"Bought a pair of vintage kicks
Let's go and take a walk
You know I like to listen, yeah
I know you love to talk
Let's go down
To Powell's used bookstore
And get lostPeople call us boring, yeah
But I'm okay with that
Friday night with Chinese food
Wanna take it back
To my place
And play Super Mario Kart again?There's a little bit of loser in us
Just two weirdos who fell in love
I guess we're made from the same weird stuff
Being a loser with you doesn't suckDrink my tea while you read
Friday night, that's all I need"(Loser - Julian Moon)
Juno di mana?
Zahra celingukan mencari Juno, masing-masing tangannya memegang 2 gelas es jeruk yang baru dituangnya tadi. Sengaja ia bawa untuk laki-laki yang tadi siang tiba-tiba meminta izinnya untuk berkunjung ke rumahnya.
"Aku lagi nginep di rumah Gio nih. Aku boleh mampir gak?" Juno menelponnya tadi siang diiringi oleh suara "Hadaaaaah", "Modussssss" sayup-sayup di belakangnya. Pasti sedang ada acara belajar OSCE bersama teman-temannya lagi, tebak Zahra. Seperti waktu itu, pertama kalinya Juno bertemu Zahra di sini, tiga bulan sejak insiden pertukaran catatan dalam buku di perpustakaan pusat.
---
"Aduduh, bentar tangan kamu jangan di situ, aku kejambak." Zahra membenarkan posisi tangan kucing yang digendongnya. Ia sedang menyebrang jalan perumahan menuju rumah berlantai dua yang persis di depan rumahnya. Ia mengenakan kaus merah kebesaran─yang, kalau melihat kondisinya, sudah layak dibuang─dan celana pendek selutut berwarna abu-abu. Rambutnya yang terpangkas pendek dicepol berantakan. Baru saja ia bangun dari tidur siangnya pada akhir pekan itu. Tidak ada alasan sama sekali untuk merapikan diri, apalagi mandi, untuk urusannya yang satu ini. Usaha paling maksimal yang ia lakukan adalah menyemprotkan parfum winter jasmine banyak-banyak ke tubuhnya tadi. Berantakan boleh, tapi bau dilarang.
"Ape?" Tantang Gio yang membuka pintu rumahnya setelah Zahra menunggu sebentar. Ini nih, alasan Zahra untuk tidak memanusiawikan penampilannya sebelum datang ke sini. Percuma rasanya kalau hanya untuk bertemu tetangganya yang satu ini.
"Ck." Belum-belum Zahra sudah berdecak. "Gue mau ketemu Pak RT."
"Hah? Ngomong yang jelas jangan kayak orang kumur-kumur."
"Emang cara ngomong gue beginiii. Gue mau ketemu Pak RT."
"Pak RTnya gak ada. Adanya anaknya. Napa emang?"
"Ini. Mau ngurus kartu keluarga." Zahra menggerakkan tangannya yang sedang menggenggam map plastik berisi beberapa lembar dokumen. Tangannya yang sedang menopang tubuh kucingnya.
"Mau kawin lo?"
"Hih bukan. Kartu keluarga keluarga gue yang sekarang. Nih gue udah bawa persyaratannya. Tadi gue dititipin bokap gue." Zahra menggerakan tangannya lagi.
"Ah males gue megangnya, udah kena pantat Bulan─" Seakan tidak terima, yang disebut namanya langsung menggeliat dan lompat dari tangan Zahra, kemudian berlari masuk ke dalam rumah Gio tanpa pamit. Zahra dan Gio tidak sempat mencegahnya.
"Yah! Yah elu sih!" Zahra memanjangkan lehernya mengikuti kucingnya yang sudah melesat entah ke bagian mana rumah Gio.
"Hadeh lagian lo pake acara bawa-bawa Bulan. Kayaknya dia liat Holly lewat tadi, kangen kali." Legenda bahwa kucing dan anjing adalah musuh ternyata benar adanya. Holly dan dua kucing Zahra memang tidak pernah akur. Gio mengambil map dari tangan Zahra.
YOU ARE READING
Hospitalship (extended stories)
Fiksi PenggemarAU lokal BTS Kisah 7 manusia dalam menghadapi hidup bersama mbak pacarnya masing-masing. Disarankan baca hospitalship sampai tamat dulu sebelum membaca ini.