Hari ini jadwal pertemuan anak-anak konglomerat lagi. Amber-nuna, asisten pribadi Jaemin, sudah mengingatkan jadwalnya semenjak ia sarapan hingga berangkat ke sekolah. Jaemin bersekolah di SD Internasional karena terbiasa dengan bahasa Inggris. Bukan apa-apa, Jaemin merasa lebih nyaman belajar menggunakan bahasa Inggris, karena ia pindahan dari sana. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, yang bersekolah di sekolah elit tapi dengan pembelajaran menggunakan bahasa Korea. Jadi Jaemin tidak satu sekolah dengan mereka.Jaemin sekolah seperti biasa dan pulang dengan dijemput oleh Amber-nuna bersama Key-hyung, pengawal pribadi sekaligus sopir. Jaemin tak terlalu suka banyak orang, jadi jika memperkerjakan seorang lagi sebagai sopir, tentu membuatnya tak terlalu nyaman. Amber-nuna adalah orang yang sangat keren dalam pandangannya. Ia sangat mengagumi Nuna-nya itu. Key-hyung juga tak kalah keren, karena pandai berkelahi.
"Tuan muda, hari ini kita akan ke butik sebentar untuk mengambil baju yang sudah dipesan. Lalu makan siang di rumah dengan makanan yang tak terlalu berat. Hari ini akan diadakan kelas etiket dengan materi 'Afternoon tea'," jelas Amber, membacakan jadwal Jaemin.
Jaemin menatap Amber cemas. "Apa Jaehyun-hyung juga akan datang?"
Amber tersenyum menenangkan. "Tuan muda Jaehyun memiliki jadwal les hari ini. Beliau juga akan mulai mempelajari bisnis Kakek anda," jawabnya. Amber mengusap rambut Jaemin dengan sayang. "Jangan khawatir, Tuan muda. Saya dengar guru etiket-nya adalah guru anda di Inggris dulu. Anda masih ingat Mrs. Yun?"
Mata Jaemin berbinar-binar. Ia mengangguk lucu. "Ingat, nuna. Mrs. Yun orang yang ramah. Tapi bukankah di Inggris sudah belajar tentang etiket yang itu?"
"Karena Tuan muda harus menjalin hubungan dengan teman-teman yang lain. Tuan muda harus bisa akrab dengan mereka, agar di masa depan, jalinan relasi sudah terbentuk dengan baik," gumam Amber.
Jaemin mengerjapkan matanya. Ia tau ini tentang hubungan bisnis. Bukannya Jaemin tidak suka berhubungan dengan orang lain. Masalahnya ada orang yang membuatnya takut disana. Kan Jaemin tidak ingin punya masalah dengan siapapun.
"Kami akan menunggu di tempat. Tuan muda pasti bisa. Semangat!" Seru Amber sambil mengepalkan tangannya ke udara.
Jaemin tersenyum. Benar juga, ia cukup mengabaikan orang itu, toh disana ada teman-teman lain yang lebih ramah. Oh, ingatkan Jaemin untuk tidak terlalu dekat dengan Haechan. Nanti ada yang marah..
**
Di Inggris dulu, Jaemin memang sudah diajari tentang tata krama sejak berumur satu tahun hingga sekarang. Entah bagaimana cara sang Ibu melakukannya, seingat Jaemin, saat ia berusia lima tahun, ia sudah mengerti tata cara berjalan, berdiri, duduk dan memperlakukan orang lain. Masalahnya, Jaemin agak pemalu karena memiliki wajah khas Korea yang berbeda dengan para bule disana. Bahkan saat ia harus menghadiri Afternoon tea atau Fine Dinning dengan anak-anak bangsawan Inggris, ia hanya diam dan fokus pada hal-hal yang diajarkan oleh guru etiket-nya.
Beberapa kali sang Ibu dan guru etiket-nya harus mengingatkan Jaemin untuk tampil percaya diri. Karena itulah hal dasar yang harus ia miliki. Jaemin sedikit demi sedikit mulai membaur. Tapi, begitu berhadapan dengan orang baru, sifat pemalu-nya kumat lagi. Apalagi jika harus berhadapan dengan orang banyak.
Hari ini, harusnya penata busana-nya lah yang mengurus semua pakaian yang akan ia kenakan. Tapi pegawainya itu sedang cuti sebentar dan ia harus tetap ke butik untuk sekalian mengukur badan. Jaemin merasa tubuhnya bertambah tinggi, walaupun tetap langsing. Bahkan dalam hal makanan pun, ada seseorang yang mengaturnya untuk keluarga mereka. Porsi makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan selera pribadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Kids (Jaemin/Nomin)
FanfictionTentang Jaemin dan lika-likunya sebagai anak konglomerat yang pemalu. Jaemin baru saja pindah ke Korea dan bertemu teman-teman baru. Ada yang membuatnya takut, ada pula yang membuatnya bersemangat. Ini cerita tentang para anak konglomerat, yang ter...