CHAPTER 4

31 15 5
                                    

Sudah dua bulan ini, Anna masuk sekolah barunya. Semuanya berjalan dengan baik, dan hubungan pertemanannya dengan Friska juga semakin dekat.

Hari ini, adalah ulangan harian dadakan. Para murid di kelas XI-ips 3, banyak yang protes dengan guru mereka, karena ulangan hari ini, sangat mendadak sekali.

"HALAH BU! KEBANYAKAN ULANGAN GA BIKIN PINTER BU!" Pekik salah satu siswa, yang bernama Alan.

"Kamu." bu guru itu, menunjuk Alan. "Kalau tidak ingin belajar, keluar! Tidak usah ikut kelas saya. Saya perhatikan, dari dulu kamu sering membuat onar ya, entah di pelajaran saya ataupun yang lain."

Kelas menjadi ricuh, karena Alan. Bu guru menghukum Alan, dengan tidak boleh mengikuti ulangan.

Ulangan pun, dimulai. Anna dan Friska, mengerjakan ulangan itu dengan tertib dan teliti. Namun, teman kelasnya sibuk mencari contekkan dari internet, maupun teman sebangku mereka, pada saat gurunya izin keluar kelas sebentar. Memang teman teman kelas Friska dan Anna, sedikit bar bar kalau masalah mencontek. Namun, hal itulah yang dapat menjalin hubungan baik diantara murid dikelas itu.

___

Sekarang adalah jam istirahat. Anna berjalan sendiri di koridor sekolah, sedangkan Friska di kelas. Saat Anna berjalan sendiri di koridor sekolah, dia dan Revan berpas-pas an. Revan hanya melirik Anna sekilas, dan langsung berjalan terus. Anna membalikkan badannya.

"Kak Revan."

Revan yang mendengar teriakkan Anna pun, membalikkan badannya dan menaikkan kedua alisnya.

"Eh? Gak jadi kak maaf."

Revan langsung berbalik badan, dan pergi meninggalkan Anna. Heran sama dia, kadang cuek, kadang enggak, kadang nyebelin. Anna berucap dalam hati.

____

Zio, Varo dan Rendi berada di rooftop sekolah, yang dimana rooftop merupakan markas Revan, Zio, Varo, dan Rendi untuk membolos, ataupun sekedar ingin mencari angin.

"Tuyul! Gue belum coba njir!" Seru Rendi, kepada Varo.

"Berbagi itu indah, yang gak indah kejombloan lo." Saut Varo dengan nada meledek.

"Ganyambung setan, ngaca lo juga jomblo."

"Jomblo gini, gebetan gue banyak."

"Halah, banyakan gebetan gue."

"Tapi gaada yang mau sama lo kan."

Rendi menjitak kepala Varo. "Aduh, Tai lo."

"Lo lebih tai."

Rendi dan Varo terus saja berdebat. Tidak tau kenapa mereka berdua jika bertemu, memang sering bertengkar dan jarang akur. Namun sekalinya akur, mereka seperti dua orang yang tidak bisa dipisahkan.

"Lama lama, gue jodoin lo berdua." Zio yang geram dengan mereka berdua, membuka suaranya.

"Tuhan, menciptakan Adam dan Hawa, bukan Ucup dan Jamal." Saut Rendi.

"Astaghfirullah, stay halal brother." Saut Varo juga.

Zio sangat pusing, dengan kelakuan kedua temannya itu. Dia benar benar bisa gila, jika terus saja menanggapi mereka berdua.

Kisah Kita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang