleh ibunya, Jaemin mengangguk setuju dan sebagai gantinya ia akan diajari mengemudikan kapal pesiar milik sang Kakek. Sebenarnya Jaemin ingin diajari mengemudikan helikopter juga, tapi malah mendapatkan cubitan maut dari kakaknya yang merasa iri karena ia sendiri belum diajari mengemudikan kapal pesiar.

"Nana!"

Jaemin menoleh, ada Lee Haechan dan Huang Renjun disana. Ah, sial. Padahal hari ini ia tak ingin dekat-dekat dengan mereka karena Lee Jeno pasti juga akan bersama mereka. Jaemin melirik sekitar untuk mencari tempat lain tapi tak jadi karena Haechan dan Renjun malah menghampirinya.

"Nana, aku pikir kau tidak hadir hari ini. Kau tidak ada di dalam daftar, tapi sepertinya mereka menambahkan namamu di akhir. Apa mereka lupa?" tanya Renjun bingung.

"Ini mendadak Renjun-ssi," jawab Jaemin, melirik sekitar lagi. Agak lega karena rupanya Jeno belum datang.

Renjun mengangguk-angguk walau tak sepenuhnya paham.

"Nana, ayo kita duduk," ajak Haechan, menggandeng tangan Jaemin.

"Eh," Jaemin berusaha menahan dirinya sendiri, tapi ia kemudian tak enak hati jika harus menolak Haechan yang ramah padanya.

"Haechan-ie," seseorang memanggil nama Haechan.

Ketiganya menoleh,  ada Jeno yang terlihat tampan dengan setelan resminya. Tapi Jeno terlihat agak terengah-engah, sepertinya terburu-buru. Refleks Jaemin melepaskan tangan Haechan dan dengan gugup menatap Jeno yang menatap mereka tajam. Hii, kapan dia tidak seram? Pikir Jaemin.

Haechan malah dengan santainya menarik tangan Jaemin dan mengajaknya duduk di meja yang sebelumnya ia tempati. Ketila ia hendak menarik kursi untuk Jaemin, Jeno langsung menyambar kursi itu dan menariknya ke belakang. "Duduk," kata Jeno.

Haechan sedikit bersungut-sungut dan duduk di kursi yang ditarik oleh Jeno tadi.

Jaemin hanya terperangah bengong dengan rasa takut yang kian menjadi. Sepertinya hari ini ia lebih baik menjauhkan diri dari Haechan dan Jeno. Ia akan mengobrol dengan Renjun saja. Jaemin menarik sendiri kursinya dan duduk, sementara Renjun hanya diam sambil cemberut. "Aku juga ingin seperti itu."

Refleks Jaemin beranjak untuk menarik kursi Renjun, tapi ia didahului oleh Jeno yang menarikkan kursi untuk Renjun dengan raut datar. Renjun tersenyum senang sambil mengucapkan terimakasih. Jaemin duduk lagi. Semoga tak ada masalah lagi setelah ini, harapnya dalam hati.

"Nah anak-anak, sekarang setiap pelayan akan melayani satu meja," kata Mrs. Yun, yang sudah berada di tengah-tengah mereka. Para pelayan mengekor di belakangnya dan menghampiri meja yang menjadi tanggung jawab mereka. Langsung saja mereka mengambil serbet yang sudah ditata di meja dan meletakkannya di pangkuan masing-masing anak.

"Ingat, ucapkan terimakasih pada pelayan dan duduk yang lurus. Tidak boleh menunduk," kata Mrs. Yun lagi.

Jaemin mengerjap lucu sambil memperhatikan alat-alat makan tertata di hadapannya. Ada sebuah gelas air dan tiga buah gelas piala dengan ukuran yang berbeda. Lalu ada jajaran garpu di sebelah kirinya, di kanannya ada jajaran sendok kecil dan dua jenis pisau dan sebuah sendok berukuran besar. Di ujung kiri sebelah garpu, ada sebuah piring dengan pisau lain terletak di atasnya. Lalu ada juga dua buah wadah berisi minyak zaitun dan butter.

Crazy Rich Kids (Jaemin/Nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang