Ngidam (Gio)

497 34 1
                                    

Jalanan di Jakarta pada pukul tujuh malam hari itu terbilang cukup sepi. Mungkin karena derasnya hujan yang turun tidak main-main, membuat orang memilih untuk merasakan hangatnya berada di dalam rumah sepulang kerja daripada pergi kelayapan menikmati malam Jumat.

Sangat berkebalikan dengan kondisi rumah sakit tempat Ayu bekerja saat ini.

Satu minggu ini, entah kenapa pasien yang datang sangat banyak, bahkan dua kali lipat dari biasanya. Tidak hanya pasien rawat jalan, namun pasien rawat inap pun membeludak. Kalau dulu jaman residensi sih, pasti udah rame-rame manyunin Ihsan sampai orangnya pergi. Andai sekarang bisa begitu juga, nyalahin Ihsan. Kalau sudah jadi spesialis dengan jadwal yang beda-beda begini, jangankan manyunin Ihsan yang tidak berdosa, ketemu aja susah. Lagipula Ayu juga sudah cek jadwal dokter dan yakin bahwa hari ini bukan jadwal Ihsan.

Oh iya, Ihsan juga kerja di rumah sakit yang sama dengan Ayu. Revisi. Bukan hanya Ihsan. Tapi Juno, Gio, Jin, James, Luthfi, Jaka, Lisa, dan Giani juga. Iya, semuanya lengkap. Ternyata budaya 4L (lo lagi lo lagi) mereka berlanjut setelah masa residensi selesai.

Semuanya berkat Juno. Setelah lulus spesialis, ia langsung dapat tawaran kerja di banyak tempat. Salah satunya di rumah sakit swasta yang baru ini. Lokasinya dekat dengan rumah sakit pendidikan mereka dulu (Juno jadi staff di departemen penyakit dalam sekarang dan akan sekolah lagi. Gak kaget lah ya).

Setelah Gio selesai pengabdian, Juno merekomendasikan temannya ini untuk bekerja di rumah sakit tempatnya bekerja. Kemudian yang lain menyusul ikut. Ihsan dan James karena sama-sama menjadi staff di departemen rumah sakit pendidikan seperti Juno dan Gio, Luthfi karena sudah sepaket dengan James, kemudian Jaka dan Jin karena ingin nimbrung bareng.

---

Sudah lazim kalau setiap musim hujan begini, kasus demam berdarah yang butuh rawat inap akan meningkat. Dokter penanggung jawab kasus demam berdarah dewasa siapa lagi kalau bukan dokter spesialis penyakit dalam.

"Ini pasiennya tadi yang mana ya?" tanya Ayu pada perawat di nurse station, tangannya membuka lembaran rekam medik pasien yang baru divisitenya sore itu. Dari pukul 6 pagi tadi ia sudah berada di rumah sakit untuk mulai praktek di poliklinik penyakit dalam. Poliklinik penyakit dalam di rumah sakit itu memang paling ramai, sehari pasiennya bisa menembus angka 100. Setelahnya pun ia masih harus menyempatkan diri melakukan visite pada pasien rawat inap yang jumlahnya juga tidak sedikit. Kalau tidak mulai dari pagi, bisa lembur setiap hari. Masalahnya, sekarang energi Ayu makin cepat habis karena usia kandungannya yang sudah memasuki bulan ke-8.

"Yang dengan kolesistitis* Dok" perawat itu menjawab untuk yang kesekian kali.
*kolesistitis: radang kelenjar empedu. Gak kebayang kelenjar empedu gimana? Bayangin ada buah pir yang belom mateng (warnanya masih ijo kan tuh) nempel sama hati. Nah begitu dah bentuknya. Fungsinya itu buat menampung cairan empedu yang dihasilkan oleh hati sebelum menyalurkannya ke usus halus. Cairan empedu itu gunanya untuk mencerna lemak. Radang kelenjar empedu kebanyakan disebabkan oleh tersumbatnya saluran kelenjar empedu yang menghubungkannya ke usus halus.

"Oh iya.. yang ada DMnya juga ya? Aduh maaf ya Kak, lupa mulu. Terus, yang Tuan Emir itu yang demam berdarah baru masuk semalam kan ya? Kalau yang Tuan Budi Santo itu yang masuk besok paginya?"

"Iya Dok yang bednya deket pintu itu yang kolesistitis. Yang demam berdarah ketuker, Dok. Tuan Budi baru masuk kemarin malam, Tuan Emir yang pagi."

"Aduh. Untung aja aku nanya dulu ke Kakak. Maaf ya Kak, aku tahu sih gak boleh jadi alasan. Tapi, jujur jadi lebih gampang capek dan gak fokus akhir-akhir ini."

"Gapapa, Dok... Itu kan alesannya kita ngerawat pasiennya keroyokan, biar bisa saling ngingetin kalau ada yang kelewat atau lupa, hehe..." Mata perawat itu melengkung, senyumannya tertutup masker. "Dokter masih kuat? Saya aja liatnya udah kecapekan banget... Mana lagi hamil gede lagi" perawat itu mengerutkan alisnya, memandang perut Ayu.

Hospitalship (extended stories)Where stories live. Discover now