Chapter - 07

1K 147 9
                                    

<3rd POV>

Ditaman dekat dengan rumah sakit terlihat tiga orang yang sedang mengobrol serius. Tentu saja tiga orang itu adalah para senior yang menyerang Ren beberapa hari yang lalu. Mereka sudah tahu hukuman apa yang akan mereka terima, dan mereka akan menerima hukuman itu saat rapat nanti.

"Hei, bagaimana nasib kita nanti?" Ucap salah satu dari mereka dengan nada lemah.

"Aku tidak tahu, tapi aku yakin pasti kita akan dikeluarkan" Balas salah satu dari mereka yang tahu hukuman apa yang mungkin mereka terima.

Sekolah ini menilai muridnya dari perilakunya, jika mereka melukai orang lain bahkan membahayakannya sudah pasti tidak layak disekolah ini. Kondisi Ren saat itu bisa dibilang membahayakan karena kehilangan banyak darah, belum lagi karena luka lamanya terbuka. Ren bisa saja kehilangan nyawanya jika pendarahannya lebih parah dari beberapa hari yang lalu.

"Ini semua salahmu, mengapa kau memukulnya dengan keras"

"Aku tidak sengaja, dan juga aku hanya mengikutimu untuk menyerangnya"

"Mengapa kita sampai menyerang dia hanya karena dua kata itu"

Mereka berdebat tentang masalah beberapa hari yang lalu, yang bisa jadi akhir mereka disekolah ini. Mereka saling menyalahkan, itu juga adalah sifat manusia, selalu menyalahkan orang lain dan tidak melihat dirinya sendiri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa manusia adalah makhluk yang egois.

"Rapat tentang hasil dari masalah ini akan dilakukan 2 hari lagi jika dia sadar"

"Jika dia tidak sadar apa yang terjadi?"

"Mungkin sekolah akan menunda rapatnya"

"Kalau begitu bukankah lebih baik jika dia tetap tidak sadar?"

"Itu benar juga"

Dari berdebat sekarang beralih kepembicaraan tentang rapat itu. Mereka berharap Ren tidak sadar tapi tidak mati, agar mereka bisa lebih lama disekolah ini. Tapi mereka tidak tahu bahwa jika Ren tetap tidak sadar maka rapat tetap akan dilakukan.

"Hallo... Senpai" Dalam pembicaraan mereka, muncul sebuah suara yang tidak asing bagi mereka. Mereka melihat kearah suara itu dan menemukan bahwa suara itu adalah milik seseorang yang sedang mereka bicarakan tadi.

"Ka-kau, mengapa ka-kau disini!!!?" Ucap mereka secara bersamaan karena terkejut bahwa Ren ada didepannya.

<Ren POV>

Mereka sangat terkejut saat aku menyapa mereka, padahal aku menyapa mereka dengan senyuman. Aku juga sedikit mendengarkan pembicaraan mereka tentang harapan mereka bahwa aku tidak akan sadar. Harapan itu seketika hancur saat mereka melihatku yang ada dihadapkan mereka, jika aku masih yang dulu maka aku sangat menikmati pemandangan ini, pemandangan orang yang kehilangan harapan.

Aku sudah berubah saat kembali kenegara ini, itu juga berkat bantuan dari seseorang. Aku tetap tersenyum kepada mereka yang sekarang sedang panik, aku tidak takut jika mereka menyerangku karena disekitar sini ada banyak orang yang berjalan, selain itu area sini juga dipantau oleh CCTV.

"Mengapa kalian terkejut ,Senpai?" Aku bertanya kepada mereka yang terkejut saat melihatku.

"A-apa maumu!!?" Ucap salah satu dari mereka dengan nada ketakutan.

Mengapa mereka harus takut denganku? Aku bukanlah iblis yang akan membunuh mereka. Mereka mudah sekali kehilangan ketenangan diri mereka, hanya ada sedikit orang yang tidak mudah kehilangan ketenangan mereka, contohnya adalah aku, Ri-Chan dan pria berambut coklat dikelas ku.

"Aku hanya ingin menyapa para Senpai " Ucap ku.

"Jangan bercanda!!! Katakan apa tujuanmu!!?" Ucap salah satu dari mereka dengan nada tinggi, karena taman agak jauh dari jalanan jadi tidak ada yang mendengar suara itu.

Classroom Of The Elite : True Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang