Chapter - 03

1.5K 193 2
                                    

<Ren POV>

Hahh.....

Karena aku tidak mendapatkan tempat duduk dibis, aku harus berdiri seperti sekarang ini. Aku benar benar menyesal telah menaiki bis, jika aku tahu akan seperti ini maka lebih baik naik mobil saja. Aku ingin membaca buku cerita yang belum aku tamatkan, alasan aku ingin tempat duduk adalah agar aku bisa baca dengan tenang.

Biasanya aku membaca buku dengan posisi duduk ditempat yang nyaman dikarenakan saat aku membaca aku mematikan fungsi alat yang ada dileherku. Aku tidak akan mendengar apapun yang berarti aku tidak bisa diganggu oleh keributan disekitarku. Karena aku kehilangan fungsi kakiku maka aku membutuhkan posisi duduk untuk melakukan itu.

Aku tidak bisa membaca dengan tenang sekarang karena aku berada dalam posisi berdiri. Tidak perlu dipikirkan lagi, sekarang aku jadi ingin sampai disekolah dengan cepat agar bisa melanjutkan buku cerita yang belum aku selesaikan.

"Maaf, bisa kau berikan tempat dudukmu?" Terdengar suara wanita yang membuatku melirik kearahnya. Wanita itu berambut kecoklatan serta memakai pakaian sekolahku.

Dia sedang meminta seorang pria yang duduk dikursi prioritas untuk menyerahkannya kepada wanita tua yang tadi menunggu bis bersamaku. Pria berambut pirang yang juga menggunakan pakaian sekolahku terlihat tidak mempedulikan permintaan wanita itu.

"Wah, Wah, pretty girl. Meski ini kursi prioritas, tapi tidak ada hukum yang mewajibkanku untuk memberikannya. Kau ingin aku menyerahkan kursiku hanya karena aku masih muda? Benar benar tidak masuk akal. Memang aku masih muda, tapi berdiri tetaplah membutuhkan stamina yang lebih banyak daripada duduk. Kenapa aku harus melakukan sesuatu yang merugikan dan tidak bermanfaat bagiku?" Ucap pria itu dengan mata tertutup seakan tidak peduli dengan orang orang yang memperhatikannya.

Dia benar, tidak ada hukum yang mewajibkan  dia memberikan kursinya, itu adalah hak diri sendiri dimana kau ingin memberikan tempat duduk itu atau tidak. Dan dia juga benar bahwa berdiri lebih menghabiskan stamina daripada duduk, mungkin itu sudah diketahui semua orang. Aku juga bisa meminta orang yang duduk untuk memberikan kursinya padaku jika aku bilang bahwa aku mengalami cedera.

Mungkin Itu tidak ada gunanya juga, karena seperti yang pria itu katakan bahwa mereka tidak memiliki kewajiban untuk memberikan aku kursinya meskipun aku mengalami cedera.

"Tapi, kau akan terhitung telah berkontribusi pada masyarakat. Apalagi untuk berdiri saja nenek ini sudah kesulitan" Wanita itu memberikan komentarnya kepada pria yang menolak memberikan kursinya.

Jika mengandalkan kelemahan fisik dapat membuat semua orang berubah pikiran maka aku bisa berbuat apapun. Fisikku bisa dikatakan lemah karena aku tidak bisa memaksakan tubuhku. Jika aku terus berdiri seperti ini tanpa mengistirahatkan kakiku  maka aku bisa saja mengalami pusing atau bahkan pingsan.

Otak merupakan organ awal saat manusia dibentuk yang berarti otak tersambung kebanyak organ lainnya. Aku kehilangan fungsi kaki juga saat aku mengalami kerusakan otak. Jadi beban yang ada dikakiku juga adalah beban diotakku maka dari itu aku bisa saja merasa pusing.

"Aku tidak tertarik berkontribusi pada masyarakat. Lagi pula, bagaimana dengan orang yang sedang duduk - duduk itu? Perbedaan antara kursi prioritas dan kursi biasa bukanlah sesuatu yang penting bagiku." Pria itu lagi lagi menyatakan pendapatnya. Dia menolak untuk memberikan kursinya.

"Tidak apa apa, nenek baik baik saja..... Terima kasih" Ucap wanita tua /nenek itu dengan senyuman kepada wanita yang ingin membantunya itu.

"Permisi semuanya, apa ada yang bersedia memberikan kursinya?" Ucap wanita itu yang tidak menyerah untuk membantu mencarikan kursi untuk nenek itu duduk.

Classroom Of The Elite : True Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang