Tidak seperti teman-temannya, waktu pulang sekolah bukan waktu dimulainya santai-santai bagi Ayu. Kebalikannya, malah. Jika dibandingkan pekerjaan sampingannya yang ia kerjakan di luar jam sekolah, kegiatan sekolah sih tidak ada apa-apanya. Ayu yang kini menginjak kelas 8 SMP dengan sigap merapikan barang-barangnya saat bel pulang baru berbunyi, bersiap untuk meninggalkan kelasnya.
"Eh, Bos Ayu," Dean, teman sekelasnya yang duduk tepat di depannya memanggilnya. Dean bertubuh kurus tinggi, cocok sekali memang dengan reputasinya sebagai kapten ekskul basket SMPnya. Kulitnya sawo matang, senyumnya sangat manis. Kalau dari yang Ayu dengar sih, dia banyak yang naksir. Jangankan anak SMP Ayu, kakak-kakak siswi SMA yang dekat dengan SMP Ayu pun suka terlihat tersenyum sambil berbisik-bisik ketika Dean mampir untuk ikut tanding di SMAnya.
Ayu sudah mengenal Dean sejak kelas 7 karena sekelas juga, lumayan dekat karena Dean selalu menjadi ketua kelas dan Ayu selalu menjadi sekretaris-bendahara kelas. Karena Ayu suka mengoreksi pekerjaan-pekerjaannya, jadilah ia memanggil Ayu dengan sebutan 'Bos'.
Ayu menatap balik Dean. "Kenapa, An?" Kini barang-barang Ayu sudah rapi, tinggal berdiri dan pergi saja.
"Kas bulan ini udah keambil semua?"
"Uh... belom, tinggal 5 orang lagi. Tapi kan batasnya masih 10 hari lagi?"
"Iya." Dean mengangguk, "Mau mastiin aja, takut lupa."
"Oh... iya nanti 3 hari sebelum batesnya dikabarin, yah." Ayu mulai berdiri.
"Eh," Dean ikut berdiri. "Besok teh ada pertandingan basket di SMA sebelah, bantuin yah?" sudah tradisi memang, tim ekskul basket SMP Ayu ikut membantu tim ekskul basket SMA yang berada tepat di sebelah SMAnya. Kedua tim basket itu memang dekat, ibaratnya, seperti kakak-adik. Hitung-hitung persiapan juga nantinya, karena siswa SMP Ayu juga banyak yang melanjutkan SMAnya di SMA itu.
Ayu mengerutkan alisnya. "Yah dadakan banget, bantuin apa?"
"Iya nih, kan harusnya yang jadi PJ konsum teh si Kak Mira. Cuma si Kak Miranya izin hari ini karena sakit. Katanya mah kemungkinan besok juga izin. Kamu bisa gantiin, gak? Cuma nerima konsum sama bagi-bagiin aja. Pesenannya mah udah dibikin dari minggu lalu."
Dean memegang bahu kiri Ayu. "Tolong ini mah, Yu. Soalnya gak enak lawan tandingnya dari SMA Jakarta, masa gak disambut baik..." Berbeda dengan teman-temannya yang biasanya hanya sekadar membantu menjadi panitia, Dean sendiri, memang suka ditarik untuk menjadi pemain cadangan karena kemampuannya yang sangat baik kalau-kalau terjadi sesuatu diluar dugaan.
Ayu menggaruk belakang kepalanya. Ia tidak enak untuk menolak. "Sampe jam berapa?"
"Sebentar ajaaa, kamu bantu bagi-bagiin konsumnya di awal aja, jadi bisa pulang cepet." Dean tersenyum memelas.
"Ya udah atuh, minta nomor orang yang mau ngirim konsumnya yah."
"Yesss emang Bos Ayu paling bisa diandelinnn."
---
Ayu berdiri sendirian di depan gerbang sekolah ketika seorang pria datang membawa 2 kantong plastik besar berisi kotak-kotak makanan untuk anggota tim basket 2 tim dan 2 kantong plastik besar berisi berkaleng-kaleng minuman.
Ayu menempatkan 2 kantong plastik berisi makanan di pos satpam yang saat itu sedang kosong, untuk kembali nantinya. Ia tidak kuat kalau langsung membawa keempat kantong itu.
Saat sampai lapangan basket, terlihat beberapa pemain sudah berkumpul. Tim basket putra SMA yang dikenalnya dengan seragam biru, dan tim basket putra lawannya dengan seragam merah. Jika Ayu hitung cepat, hanya ada 4 orang di lapangan saat itu, 3 orang dari tim basket lawannya dan Dean yang sedang menyapa mereka. Mungkin sisanya sedang berganti pakaian.
YOU ARE READING
Hospitalship (extended stories)
أدب الهواةAU lokal BTS Kisah 7 manusia dalam menghadapi hidup bersama mbak pacarnya masing-masing. Disarankan baca hospitalship sampai tamat dulu sebelum membaca ini.